PONOROGO

23 04 2009

Asma'Ulhusna

nadia ponorogo
Nadia Ponorogo

namui1 ponorogo fto1-148 ponorogo

masjid kyai ageng besari kertosari ponorogo tampak Masjid Kyai Ageng Besari Kertosari Ponorogo kondangan di Masjid Kyai Ageng Besari Ponorogo

PENGHAYATAN TAUHID SEJATI

TAUHID SEJATI selamat

Manusia itu sesungguhnya mati, kecuali yang berilmu, yang berilmu pula  tertidur, kecuali yang mengamalkan ilmunya, yang mengamalkanya pula tertipu, kecuali yang Ikhlas. maka,        ingatlah, janganlah tertipu, walaupun, penipuan yang tidak disadari, ingatlah, apabila nyata ketiadaan dirimu itu, maka nyatalah yang ADA, siapakah yang Ada  itu? tidak lain, KEBENARAN (Al Haq), oleh itu, “matikanlah dirimu sebelum kamu mati”, maka, siapakah yang ada setelah kematian dirimu itu? tidak lain, ALLOH JALLA JALAALAH ( Al Haq) lah yang Ada. Setelah Dia yang ada, maka selain dariNya adalah, fatamorgana, hanya bayangan, hanya kekosongan,  dan sesungguhnya Dialah yang meliputi kekosongan dan ketiadaan dirimu itu, maka ingatlah, kekosongan dirimu itulah, dan ketiadaan dirimu itulah, SINGGAHSANA  NYA, dan di situlah Dia bersemayam, bukan pada  jasadmu, bukan pada  jiwamu, bukan di hatimu, dan bukan juga pada  ruhmu. oh,, betapa indahnya ini, tiada yang lain bagi yang mengerti. thank for hajirikhusuk jhr ( Editor :Murid dari Kyai H. Mohammad Hunaini )

MAKAM WALI 7 DI PULAU BALI

wali7 wali 7 bali

Jama’ah Istighotsah kanzul arsy wal wanaqibul karomah  Ponorogo- Magetan  yang di asuh KH. M. HUNAINI, ditakdirkan Alloh mengadakan Rihlah ke Bali, berangkat  tanggal 8 juni 2012, Wali 7 Bali tersebut adalah : 1. Pangeran Mas Sepuh atau Raden Amangkuningrat di kab. Badung terkenal dengan makam keramat pantai seseh, 2. Chabib Umar bin Maulana Yusuf al Magribi makamnya diatas bukit bedugul, kab. Tabanan 3. Chabib ali bin Abu Bakar bin Umar bin abu bakar al Hamid , makamnya di Kampung Islam,  desa Kusamba kab.  Klungkung , terkenal dengan makam keramat Kusamba. 4. Syeh Maulana Yusuf Al Baghdi Al-Maghribi. Di kab. Karangasem dikenal dengan Makam Keramat Kembar. 5. Chabib Ali bin Zainul Abidin Al idrus di kab. Klungkung  6. Syeh Abdul Qadir Muhammad (The kwan lie) di kab. Buleleng 7. Chabib Ali bin Umar bin Abu Bakar Bafaqih kab. Jembrana dikenal dengan makam keramat Loloan. Kesimpulan dari wali 7 di Bali kurang lebih dapat digambarkan bahwasanya sebenarnya awal mula penduduk hindu di bali adalah berasal dari tanah jawa yaitu dari hindu majapahit, diwaktu itu tersingkir oleh islam sehingga ke bali, namun Negara Indonesia adalah Negara demokat sehingga sampai sekarang penduduk Bali mayoritas beragama Hindu, Melihat dari para pendakwah islam yang hal ini terwakili oleh wali 7 Bali, dari beberapa wali riwayatnya banyak yang meninggal dunia dekat dengan pantai, artinya banyak wali yang ke Bali belum sempat berdakwa sudah diserang penduduk dan dibunuh, tapi berkat Rahmat Tuhan Alloh yang Kuasa, walaupun sudah berbentuk nisan atau makam tapi auranya keislaman aura kebenaran  dapat dirasakan oleh orang Islam maupun Hindu, buktinya warga Islam dan Hindu hidup rukun, gotong royong dan saling asah asuh, saling menghormati walaupun beda kepercayaan. Agama dari dulu hingga Islam adalah pola pengajaran yang benar, tak juga Hindu dapat dilihat maasyarakat hindu sangat mengutamakan disiplin dan ibadah dengan benar contohnya : di persawahan Bali  pasti ada purinya, katanya dewa padi yaitu Sri , kalau kita islamkan bahwa semua kegiatan bekerja harus ditujukan ibadah kepada Alloh, di Bali di setiap rumah adat ada 5 bangunan puri yang maksudnya bangunan untuk dewa2 mereka untuk ibadah , di islam seyogyanya di setiap rumah harusnya ada Musolla atau Masjid untuk ibadah , di pasar bali ada bangunan puri dewa uang , di Islam di setiap tempat walaupun pasar, kerja dan belanja harus diniatkan ibadah semata2 karena Alloh SWT. Di Hindu ada ajaran semedi, di Islam ada ajaran dzikir sirri dan lain-lain. Jadi intinya innama a’malu binniat sangat diutamakan manusia sebagai hamba Alloh . Wallohu A’lam.





CAMPUR POST

17 03 2009

Asma'ul Husna Asma’ul Husna ….. dalam Hakekat adalah di Qolbu

unca-copy cimg3534-copy

fto1-253-copycimg2584-copy masjid Kyai Ageng Besari Kertosari Ponorogo

SILSILAH KYAI AGENG BESARI KERTOSARI PONOROGO

SILSILAH MBAH KYAI AGENG BESARI KERTOSARI PONOROGO

Jalur KE ATAS

  1. Mbah Kyai Ageng Besari putra dari Mbah Kyai Musa (Mbah pengulu)
  2. Mbah Kyai Musa putra dari Mbah Kyai Pithi
  3. Mbah Kyai Pithi putra dari Joko Tingkir (Sultan Pajang)
  4. Joko Tingkir putra dari Kyai Ageng Kebo Kenongo
  5. Kyai Ageng Kebo Kenongo putra dari Raden Joko Sengoro
  6. Raden Joko Sengoro putra dari Raden Asmoro Sekar
  7. Raden Asmoro Sekar putra dari Raden Asmoro Dewi
  8. Raden Asmoro Dewi putra dari Raden Putri Hadi, Raden Putri Hadi dikawin Raden Handayaningrat Adipati Pengging
  9. Raden Putri Hadi putra dari Raden Brawijaya terakhir / pungkasan

Selain yang diatas: Mbah Kyai Ageng Besari juga sebagai Panglima Perang PANGERAN DIPONEGORO ( Rembang )

Nama Kyai Ageng Besari Juga menjadi NAMA Masjid Tua di buat Tahun 1840, sekaligus pendiri masjid tsb. di Desa Kertosari, kecamatan Babadan, Kab. Ponorogo

SILSILAH MBAH KYAI AGENG BESARI KERTOSARI PONOROGO

Jalur KE BAWAH

Mbah Kyai Ageng Besari itu punya anak 5 (lima) yang tiga perempuan , yang dua lelaki

  1. Anak pertama perempuan dikawin Mbah Kertomejo dari trenggalek
  2. Anak kedua perempuan dikawin Mbah Haji Abu Kasan
  3. Anak ketiga perempuan dikawin Mbah Haji Abdul Karim
  4. Anak keempat lelaki namanya Kyai Haji Abdul Fatah
  5. Anak kelima lelaki namanya Sukro , meninggal di Singapura dan belum kawin

SILSILAH MBAH KERTOMEJO

Mbah Kertomejo punya anak 5 (lima) namanya sebagai berikut

  1. Mbah Haji Ibrahim
  2. Mbah Uwir
  3. Mbah Kerto Pulee
  4. Mbah Haji Khussin
  5. Mbah Lahman

SILSILAH MBAH HAJI ABU KASAN

Mbah Haji Abu Kasan punya anak sebagai berikut

  1. Mbah Haji Kasim
  2. Mbah Haji Hasyim
  3. Mbah Haji Saleh
  4. Mbah Haji Edris (suaminya Bu Suci)
  5. Mbah Morakib

SILSILAH MBAH KYAI HAJI ABDUL FATAH

Mbah Kyai Haji Abdul Fatah punya anak 3 (tiga) dua lelaki dan satu perempuan

  1. Mbah Kyai Mohammad Sis
  2. Mbah Nyai Asih ( kawin dengan Kyai Sayuti (Putra dari K. Ishak Coper ))
  3. Mbah Kyai Sahar

SILSILAH MBAH KYAI MOHAMMAD SIS

Mbah Kyai Mohammad Sis punya anak sebagai berikut

  1. Mbah Jamal tinggal di Patihan Kidul cinan
  2. Mbah Sujiyati tinggal di Kertosari dikawin Mbah H.Abdul Aziz
  3. Mbah Sumilah tinggal di Cokromenggalan dikawin Mbah Markun
  4. Mbah Sumiyati tinggal di Kertosari dikawin Mbah Zaenal Durisawo
  5. Mbah Mukalis  kawin dengan Sutinah tinggal di Kertosari

SILSILAH MBAH NYAI ASIH (dikawin oleh  Kyai SAYUTI)

Mbah Nyai Asih punya anak sebagai berikut

  1. Mbah Kyai Imam Mubbari tinggal di Kertosari
  2. Mbah Kyai  Haji Mohammad Qolyubi tinggal di Kertosari
  3. Mbah Nyai Sulasikin tinggal di Pasar Pon Patihan Wetan
  4. Mbah Nyai Ajnikatin tinggal di Jetis dikawin Kyai Bajuri
  5. Mbah Nyai Indiyah tinggal di Banyuwangi dikawin Kyai Sujak

SILSILAH MBAH KYAI SAHAR

Mbah Kyai Sahar punya anak sebagai berikut

  1. Mbah Syamsiyah tinggal di Kertosari dikawin oleh Mbah Palal
  2. Mbah Hj.Isminah tinggal di Kertosari dikawin oleh K.H. Moh. Muhyar
  3. Mbah K.H. Masruri Sahar tinggal di Kertosari kawin dengan Hj. Sutini
  4. Mbah Hj.Siti Asiyah tinggal di kertosari dikawin oleh Mbah H. Syamsudin
  5. Mbah Siti Hartini  meninggal dan belum nikah/kawin
  6. Mbah Hj.Siti Riyamah tinggal di Kertosari dikawin oleh K.H.Moh.Qolyubi
  7. Mbah Jaenuri tinggal di Kertosari
  8. Mbah Siti Sundari tinggal di Kranggan Sukorejo dikawin oleh Mbah Amir
  9. Mohammad Dahwan meninggal diwaktu masih kecil

10.  Mbah Hj.Siti Khoiriyah tinggal di Tonatan dikawin oleh Mbah H. Muhtar

11.  Mbah Hj.Siti Rukayah tinggal di Jakarta dikawin  oleh Mbah H.Moh. Jamil

KITA AMBIL SATU JALUR DARI MBAH Hj.ISMINAH

SILSILAH Mbah Hj. Isminah Menikah dengan KH. Moh. Muhyar (Brotonegaran)

Tinggal di Kertosari Mempunyai anak 3 orang

  1. Bpk. Moh Muhtar Muhyar
  2. Ibu Hj. Istihariyah
  3. Ibu Hj. Istirohatin

SILSILAH MOH. MUHTAR MUHYAR menikah dengan NUNIK NIHAYA (panjeng)

Mempunyai anak 3 orang , dua lelaki, satu perempuan :

  1. Moh. Firdaus meninggal diwaktu bayi
  2. Zahria Ulfa
  3. Moh.Nafhan Muflihi

SILSILAH Hj. ISTIHARIYAH menikah dengan KH.M. SJAMSUL HUDA (Jombang)

Mempunyai anak 2 orang, satu perempuan, satu lelaki:

  1. Hj. Haniatul Rofida
  2. H. Moh. Afthon Muzakki

SILSILAH Hj. ISTIROHATIN menikah dengan H. HARUN ISMAIL  (Jambi)

Bertempat tinggal di Jakarta , mempunyai anak 3 orang semua perempuan :

  1. Dian Rifatul Zuhaida
  2. Ellisatul Hasanah
  3. Hardina Fida

SILSILAH Zahria Ulfa menikah dengan K. Abdurrahman (cirebon)

Mempunyai 6 anak

SILSILAH Hj.HANIATUL ROFIDA menikah dengan H. AHMAD ROFIQUEL AKHSAN (sby)

Mempunyai anak 2 Orang:

  1. LAYLIA FARIHA
  2. MOH. REZA ILQONI

SILSILAH H. MOH. AFTHON MUZAKKI menikah dengan SITI AISYAH (ngampel denta Sby)

Mempunyai anak 2 orang

  1. AHMAD ABDA ZUHDI
  2. MUIZZA NADIA PUTRI

SILSILAH DIAN RIFATUL ZUHAIDA menikah dengan SANI SANJOTO ( Solo)

Mempunyai anak 2 orang anak

Data ini dari KH. Masruri Sahar diedit diolah kembali oleh H.Moh. Afthon Muzakki 25/06/2009

CIMG2729 jakarta ghoji jomb dulur ponorogo

Keris panjang ayah dan umi malang ponorogo Keluarga H. Husein Surabaya Ampel komplek Masjid Kyai Ageng Besari Ponorogo





Makam Wali

2 03 2009
Makam Sunan Giri (Peziaroh)

Makam Sunan Giri (Peziaroh)

ponorogo

ponorogo

KBIH ISID GONTOR

KBIH ISID GONTOR

haji ponorogo

haji ponorogo

ponorogo

ponorogo

semoga haji mabrur

semoga haji mabrur

Wifiq Sulaiman Naqsabandiyah Doa Nurbuwat Abdul qodir Jaelani Syeikh Bahauddin Naqsabandi Makam Abdul qodir Jaelani di Iraq

 

Jamaah Kanzul Arsy Wa Manaqibul Karomah (Ponorogo-Magetan)

Jamaah Kanzul Arsy Wa Manaqibul Karomah (Ponorogo – Magetan)

RISALAH  MAKAM  MBAH  PRIUK (Jakarta Utara)

 foto Mbah priuk

Mbah priuk atau dikenal sebagai “Al Arif Billah Sayyidina Al Habib Hasan bin Muhammad Al Haddad  RA”,  Sang Waliyulloh dilahirkan di Ulu Palembang Sumatera Selatan pada Tahun 1727M , setelah dewasa sang  Wali menimba ilmu ke Yaman meneruskan datuknya yang dikenal dengan sebutan Shohibul Ratib Al Hadad, di Tahun 1756M dalam usia 29 dari Yaman pulang ke Palembang, sang Wali dengan 3 teman orang azami pergi dari Palembang ke Pulau Jawa dengan tujuan syiar Agama Islam sambil berziarah ke Shohibul Luar Batang Jakarta, Sunan Gunung Jati Cirebon dan Sunan Ampel Surabaya, dalam perjalanan di laut selalu dikejar2 tentara Belanda tetapi berkat Karomah dari Alloh SWT, sang Wali tetap selamat sampai Tujuan.  Hal yang perlu diingat didalam perjalan laut dengan perahu sempat ditempa ombak besar hingga semua porah poranda, yg tersisa hanya tempat menanak nasi (priuk) dan sisa2 beras tercecer, dengan karomah yang ada setelah beberapa hari tidak makan di laut , maka sang Wali memasukkan jubahnya ke priuk yang ada , Alhamdulillah didalam priuk tersebut telah ada nasi yang siap untuk dimakan. Sampai akhirnya perahu yang dinaiki pecah yang menyebabkan 3 teman azami meninggal, sehingga tinggal priuk yang dipakai sang Wali untuk ketepian laut, maka sejak itu terkenal denga karomah dari sang Wali atau Mbah Priuk . Semestinya  tempat2 makam Wali Agung semacam Mbah Priuk harus dilestarikan oleh Negara sebab Mayoritas Indonesia adalah Islam sedangkan sejarah  islam berasal dari para Wali yang bersejarah menyebarkan islam di tanah Jawa. Inilah Foto kenangan waktu ke Makam Mbah Priuk (Jakarta Utara)

kanzul arsy mbah priuk ponorogo magetan di jakarta kanzul arsy2 mbah priuk ponorogo magetan di jakarta2

ziarah makam wali mbah priuk jamaah kanzul arsy  jamaah kanzul arsy di makam mbah priuk

jamaah kanzul arsy di M. Sunan Gunung Jati kanzul arsy di makam pangeran jayakarta jakarta jamaah kanzul arsy di jakarta

 





Makkah dan Islamic File

28 02 2009

Alloh Muhammad bismillahirrohmaanirrohiim

Nabi  NUH AS BERTAWASSUL Kepada ROSULULLOH

kapal nabi nuh as makam Muhammad saw

Pada bulan Juli 1951 sebuah tim yang terdiri dari ahli-ahli Rusia melakukan penelitian terhadap Lembah Kaat. Sepertinya mereka tertarik untuk menemukan sebuah tambang baru di daerah tersebut. Dalam penelitiannya mereka menemukan beberapa potong kayu di daerah tersebut berserakan. Mereka kemudian mulai menggali tempat tersebut dengan tujuan untuk menemukan sesuatu yang berharga. Tetapi alangkah terkejutnya mereka ketika menemukan kumpulan potongan-potongan kayu tertimbun di situ. Salah seorang ahli yang ikut serta memperkirakan, setelah meneliti beberapa lapisanya, bahwa kayu-kayu tersebut bukanlah kayu yang biasa, dan menyimpan rahasia yang sangat besar di dalamnya.Mereka mengekskavasi tempat tersebut dengan penuh keingintahuan. Mereka menemukan cukup banyak potongan-potongan kayu di daerah penggalian tersebut, dan di samping itu mereka juga menemukan hal-hal lain yang sangat menarik. Mereka juga menemukan sepotong kayu panjang yang berbentuk persegi. Mereka sangatlah terkejut setelah mendapati bahwa potongan kayu yang berukuran 14 X 10 inchi tersebut ternyata kondisinya jauh lebih baik dibandingkan potongan-potongan kayu yang lain. Setelah waktu penelitian yang memakan waktu yang cukup lama, hingga akhir tahun 1952, mereka mengambil kesimpulan bahwa potongan kayu tersebut merupakan potongan dari bahtera Nabi Nuh a.s. yang terdampar di puncak Gunung Calff (Judy). Dan potongan (pelat) kayu tersebut, di mana terdapat beberapa ukiran dari huruf kuno, merupakan bagian dari bahtera tersebut.Setelah terbukti bahwa potongan kayu tersebut merupakan potongan kayu dari bahtera Nabi Nuh a.s., timbullah pertanyaan tentang kalimat apakah yang tertera di potongan kayu tersebut. Sebuah dewan yang terdiri dari kalangan pakar dibentuk oleh Pemerintah Rusia di bawah Departemen Riset mereka untuk mencaritahu makna dari tulisan tersebut. Dewan tersebut memulai kerjanya pada tanggal 27 Februari 1953.Berikut adalah nama-nama dari anggota dewan tersebut : 1. Prof. Solomon, Universitas Moskow, 2. Prof. Ifa Han Kheeno, Lu Lu Han College, China, 3. Mr. Mishaou Lu Farug, Pakar fosil, 4. Mr. Taumol Goru, Pengajar Cafezud College, 5. Prof. De Pakan, Institut Lenin, 6. Mr. M. Ahmad Colad, Asosiasi Riset Zitcomen, 7. Mayor Cottor, Stalin College. Kemudian ketujuh orang pakar ini setelah menghabiskan waktu selama delapan bulan akhirnya dapat mengambil kesimpulan bahwa bahan kayu tersebut sama dengan bahan kayu yang digunakan untuk membangun bahtera Nabi Nuh a.s., dan bahwa Nabi Nuh a.s. telah meletakkan pelat kayu tersebut di kapalnya demi keselamatan dari bahtera tersebut dan untuk mendapatkan ridho Illahi.. Terletak di tengah-tengah dari pelat tersebut adalah sebuah gambar yang berbentuk telapak tangan dimana juga terukir beberapa kata dari bahasa Saamaani.Mr. N.F. Max, Pakar Bahasa Kuno, dari Mancester, Inggris telah menerjemahkan kalimat yang tertera di pelat tersebut menjadi:”Ya Allah, penolongku! Jagalah tanganku dengan kebaikan dan bimbingan dari dzatMu Yang Suci, yaitu Muhammad, Ali, Fatima, Shabbar dan Shabbir. Karena mereka adalah yang teragung dan termulia. Dunia ini diciptakan untuk mereka maka tolonglah aku demi nama mereka.”. Semuanya sangatlah terkejut setelah mengetahui arti tulisan tersebut. Terutama yang membikin mereka sangatlah bingung adalah kenapa pelat kayu tersebut setelah lewat beberapa abad tetap dalam keadaan utuh dan tidak rusak sedikitpun.Pelat kayu tersebut saat ini masih disimpan dengan rapih di Pusat Penelitian Fosil Moskow di Rusia. Jika anda sekalian mempunyai waktu untuk mengunjungi Moskow, maka mampirlah di tempat tersebut, karena pelat kayu tersebut akan menguatkan keyakinan anda terhadap kedudukan Ahlul Bayt a.s. Terjemahan kalimat tersebut telah dipublikasikan antara lain di : 1. Weekly – Mirror, Inggris 28Desember 1953, 2. Star of Britain, London, Manchester 23 Januari 1954, 3. Manchester Sunlight, 23Januari 1954, 4. London Weekly Mirror, 1Februari 1954, 5. Bathraf Najaf, Iraq 2 Februari 1954, 6. Al-Huda, Kairo 31 Maret 1954, 7. Ellia – Light, Knowledge & Truth, Lahore 10 Juli 1969, Diposkan oleh Jafar

Surat Al-Baqarah ayat 37 – Nabi Adam (as) bertawasul dengan hak Rasulullah saw dan Ahlulbait

Posted by Syamsuri Rifai

Allah swt berfirman:

فتلقى آدم من ربه كلمات فتاب عليه

“Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya,” (Qur’an surah al Baqarah ayat 37), Jalaluddin As-Suyuthi dalam tafsirnya Ad-Durrul Mantsur ketika menafsirkan ayat ini, mengatakan: Ibn Abbas pernah bertanya kepada Rasulullah saw tentang “Kalimat-kalimat yang diterima oleh Adam dari Tuhannya lalu Dia menerima taubatnya”. Rasulullah saw bersabda: “Adam memohon kepada Allah dengan hak Muhammad, Ali, Fatimah, Al-Hasan dan Al-Husein (sa), kemudian Allah menerima taubatnya.”, (Kanzul Ummal 1: 234).
Imam Ali bin Abi Thalib (sa) pernah bertanya kepada Rasulullah saw tentang firman Allah “Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya “(Al-Baqara: 36). Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah menurunkan Adam di India, Hawa’ di Jeddah, Iblis di Misan, dan ular di Ashbahan, ular itu berkaki seperti kaki onta. Adam tinggal di India selama seratus tahun menangisi kesalahannya sehingga Allah mengutus Jibril kepadanya dan berfirman: “Wahai Adam, bukankah Aku menciptakanmu dengan tangan-Ku? Bukankah Aku meniupkan ruh-Ku ke dalam dirimu? Bukankah para malaikat-Ku telah sujud kepadamu? Bukankah Aku telah menjadikan Hawa sebagai isterimu? Adam menjawab: Semua itu benar. Kemudian Allah swt bertanya: Mengapa kamu menangis? Adam menjawab: Bagaimana aku tidak menangis sementara aku dikeluarkan dari sisi Yang Maha Pengasih. Kemudian Allah swt berfirman: “Hendaknya kamu bertaubat dengan kalimat-kalimat ini, sesungguhnya Allah akan menerima taubatmu dan mengampuni dosamu. Ucapkan olehmu:

اللّهم إني أسالك بحق محمّد وآل محمّد، سبُحانك لا إله إلاّ أنت، عملت سوءاً وظلمت نفسي، فتب عليّ إنك أنت التواب الرحيم، اللّهم إني أسألك بحق محمّد وآل محمّد، عملت سوءاً وظلمتُ نفسي فتُب عليّ إنك أنت التواب الرحيم

Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan hak Muhammad dan keluarga Muhammad. Maha Suci Engkau tiada Tuhan kecuali Engkau, aku telah melakukan kesalahan dan menzalimi diriku, maka terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Penerima taubat dan Maha Menyayangi. Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan hak Muhammad dan keluarga Muhammad, aku telah melakukan kesalahan dan menzalimi diriku, maka terimalah taubatku, sesungguhnya Engkau Maha Menerima taubat dan Maha Menyayangi. Kemudian Rasulullah saw bersabda: “ kalimat-kalimat inilah yang diterima oleh Adam.” (Kanzul ‘Ummal 1: 234, hadis ke 4237),
Hadist  tersebut dengan segala macam redaksinya juga terdapat di dalam kitab:

1. Manaqib Ali bin Abi Thalib, Al-Maghazili Asy-Syafi’i, halaman 63, hadis ke 89.

2. Yanabi’ul Mawaddah, Al-Qundusi Al-Hanafi, halaman 97 dan 239, cet. Islambul; halaman 111, 112, 283, cet. Al-haidariyah. 3. Muntakhab kanzul ‘Ummal, Al-Muntaqi Al-Hindi (catatan pinggir) Musnad Ahmad bin Hambal, jld 1, hlm 419.  4. Al-Ghadir, Al-Amini, jilid 7, halaman 300. 5. Ihqaqul Haqq, At-Tustari, jilid 3, halaman 76.

Nasab (garis keturunan) Nabi saw

Dalam Kanzul Ummal 6: 300, kitab Fadhail, hadis ke 35512 disebutkan:Ibnu Abbas berkata, aku mendengar Nabi saw bersabda: “Aku adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muththalib bin Hasyim bin Abdil Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’b bin Luay bin Ghalib bin Fahr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nazzar bin Ma’da bin ‘Adnan bin Adda bin Udada bin Hamyasa’ bin Yasyhab bin Nabat bin Jamil bin Qaidar bin Ismail bin Ibrahim bin Tarikh bin Nahur bin Asyu’ bin Ar’us bin Faligh bin ‘Abar (Hud) bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lumka bin Mutawasysyalikh bin Akhnukh (Idris) bin Azda bin Qinan bin Anwasy bin Syayts bin Adam (as). ”Al-Muttaqi Al-Hindi mengatakan: Hadis ini diriwayatkan oleh Ad-Daylamni.Dalam Kanzul Ummal 6: 106, kitab Fadhail, hadis ke 32010 disebutkan:Rasulullah saw bersabda: “Aku dan Adam berada di surga dalam sulbinya, aku menaiki bahtera dalam sulbi ayahku Nuh, aku dilemparkan ke dalam api dalam sulbi Ibrahim, ayah-ayahku tidak pernah tersentuh oleh perzinaan. Allah senantiasa memindahkan aku dari sulbi yang baik ke dalam rahim yang suci, suci dan memberi petunjuk. Tidaklah tumbuh dua cabang kecuali aku yang terbaik. Allah menjadikan kenabian sebagai perjanjian (mitsaq)ku dan Islam sebagai perjanjian (‘ahd)ku. Allah menginformasikan sebutanku dalam Taurat dan Injil, menjelaskan sifat-sifatku kepada setiap nabi, memancarkan cahayaku ke muka bumi, menaungi wajahku dengan awan, mengajarkan kepadaku kitab-Nya, memuliakanku di langit-Nya, menjadikan namaku dari asma-Nya, Pemilik Arasy adalah Al-Mahmud dan aku adalah Muhammad. Allah berjanji padaku bahwa mereka yang mencintaiku akan berada di telaga Haudh dan Kautsar. Dia menjadikan aku orang yang pertama memberi syafaat dan diizinkan untuk memberi syafaat. Kemudian Dia menghadirkan aku pada abad yang terbaik bagi ummatku, mereka adalah orang-orang yang terpuji, melaksanakan amar ma’ruf dan nahi munkar.”Al-Muttaqi Al-Hindi mengatakan: Hadis ini diriwayatkan oleh Ibnu Asakir dan Ibnu Abbas.Dalam Thabaqat Al-Kubra Ibnu Sa’d, jilid 1, bagian 1: 31, dzikr ummahat Rasulillah saw, disebutkan:Imam Ali bin Husein (sa) berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:“Sesungguhnya aku dilahirkan dari pernikahan, aku belum pernah dilahirkan dari perzinaan sejak dari Adam. Aku belum pernah sedikit pun tersentuh oleh perzinaan kaum jahiliyah, aku belum pernah dilahirkan kecuali dari kesucian pernikahan.”
Allamah Sayyid Murtadha, penulis kitab “Fadhâil Al-Khamsah min Ash-Shihhah As-Sittah”, mengatakan: Hadis tentang bahwa Nabi saw dilahirkan dari pernikahan bukan dari perzinaan banyak sekali.

Nabi saw manusia terbaik, nasab, suku dan keturunannya

Dalam Shahih At-Tirmidzi 2: 269, kitab manaqib, bab keutamaan Nabi saw, hadis ke 3608 disebutkan:Abu Wida’ah berkata: pada suatu hari Ibnu Abbas datang kepada Rasulullah saw, seakan-akan beliau mendengar sesuatu, kemudian beliau naik ke mimbarnya dan bersabda: “Siapakah aku?” Sahabat menjawab: Engkau Rasul Allah, salam atasmu. Kemudian Rasulullah saw bersabda:“Aku adalah Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muththalib. Sesungguhnya Allah menciptakan makhluk, maka menjadikan aku yang terbaik dari mereka dalam golongan, kemudian menjadikan mereka dua golongan, dan menjadikan aku yang terbaik dari mereka dalam golongan. Kemudian menjadikan mereka bersuku-suku, dan menjadikan aku yang terbaik dalam suku. Kemudian menjadikan mereka dalam keluarga-keluarga, dan Allah menjadikan keluargaku yang terbaik dalam semua keluarga mereka, dan yang terbaik dalam nasab (garis keturunan).” Dalam Mustadrak Al-Hakim 4: 73, kitab ma’rifah Ash-shahabah, fadhail Quraisy, disebutkan:Abdullah bin Umar berkata: Pada suatu hari ketika kami duduk di halaman rumah Nabi saw ada seseorang perempuan lewat di dekat kami, kemudian salah seorang laki-laki dari suatu kaum berkata: Ini puteri Muhammad saw. Kemudian Abu Sofyan berkata: Muhammad di Bani Hasyim seperti tanaman di tengah-tengah jerami. Kemudian perempuan itu pergi dan menceritakan kepada Nabi saw. Kemudian Nabi saw keluar dan nampak marah di wajahnya lalu bersabda:“Alangkah menyakitkan kata-kata yang sampai padaku tentang suatu kaum? Sesungguhnya Allah swt menciptakan tujuh langit dan memilih yang tertinggi, kemudian menempatkan padanya makhluk yang dikehendaki-Nya. Kemudian Dia menciptakan makhluk lalu memilih keturunan Adam dari makhluk-Nya, memilih arab dari keturunan Adam, memilih keturunan Mudhar dari kalangan arab, memilih suku quraisy dari keturunan Mudhar, memilih Bani Hasyim dari suku quraisy, dan memilih aku dari Bani Hasyim. Aku adalah dari Bani Hasyim dari orang-orang pilihan. Barangsiapa yang mencintai orang arab karena mencintaiku maka aku mencintai mereka, barangsiapa yang membenci orang arab karena membenciku maka aku membenci mereka.”, Dalam Dzakhair Al-‘Uqba: 10, bab keutamaan quraisy, Muhibuddin Ath-Thabari menyebutkan:Watsilah bin Asqa’ berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:“Sesungguhnya Allah memilih Ibrahim dari keturunan Adam kemudian menjadikan ia kekasih-Nya. Dia memilih Ismail dari keturunan Ibrahim, kemudian memilih Nizar dari keturunan Ismail, kemudian memilih Mudhar dari keturunan Nizar, kemudian memilih Kinanah dari Mudhar, kemudian memilih quraisy dari kinanah, kemudian memilih Bani Hasyim dari quraisy, kemudian Bani Abdul Muththalib dari Bani Hasyim, kemudian memilihku dari Bani Abdul Muththalib.” Muhibuddin Ath-Thabari mengatakan: Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Qasim bin Yusuf As-Sahmi, diriwayatkan juga secara ringkas oleh Muslim, At-Tirmidzi dan Abu Hatim. Dalam Kanzul Ummal 6: 108, kitab Fadhail, hadis ke 32044 disebutkan:Rasulullah saw bersabda:“Aku adalah manusia yang paling mulia dalam garis keturunan, tapi aku tidak membanggakan. Aku adalah manusia yang paling mulia dalam kadarnya,tapi aku tidak membanggakan. Wahai manusia, barangsiapa yang datang kepada kami maka kami akan datang kepadanya. Barangsiapa yang memuliakan kami, maka kami akan memuliakannya. Barangsiapa yang mencatat kami, maka kami akan mencatatnya. Barangsiapa yang mengantarkan mayit kami, maka kami akan mengantarkan mayitnya. Barangsiapa yang melaksanakan hak kami, maka kami akan melaksanakan haknya. Wahai manusia, hitunglah manusia sesuai dengan kadar perhitungan mereka, bergaullah dengan manusia sesuai dengan kadar agama mereka, datangilah manusia sesuai dengan kadar pemikiran mereka, dan ajaklah manusia berpikir dengan akal kalian.” Al-Muttaqi Al-Hindi mengatakan: Hadis ini diriwayatkan oleh Ad-Daylami dari Jabir dari Rasulullah saw. Dalam tafsir Ad-Durrul Mantsur, surat Al-Ahzab: 33, Jalaluddin As-Suyuthi menyebutkan: Ibnu Abbas berkata bahwa Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah membagi makhluk menjadi dua golongan, kemudian menjadikan aku yang terbaik dari dua golongan itu. Inilah yang dimaksudkan oleh firman Allah ‘Golongan kanan .. dan golongan kiri’(Al-Waqi’ah: 27, 41). Aku adalah dari golongan kanan, dan golongan kanan yang terbaik. Kemudian membagi dua golongan itu menjadi tiga golongan, dan menjadikan aku yang terbaik dari tiga golongan itu. Inilah yang dimaksudkan oleh firman-Nya: “Yaitu golongan kanan. Alangkah mulianya golongan kanan itu. Dan golongan kiri. Alangkah sengsaranya golongan kiri itu. Dan orang-orang yang paling dahulu beriman, merekalah yang paling dahulu (masuk surga).” Aku adalah dari golongan orang-orang yang dahulu beriman, dan aku yang terbaik dari golongan orang-orang paling dahulu beriman. Kemudian Allah menjadikan tiga golongan itu menjadi suku-suku, dan menjadikan aku yang terbaik dari suku-suku itu. Inilah yang dimaksudkan oleh firman Allah swt: “Dan Aku jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal, sesungguhnya yang paling mulia dari kalian adalah kalian yang paling bertakwa.” (Al-Hujurat: 13). Aku adalah orang yang paling bertakwa dan paling mulia dari keturunan Adam, tetapi aku tidak membanggakannya. Kemudian Allah menjadikan suku-suku itu menjadi keluarga-keluarga, lalu Dia menjadikan aku dan keluargaku yang terbaik dari keluarga-keluaga itu. Inilah yang dimaksudkan oleh firman Allah swt: “Sesungguhnya Allah berkehendak menjaga kalian dari dosa-dosa hai ahlul bait, dan mensucikan kalian dengan sesuci-sucinya.” (Al-Ahzab: 33). Dengan demikian, maka aku dan ahlul baitku adalah orang-orang yang disucikan dari dosa-dosa.”Jalaluddin As-Suyuthi mengatakan: Hadis ini diriwayatkan oleh Al-Hakim, At-Tirmidzi, Ath-Thabrani, Ibnu Mardawaih, Abu Na’im dan Al-Baihaqi dari Ibnu Abbas.

Sejarah Singkat Rasulullah Muhammad al Musthafa Saw

Lagi-lagi sebuah sejarah dilupakan, seakan-akan mereka tidak pernah tahu atau mungkin tidak mau tahu, ini adalah sejarah yang tak boleh dilupakan, karena inilah sebab awal penciptaan dan akhir penciptaan, ia bermula 14 abad yang lalu di sebuah kota kecil, sebuah kota yang panas dan tandus yang dipenuhi dengan penyembahan terhadap kayu-kayu dan batu-batu yang tak dapat berbuat apa-apa dan juga disana terdapat sebuah kotak hitam yang dikelilingi oleh “berhala-berhala” yang sekarang telah berubah wujud tapi memiliki wujud “berhala” yang sama. Sungguh tak terpikirkan betapa bodoh manusia zaman itu, ialah sebuah jazirah yang disebut jazirah Arabia, perbuatan buruk dan haram, perampokan, pembunuhan bayi,minum-minuman keras, yang memusnahkan segala kebajikan dan moral menempatkan masyarakat jazirah Arabia ini dalam situasi kemerosotan yang luar biasa. Mereka terpecah-pecah menjadi kabilah-kabilah (bani/kaum).

I.Kelahiran Sang Nabi

Pada saat yang sangat kritis ini muncullah sebuah bintang pada malam yang gelap gulita, sinarnya semakin terang membuat malam menjadi terang benderang, ia bukan bintang yang biasa, tapi bintang yang sangat luar biasa, bahkan matahari di siang haripun malu menampakkan sinarnya karena bintang ini adalah maha bintang yang terlahirkan ke muka bumi, ialah cahaya dalam kegelapan, ia adalah cahaya di dalam dada, ia dikenal dengan Nama Muhammad, menurut sejarawan bintang ini tepat terlahir tanggal 17 Rabi’ul Awwal (12 Rabi’ul awwal menurut mazhab sunni) 570 M, bintang ini tak pernah padam walaupun 14 abad setelah ketiadaannya, bahkan ia semakin terang dan semakin terang, dari bintang ini terlahir 13 bintang yang lain, yang selalu menjadi hujjah bagi bintang-bintang yang sulit bersinar lainnya di setiap zamannya. Ia memiliki silsilah yang berhubungan langsung dengan jawara Tauhid melalui anaknya Ismail AS, yang dilahirkan melalui rahim-rahim suci dan terpelihara dari perbuatan-perbuatan mensekutukan Tuhan. Ia begitu suci sehingga Tuhan memerintahkan kepada Para Malaikat dan Jin untuk bersujud kepada Adam, karena cahayanya dibawa oleh Adam AS untuk disampaikan kepada maksud, ia adalah rencana Tuhan yang teramat besar yang langit dan bumipun takkan sanggup memikulnya.Peristiwa   kelahiran sang bintang dipenuhi dengan kejadian-kejadian yang luarbiasa, dimulai dengan peristiwa padamnya api “abadi” di kerajaan Persia, hancurnya sesembahan batu  di sana, dan penyerangan pasukan bergajah untuk menghancurkan Ka’bah, yang di kemudian hari menjadi kiblat baginya dan ummatnya sampai akhir zaman, namun tentara yang besar ini dihancurkan oleh burung-burung Ababil yang dikirimkan oleh Sang Pemilik kiblat (Ka’bah), karenanya tahun ini dinamakan tahun Gajah. Sudah menjadi tradisi kelahiran manusia luar biasa harus juga didahului peristiwa yang luar biasa. Muhammad namanya, ayahnya bernama Abdullah, Ibundanya Aminah, kedua orang tuanya berasal dari silsilah yang mulia yang merupakan keturunan Jawara Tauhid (Ibrahim AS). Abdullah lahir kedunia hanya untuk membawa nur Muhammad dan “meletakkannya” ke dalam rahim Aminah, Sang isteri saat itu mengandung (2 bulan) bayi yang kelak menjadi manusia besar. Setelah lama kepergian sang suami, sang isteri merasakan kesepian yang amat dalam, walaupun suaminya selalu berkirim surat. Namun pada saat lain surat tidak lagi ia terima, begitu riang hatinya ternyata ia melihat rombongan dagang suaminya telah pulang, tapi Ia amat terkejut karena tak dilihatnya suaminya, datanglah seseorang dari rombongan tersebut yang menyampaikan berita kepada Aminah, mulutnya begitu berat untuk mengucapkan kata – kata ini kepada wanita ini, ia tidak sanggup mengutarakannya, namun akhirnya terucap juga bahwa sang suami telah berpulang ke hadirat Allah Swt dan dimakamkan di abwa. Begitu goncang hatinnya mendengarkan hal ini, tak sanggup menahan tangisnya, ia menangis menahan sedih dan tak makan beberapa hari, namun ia bermimpi, dalam mimpinya seorang wanita datang dan berkata kepadanya agar ia menjaga bayi dalam janinnya dengan baik – baik. Ia berulang kali bermimpi bertemu dengan wanita tersebut yang ternyata adalah Maryam binti Imran (Ibu Isa as). Dalam mimpinya sang wanita mulia ini berkata : “Kelak bayi yang ada didalam rahimmu akan menjadi manusia paling mulia sejagat raya, maka jagalah ia baik – baik hingga kelahirannya. Saat ayahanda (Abdullah)  Muhammad yang mulia ini Wafat dalam usia 20 tahun (riwayat lain – 17 tahun), sang bintang kita ini sedang berada dalam kandungan ibunya, beberapa tahun kemudian Bunda Sang bintang menyusul suaminya dan dimakamkan di Abwa juga. Muhammad dibawa pulang oleh Ummu Aiman dan diasuh oleh kakeknya, belum lagi hilang duka setelah ditinggal Sang Bunda, ia pun harus kehilangan kakeknya ketika umurnya belum lagi menginjak delapan tahun. Setelah kepergian sang kakek, sang bintang (Muhammad) diasuh oleh pamannya, Abu Tholib, seorang putra Abdul Mutholib yang pertama menyatakan keimanannya kepada kemenakannya sendiri (Muhammad). Pemandu ilahi selalu saja dipilihkan oleh Ilahi untuk memiliki profesi sebagai seorang gembala, melalui profesi ini beliau mengarungi beberapa waktu kehidupannya untuk menjadi “gembala” domba yang lebih besar, inilah pilihan Ilahi yang memilihkan baginya sebuah jalan dimana hal ini penting bagi orang yang akan berjuang melawan orang-orang hina yang berpikiran sampai menyembah aneka batu dan pohon, ilahi menjadikannya kuat sehingga tidak menyerah kepada apapun kecuali keputusan-Nya. Ada penulis sirah yang mengutip kalimat Nabi berikut ini, “ Semua Nabi pernah menjadi gembala sebelum beroleh jabatan kerasulan.” Orang bertanya kepada Nabi,” Apakah Anda juga pernah menjadi gembala?” Beliau menjawab,” Ya. Selama beberapa waktu saya menggembalakan domba orang Mekah di daerah Qararit.” Sang bintang terlahir bukan dari kalangan orang yang teramat kaya, belum lagi ia dilahirkan sebagai seorang yatim, dan telah kehilangan Ayah, Ibu di masa kecil sebagai tempat bernaung, apa yang dapat dikatakan oleh anak kecil yang telah kehilangan kedua orang tuanya sedangkan dia sendiri masih membutuhkan naungan kedua orang tua dan kasih sayang mereka. Mari kita masuk ke jazirah Arabia lebih jauh lagi, kita dapat melihat bahwa kondisi keuangan Muhammad terbilang cukup sulit. Muhammad terkenal dengan kemuliaan rohaninya, keluhuran budi, keunggulan ahklaq dan dirinya dikenal di masyarakat sebagai “orang jujur” (al-Amin), ia menjadi salah seorang kafilah dagang Khodijah yang terpercaya dan Khodijah memberikan dua kali lipat dibandingkan yang diberikannya kepada orang lain. Kafilah Quraisy, termasuk barang dagangan Khodijah, siap bertolak, kafilah tiba di tempat tujuan. Seluruh anggotanya mengeruk laba. Namun, laba yang diperoleh Nabi lebih banyak ketimbang lain. Kafilah kembali ke Makkah. Dalam perjalanan, Sang bintang melewati negeri ‘Ad dan Tsamud. Keheningan kematian yang menimpa kaum pembangkang itu mengundang perhatian sang bintang. Kafilah mendekati Mekah, Maisarah, berkata kepada sang Bintang, “Alangkah baiknya jika Anda memasuki Mekah mendahului kami dan mengabarkan kepada Khodijah tentang perdagangan dan keuntungan besar yang kita dapatkan.” Nabi tiba di Mekah ketika Khodijah sedang duduk di kamar atasnya. Ia berlari turun dan mengajak Nabi ke ruangannya. Nabi menyampaikan, dengan menyenangkan, hal-hal menyangkut barang dagangan. Maisarah menceritakan tentang Kebesaran jiwa Al-Amin selama perjalanan dan perdagangan. Maisarah menceritakan “Di Busra, Al-Amin duduk di bawah pohon untuk istirahat. Seorang pendeta, yang sedang duduk di biaranya, kebetulan melihatnya. Ia datang seraya menanyakan namanya kepada saya, kemudian ia berkata, ‘Orang yang duduk di bawah naungan pohon itu adalah nabi, yang tentangnya telah saya baca banyak kabar gembira di dalam Taurat dan Injil.
Kemudian Khodijah menceritakan apa yang didengarnya dari Maisarah kepada Waraqah bin Naufal, si hanif dari Arabia. Waraqah mengatakan, “Orang yang memiliki sifat-sifat itu adalah nabi berbangsa Arab.

II. Pernikahan

Kebanyakan sejarawan percaya bahwa yang menyampaikan lamaran Khadijah kepada Nabi ialah Nafsiah binti ‘Aliyah sebagai berikut: “Wahai Muhammad! Katakan terus terang, apa sesungguhnya yang menjadi penghalang bagimu untuk memasuki kehidupan rumah tangga? Kukira usiamu sudah cukup dewasa!” Apakah anda akan menyambut dengan senang hati jika saya mengundang Anda kepada kecantikan, kekayaan, keanggunan, dan kehormatan ?” Nabi menjawab,”Apa maksud Anda?” Ia lalu menyebut Khodijah. Nabi lalu berkata,” Apakah Khodijah siap untuk itu, padahal dunia saya dan dunianya jauh berbeda?” Nafsiah berujar “Saya mendapat kepercayaan dari dia, dan akan membuat dia setuju. Anda perlu menetapkan tanggal perkawinan agar walinya (‘Amar bin Asad) dapat mendampingi Anda beserta handai tolan Anda, dan upacara perkawinan dan perayaan dapat diselenggarakan”. Kemudian Muhammad membicarakan hal ini kepada pamannya yang mulia, Abu Tholib. Pesta yang agung pun diselenggarakan, sang paman yang mulia ini menyampaikan pidato, mengaitkannya dengan puji syukur kepada Tuhan. Tentang keponakannya, ia berkata demikian, “Keponakan saya Muhammad bin ‘Abdullah lebih utama daripada siapapun di kalangan Quraisy. Kendati tidak berharta, kekayaan adalah bayangan yang berlalu, tetapi asal usul dan silsilah adalah permanen”. Waraqah, paman Khodijah, tampil dan mengatakan sambutannya, “Tak ada orang Quraisy yang membantah kelebihan Anda. Kami sangat ingin memegang tali kebangsawanan Anda.” Upacara pun dilaksanakan. Mahar ditetapkan empat puluh dinar-ada yang mengatakan duapuluh ekor unta.Sang bintang sekarang mulai dewasa, ia mempunyai seorang istri yang begitu lengkap kemuliaannya, dari perkawinan ini Khodijah melahirkan enam orang anak, dua putra, Qasim, dan Abdulah, yang dipanggil At-Thayyib, dan At-Thahir. Tiga orang putrinya masing-masing Ruqayyah, Zainab, Ummu Kaltsum, dan Fatimah. Kedua anak laki-lakinya meninggal sebelum Muhammad diutus menjadi Rosul. Ketika umur sang bintang mulai menginjak 35 tahun, banjir dahsyat mengalir dari gunung ke Ka’bah. Akibatnya, tak satu pun rumah di Makah selamat dari kerusakan. Dinding ka’bah mengalami kerusakan. Orang Quraisy memutuskan untuk membangun Ka’bah tapi takut membongkarnya. Walid bin Mughirah, orang pertama yang mengambil linggis, meruntuhkan dua pilar tempat suci tersebut. Ia merasa takut dan gugup. Orang Mekah menanti jatuhnya sesuatu, tapi ketika ternyata Walid tidak menjadi sasaran kemarahan berhala, mereka pun yakin bahwa tindakannya telah mendapatkan persetujuan Dewa. Mereka semua lalu ikut bergabung meruntuhkan bangunan itu. Pada saat pembangunan kembali ka’bah, diberitahukan pada semua pihak sebagai berikut, “Dalam pembangunan kembali Ka’bah, yang dinafkahkan hanyalah kekayaan yang diperoleh secara halal. Uang yang diperoleh lewat cara-cara haram atau melalui suap dan pemerasan, tak boleh dibelanjakan untuk tujuan ini.” Terlihat bahwa ini adalah ajaran para Nabi, dan mereka mengetahui tentang kekayaan yang diperoleh secara tidak halal, tetapi kenapa mereka masih melakukan hal demikian, inipun terjadi di zaman ini, manusia mengetahui tentang halal dan haramnya suatu harta kekayaan atau pun perbuatan yang salah dan benar, tapi mereka masih saja melakukan perbuatan itu walaupun tahu itu adalah salah. (manusia banyak yang lalai dan tertipu segeralah bertobat!!). Mari kita kembali lagi menuju Mekah, ketika dinding ka’bah telah dibangun dalam batas ketinggian tertentu, tiba saatnya untuk pemasangan Hajar Aswad pada tempatnya. Pada tahap ini, muncul perselisihan di kalangan pemimpin suku. Masing-masing suku merasa bahwa tidak ada suku yang lain yang pantas melakukan perbuatan yang mulia ini kecuali sukunya sendiri. Karena hal ini, maka pekerjaan konstruksi tertunda lima hari. Masalah mencapai tahap kritis, akhirnya seorang tua yang disegani di antara Quraisy, Abu Umayyah bin Mughirah Makhzumi, mengumpulkan para pemimpin Quraisy seraya berkata,”Terimalah sebagai wasit orang pertama yang masuk melalui Pintu Shafa.” (buku lain mencatat Bab as-salam). Semua menyetujui gagasan ini. Tiba-tiba Muhammad muncul dari pintu. Serempak mereka berseru, “ Itu Muhammad, al-Amin. Kita semua setuju ia menjadiwasit!” Untuk menyelesaikan pertikaian itu, Nabi meminta mereka menyediakan selembar kain. Beliau meletakkan Hajar Aswad di atas kain itu dengan tangannya sendiri, kemudian meminta tiap orang dari empat sesepuh Mekah memegang setiap sudut kain itu. Ketika Hajar Aswad sudah diangkat ke dekat pilar, Nabi meletakkannya pada tempatnya dengan tangannya sendiri. Dengan cara ini, beliau berhasil mengakhiri pertikaian Quraisy yang hampir pecah menjadi peristiwa berdarah.Tuhan, Sang Maha Konsep sudah membuat konsep tentang semua ini, tanda-tanda seorang bintang telah banyak ia tampakkan pada diri Muhammad, dari batinnya yang mulia sampai pada bentuk lahirnya yang indah. Kesabaran yang diabadikan di dalam Kitab suci menjadi bukti yang tak terbantahkan, bahwa ia adalah manusia sempurna, dalam wujud lahiriah (penampakan), maupun batinnya. Tidak setitik cela apalagi kesalahan selama hidupnya, Sang Maha Konsep benar-benar telah mengonsepnya menjadi manusia ‘ilahi’. Al-Amin telah dikenal oleh masyarakat Mekah, sebagai manusia mulia, sebagai manifestasi wujud kejujuran mutlak. Sebelum pengutusannya menjadi Rosul, Muhammad selalu mengamati tanda kekuasaan Tuhan, dan mengkajinya secara mendalam, terutama mengamati keindahan, kekuasaan, dan ciptaan Allah dalam segala wujud. Beliau selalu melakukan telaah mendalam terhadap langit, bumi dan isinya. Beliau selalu mengamati masyarakatnya yang rusak, dan hancur, beliau mempunyai tugas untuk menghancurkan segala bentuk pemberhalaan. Apalah kiranya yang membuat masyarakatnya seperti ini, ia mengembalikan semua ini kepada Tuhan, yang menurutnya tak mungkin sama dengan manusia.Gunung Hira, puncaknya dapat dicapai kurang lebih setengah jam, gua ini adalah saksi atas peristiwa menyangkut “sahabat karib”-nya (Muhammad), gua ini menjadi saksi bisu tentang wahyu, dan seakan-akan ia ingin berkata,” disinilah dulu anak Hasyim itu tinggal, yang selalu kalian sebut-sebut, disinilah ia diangkat menjadi Rosul, disinilah Al-Furqon pertama kali dibacakan, wahai manusia, bukankah aku telah mengatakannya, kalianlah (manusia) yang tak mau menengarkannya, kalian menutup telinga kalian rapat-rapat, dan menertawakanku, sedangkan sebagian dari kalian hanya menjadikan aku sebagai museum sejarah.“kata saksi bisu.

III. Diangkat Menjadi Rasul

Hira, tempat diturunkannya kalimat Tuhan Yang Maha Sakti, kalimat yang membuat iblis berputus asa untuk menyesatkan manusia, kalimat yang dengannya alam semesta berguncang. Al-Qur’an, susunan kalimatnya yang mengandung makna yang banyak telah membuat tercengang manusia-manusia manapun di jagat raya, yang mengakui kebenarannya, akan mengikutinya, sedangkan yang tidak mengakuinya harus tunduk atas kebenarannya, dan bagi mereka yang menolak, dengan cara apapun akan sia-sia, dan celaka. Jibril (Ruh Al-Qudus) diutus Tuhan semesta Alam, Sang Pemilik Konsep, untuk menyampaikan kalimat-Nya secara berangsur-angsur kepada Al-amin yang berada di Gunung Hira’. Al-Amin telah mempersiapkan dirinya selama empat puluh tahun untuk memikul tugas yang maha berat ini, Jibril datang kepadanya dengan membawa beberapa kalimat dari Tuhannya. Ialah kalimat pertama yang dikemukakan dalam Al-qur’an sebagaiberikut“Bacalah dengan [ menyebut] nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Paling Pemurah. Yang mengajari [manusia] dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.Ayat ini dengan tegas menyatakan tentang program Nabi, dan menyatakan dalam istilah-istilah jelas bahwa fondasi agamanya diberikan dengan pengkajian, pengetahuan, kebijaksanaan, dan penggunaan pena. Muhammad saw., pembawa berita bahagia, ancaman, dan perintah merupakan manusia teladan sepanjang masa, ia adalah manusia dalam wujud Ilahiah, utusan Tuhan yang kepadanya ummat manusia memohonkan syafa’at. Tidak satupun mahkluq yang mencapai kesempurnaan yang dicapai Muhammad, sejak kecil ia telah memperlihatkan ketulusan, kejujuran, manusia yang seumur hidupnya tidak pernah berbohong, yang tidak pernah menghianati janji, dan sayang kepada yang miskin.Malaikat Jibril menyelesaikan tugasnya menyampaikan wahyu itu, dan Muhammad pun turun dari Gua Hira menuju rumah “Khodijah”. Jiwa agung Nabi disinari cahaya wahyu. Beliau merekam di hatinya apa yang didengarnya dari malaikat Jibril. Setelah kejadian ini, Jibril menyapanya,”Wahai Muhammad! Engkau Rosul Allah dan aku Jibril”. Muhammad menerima kalimat Tuhannya secara bertahap, secara berangsur-angsur, fakta sejarah mengakui bahwa di antara wanita, Khodijah adalah wanita yang pertama memeluk Islam, dan pria pertama yang memeluk Islam adalah ‘ Ali. Muhammad mengadakan perjamuan makan dengan kerabatnya, selesai makan, beliau berpaling kepada para sesepuh keluarganya dan memulai pembicaraan dengan memuji Allah dan memaklumkan keesaan-Nya. Lalu beliau berkata,” Sesungguhnya, pemandu suatu kaum tak pernah berdusta kepada kaumnya. Saya bersumpah demi Allah yang tak ada sekutu bagi-Nya bahwa saya diutus oleh Dia sebagai Rosul-Nya, khususnya kepada Anda sekalian dan umumnya kepada seluruh penghuni dunia. Wahai kerabat saya! Anda sekalian akan mati. Sesudah itu, seperti Anda tidur, Anda akan dihidupkan kembali dan akan menerima pahala menurut amal Anda. Imbalannya adalah surga Allah yang abadi (bagi orang lurus) dan neraka-Nya yang kekal(bagi orang yang berbuat jahat). “Lalu beliau menambahkan, “Tak ada manusia yang pernah membawa kebaikan untuk kaumnya ketimbang apa yang saya bawakan untuk Anda. Saya membawakan kepada Anda rahmat dunia maupun Akhirat. Tuhan saya memerintahkan kepada saya untuk mengajak Anda kepada-Nya. Siapakah diantara Anda sekalian yang akan menjadi pendukung saya sehingga ia akan menjadi saudara, washi (penerima wasiat), dan khalifah (pengganti) saya?”. Ketika pidato Nabi mencapai poin ini, kebisuan total melanda pertemuan itu. ‘Ali, remaja berusia lima belas tahun, memecahkan kebisuan itu. Ia bangkit seraya berkata dengan mantap,” Wahai Nabi Allah, saya siap mendukung Anda.” Nabi menyuruhnya duduk. Nabi mengulang tiga kali ucapannya, tapi tak ada yang menyambut kecuali ‘Ali yang terus melontarkan jawaban yang sama. Beliau lalu berpaling kepada kerabatnya seraya berkata,” Pemuda ini adalah saudara, washi, dan khalifah saya diantara kalian. Dengarkanlah kata-katanya dan ikuti dia”.Pemakluman khilafah (imamah) ‘Ali di hari-hari awal kenabian Muhammad memperlihatkan bahwa dua kedudukan ini berkaitan satu sama lain. Ketika Rosulullah diperkenalkan kepada masyarakat, khalifahnya juga ditunjuk dan diperkenalkan pada hari itu juga. Ini dengan sendirinya menunjukkan bahwa kenabian dan imamah merupakan dua hal yang tak terpisahkan. Peristiwa diatas membuktikan heroisme spiritual dan kebenaran ‘Ali. Karena, dalam pertemuan di mana orang-orang tua dan berpengalaman tenggelam dalam keraguan dan keheranan, ia menyatakan dukungan dan pengabdian dengan keberanian sempurna dan mengungkapkan permusuhannya terhadap musuh Nabi tanpa menempuh jalan politisi yang mengangkat diri sendiri. Kendati waktu itu ia yang termuda diantara yang hadir, pergaulannya yang lama dengan Nabi telah menyiapkan pikirannya untuk menerima kenyataan, sementara para sesepuh bangsa ragu-ragu untuk menerimanya.Setelah berdakwah kepada kaum kerabatnya, Nabi berdakwah terang-terangan kepada kaum Quraisy. Muhammad, berbekal kesabaran, keyakinan, kegigihan, dan keuletan dalam berdakwah terus-menerus dan tidak menghiraukan orang-orang musrik yang terus menghardik dan mengejeknya. Banyak yang cara yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan Muhammad, suatu saat Abu Tholib sedang duduk bersama keponakannya. Juru bicara rombongan yang mendatangi rumah Abu Tholib membuka pembicaraan dengan berkata,” Wahai Abu Tholib! Muhammad mencerai-beraikan barisan kita dan menciptakan perselisihan diantara kita. Ia merendahkan kita dan mencemooh kita dan berhala kita. Jika ia melakukan itu karena kemiskinan dan kepapaannya, kami siap menyerahkan harta berlimpah kepadanya. Jika ia menginginkan kedudukan, kami siap menerimanya sebagai penguasa kami dan kami akan mengikuti perintahnya. Bila ia sakit dan membutuhkan pengobatan, kami akan membawakan tabib ahli untuk merawatnya…”. Abu Tholib berpaling kepada Nabi seraya berkata,“ Para sesepuh anda datang untuk meminta Anda berhenti mengkritik berhala supaya mereka pun tidak mengganggu Anda.” Nabi menjawab,” Saya tidak menginginkan apa pun dari mereka. Bertentangan dengan empat tawaran itu, mereka harus menerima satu kata dari saya, yang dengan itu mereka dapat memerintah bangsa Arab dan menjadikan bangsa Ajam sebagai pengikut mereka.” Abu Jahal bangkit sambil berkata, “ Kami siap sepuluh kali untuk mendengarnya.” Nabi menjawab,” Kalian harus mengakui keesaan Tuhan.” Kata-kata tak terduga dari Nabi ini laksana air dingin ditumpahkan ke ceret panas. Mereka demikian heran, kecewa, dan putus asa sehingga serentak mereka berkata,” Haruskah kita mengabaikan 360 Tuhan dan menyembah kepada satu Allah saja?”
Orang Quraisy meninggalkan rumah Abu Tholib dengan wajah dan mata terbakar kemarahan. Mereka terus memikirkan cara untuk mencapai tujuan mereka. Dalam ayat berikut, kejadian itu dikatakan, “Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata,’Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta. Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja ? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.’ Dan pergilah pemimpin-pemimpin mereka [seraya berkata], ‘Pergilah kamu dan tetaplah [menyembah] tuhan-tuhanmu, sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang dikehendaki. Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir ini; ini(mengesakan Allah) tidak lain kecuali dusta yang diada-adakan.”Banyak sekali contoh penganiayaan dan penyiksaan kaum Quraisy, Tiap hari nabi menghadapi penganiayaan baru. Misalnya, suatu hari Uqbah bin Abi Mu’ith melihat Nabi bertawaf, lalu menyiksanya. Ia menjerat leher Nabi dengan serbannya dan menyeret beliau ke luar masjid. Beberapa orang datang membebaskan Nabi karena takut kepada Bani Hasyim. Dan masih banyak lagi. Nabi menyadari dan prihatin terhadap kondisi kaum Muslim. Kendati beliau mendapat dukungan dan lindungan Bani Hasyim, kebanyakan pengikutnya budak wanita dan – pria serta beberapa orang tak terlindung. Para pemimpin Quraisy menganiaya orang-orang ini terus-menerus , para pemimpin terkemuka berbagai suku menyiksa anggota suku mereka sendiri yang memeluk Islam. Maka ketika para sahabatnya meminta nasihatnya menyangkut hijrah, Nabi menjawab, “Ke Etiopia akan lebih mantap. Penguasanya kuat dan adil, dan tak ada orang yang ditindas di sana. Tanah negeri itu baik dan bersih, dan Anda boleh tinggal di sana sampai Allah menolong Anda. Pasukan Syirik Quraisy kehabisan akal untuk menghancurkan Muhammad, maka mereka melakukan propaganda anti Muhammad, diantaranya mereka memfitnah Nabi, Bersikeras menjuluki Nabi Gila, larangan mendengarkan Al-Qur’an, menghalangi orang masuk Islam, sehingga Allah mengabadikan perkataan orang-orang keji ini dan menunjukkan sesatnya perkataan mereka, dalam Al-Qur’an Allah berfirman “Demikianlah, tiada seorang rosul pun yang datang kepada orang-orang yang sebelum mereka selain mengatakan,’ Ia adalah seorang tukang sihir atau orang gila.’ Apakah mereka saling berpesan tentang apa yang dikatakan itu ? Sebenarnya mereka adalah kaum yang melampaui batas.”Kaum Quraisy pun gagal melakukan berbagai macam cara untuk menghalangi usaha Muhammad, dan menghalangi orang-orang untuk mengikuti agama Tuhan Yang Esa. Mereka pun melakukan Blokade ekonomi yang membuat banyak kaum muslim, terutama kaum wanita dan anak-anak kelaparan. Nabi dan para pengikutnya masuk ke Syi’ib Abu Tholib, yang diikuti pendamping hidupnya, Khodijah, dengan membawa serta Fatimah AS. Orang-orang Quraisy mengepung mereka di Syi’ib itu selama tiga tahun. Dan akhirnya tahun-tahun blokade itu pun berakhir. Dan keluarlah sang bintang bersama keluarga dan sahabatnya dari pengepungan. Allah telah menetapkan kemenangan bagi mereka, dan Khodijah pun berhasil pula keluar dari pengepungan dalam keadaan amat berat dan menderita, Beliau telah hidup dengan kehidupan yang menjadi teladan Istimewa bagi kalangan kaum wanita. Ajal Khodijah sudah dekat. Allah telah memilihnya untuk mendampingi Rosulullah Saww., dan dia telah berhasil menunaikan tugas dengan baik. Khodijah akhirnya meninggal pada tahun itu juga dan dimakamkan di Ma’la Mekah., pada saat itu  kaum Muslim keluar dari blokade orang-orang Quraisy, tahun kesepuluh sesudah Kenabian. Pada tahun yang sama, paman Rosul (Abu Tholib) meninggal dunia, yang sekaligus sebagai pelindung dakwa Muhammad. Sungguh Nabi mengalami kesedihan yang amat berat. Beliau kehilangan Khodijah, dan juga pamannya yang menjadi pelindung, dan pembelanya. Itu sebabnya, maka tahun ini dinamakan ‘Am Al-Huzn (Tahun Duka cita). Bukan hanya Rosul yang terpukul hatinya, Fatimah, yang belum kenyang mengenyam kasih sayang seorang ibu dan kelembutan belaiannya, ikut pula menanggungnya. Kedukaan menyelimuti dan menindihnya di tahun penuh kesedihan itu.Fatimah kehilangan ibundanya, berpisah dari orang yang menjadi sumber cintanya dan kasih sayangnya. Acap kali dia bertanya kepada ayahandanya,” Ayah, kemana Ibu?” Kalau sudah begini, tangisnya pecah, air matanya meleleh, dan kesedihan menerpa hatinya. Rosul merasakan betapa berat kesedihan yang ditanggung putrinya. Setelah wafatnya Abu Tholib kaum Kafir Quraisy semakin berani menganggu Muhammad, akhirnya Muhammad berhijrah ke Yastrib, peristiwa hijrahnya Nabi ke Yastrib, merupakan momen awal dari lahirnya negara Islam. Penduduk Yastrib bersedia memikul tanggung jawab bagi keselamatan Nabi. Di bulan Robi’ul Awwal tahun ini, saat hijrahnya Nabi terjadi, tak ada seorang muslim pun yang tertinggal di Mekah kecuali Nabi, ‘Ali dan Abu Bakar, dan segelintir orang yang ditahan Quraisy atau karena sakit,dan lanjut usia. Kaum Quraisy yang berada di Mekah akhirnya membuat kesepakatan untuk membunuh Muhammad di malam hari, dan masing-masing suku mempunyai wakil, sehingga Bani Hasyim tidak dapat menuntut balas atas kematian Muhammad. Orang-orang ini memang bodoh, mereka mengira Muhammad dapat dihancurkan hanya dengan cara seperti ini, seperti urusan duniawi mereka. Jibril datang memberitahu Nabi tentang rencana kejam kaum kafir itu. Al-Qur’an merujuk pada kejadian itu dengan kata-kata,“Dan [ingatlah] ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan daya upaya terhadapmu untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu atau mengusirmu. Mereka memikirkan tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Dan Allah sebaik-baik Pembalas tipu daya. Ali berbaring melewati cobaan yang mengerikan demi keselamatan Islam menggantikan Nabi, sejak sore. Ia bukan orang tua yang lanjut usia, tapi seorang anak muda yang begitu berani mengorbankan nyawanya untuk sang Nabi, ia, yang bersama Khodijah adalah orang yang pertama-tama beriman kepada Nabi, dialah orang yang rela berkorban untuk Nabi, Ali, sekali lagi ‘Ali. Kepadanya Nabi berkata,”Tidurlah di ranjang saya malam ini dan tutupi tubuh Anda dengan selimut hijau yang biasa saya gunakan, karena musuh telah bersekongkol membunuh saya. Saya harus berhijrah ke Yastrib. ‘Ali menempati ranjang Nabi sejak sore. Ketika tiga perempat malam lewat, empat puluh orang mengepung rumah nabi dan mengintipnya melalui celah. Mereka melihat keadaan rumah seperti biasanya, dan menyangka bahwa orang yang sedang tidur di kamar itu adalah Nabi.

IV. Hijrah

sayyidina ali bin abi thalib

Kini tiba fajar. Semangat dan gairah besar tampak di kalangan musyrik itu. Mereka begitu yakin akan segera berhasil. Dengan pedang terhunus mereka memasuki kamar Nabi, yang menimbulkan suara gaduh. Serentak ‘Ali mengangkat kepalanya dari bantal dan menyingkirkan selimutnya lalu berkata dengan sangat tenag,”Apa yang terjadi ?” Mereka menjawab,”Kami mencari Muhammad. Di mana dia?” ’Ali berkata,” Apakah anda menitipkannya kepada saya sehingga saya harus menyerahkannya kembali kepada Anda? Bagaimanapun, sekarang ia tak ada di rumah.” Muhammad telah pergi jauh di luar pengetahuan mereka.Nabi, tiba di Quba tanggal 12 Rabi’ul Awwal, dan tinggal di rumah Ummu Kultsum ibn al-Hadam. Sejumlah Muhajirin dan Ansor sedang menunggu kedatangan Nabi. Beliau tinggal di situ sampai akhir pekan. Sebagian orang mendesak agar beliau segera berangkat ke Madinah, tetapi beliau menunggu kedatangan ‘Ali. Orang Quraisy mengetahui hijrahnya ‘Ali dan rombongannya – diantaranya ialah Fatimah, puteri Nabi, Fatimah binti ‘Asad dan Fatimah binti Hamzah bin Abdul Mutholib – karena itu, mereka memburunya dan berhadap-hadapan dengan dia di daerah Zajnan. Perselisihan pun terjadi dan ‘Ali berkata “Barangsiapa menghendaki tubuhnya terpotong-potong dan darahnya tumpah, majulah! Tanda marah nampak di wajahnya. Orang-orang Quraisy yang merasa bahwa masalah telah menjadi serius, mengambil sikap damai dan berbalik pulang.” Ketika ‘Ali tiba di Quba, kakinya berdarah, dikarenakan menempuh perjalanan Makah Madinah dengan berjalan kaki. Nabi dikabari bahwa, ‘Ali telah tiba tapi tak mampu menghadap beliau. Segera nabi ke tempat ‘Ali lalu merangkulnya. Ketika melihat kaki ‘Ali membengkak, air mata Nabi menetes”. Penduduk Yastrib – yang kemudian berganti menjadi nama Madinah – menyambut kedatangan Nabi. Mereka mengucapkan berbagai macam syair untuk menyambut manusia mulia ini. Disinilah manifestasi sebuah negara Islam pertama kali didirikan. Muhammad menyusun kekuatannya di Madinah bersama keluarga dan sahabat setianya yang rela meninggalkan tanah air dan hartanya untuk Tuhannya, islam yang muda ini menyusun kekuatan untuk menghadapi kekuatan kaum Quraisy yang setiap saat siap untuk menghancurkan Islam yang dibangun ini, perang demi perang mulai dari Badar, Uhud, Khandaq, yang disetiap perang tampillah Al-Washi Muhammad yang selalu menjadi pemberi moral kepada pasukan untuk menghancurkan kafir Quraisy dengan Iman yang membara. Pada perang Badar ‘al-washi (‘Ali) dan Hamzah tampil menghadapi pemberani kafir Quraisy, dalam sepucuk suratnya kepada Muawiyah, ‘Ali mengingatkannya dalam kata-kata ‘Pedang saya yang saya gunakan untuk membereskan kakek anda dari pihak ibu (Utbah, ayah dari Hindun Ibu Muawiyah), paman anda dari pihak Ibu (Walid bin Uthbah) dan saudara Anda (Hanzalah) masih ada pada saya. Pada perang Uhud Nabi dan lagi-lagi Hamzah dan ‘Ali tidak pernah Absen, ‘Ali adalah pembawa panji dalam setiap peperangan. Nabi mengungkapkan nilai pukulan ‘Ali pada perang Khandaq (parit) – disebut juga dengan Ahzab – kepada ‘Amar bin ‘Abdiwad itu,” Nilai pengorbanan itu melebihi segala perbuatan baik para pengikutku, karena sebagai akibat kekalahan jagoan kafir terbesar itu kaum Muslim menjadi terhormat dan kaum kafir menjadi aib dan terhina”.
V. Benteng Khaibar

suhada rela berjuang demi agama islam

Pada perang Khaibar ketika semangat kaum muslim mengendur dan merasa tidak mampu untuk menghancurkan benteng Khaibar, orang-orang menunggu dengan gelisah dan ketakutan, karena sebelumnya Abu Bakar dan Umar tidak ada yang mampu menghancurkan benteng, bahkan ‘Umar memuji keberanian pemimpin benteng, Marhab,yang luar biasa yang membuat Nabi dan para komandan Islam kecewa atas pernyataan ‘Umar ini.Kebisuan orang-orang sedang menunggu dengan gelisah dipecahkan oleh kata-kata Nabi,” Dimanakah ‘Ali? “ Dikabarkan kepada beliau bahwa ‘Ali menderita sakit mata dan sedang beristirahat di suatu pojok. Nabi bersabda,” Panggil dia.” ‘Ali diangkut dengan unta dan diturunkan di depan kemah Nabi.” Pernyataan ini menunjukkan sakit matanya demikian serius sampai tak mampu berjalan. Nabi menggosokkan tangannya ke mata ‘Ali seraya mendoakannya. Mata ‘Ali langsung sembuh dan tak pernah sakit lagi sepanjang hidupnya. Nabi memerintahkan ‘Ali maju, menurut riwayat pintu benteng Khaibar itu terbuat dari batu, panjangnya 60 inci, dan lebarnya 30 inci. Mengutip kisah pencabutan pintu benteng Khaibar itu dari ‘Ali melalui jalur khusus,” Saya mencabut pintu Khaibar dan menggunakannya sebagai perisai. Seusai pertempuran, saya menggunakannya sebagai jembatan pada parit yang digali kaum Yahudi.” Seseorang bertanya kepadanya,” Apakah Anda merasakan beratnya?” ‘Ali menjawab,” Saya merasakannya sama berat dengan perisai saya.” Masih banyak lagi peristiwa-peristiwa lain selain peperangan untuk melawan kebejatan kaum kafir Quraisy, banyak juga peristiwa yang menggembirakan, misalnya peristiwa pernikahan al-Washi dan Fatimah, putri Nabi, perubahan kiblat dari Bait al-Maqdis ke Ka’bah di Makah. Selain serangan dari luar Kota Madinah, kaum Yahudi yang berada di dalam kota selalu mencoba melakukan rongrongan terhadap pemerintahan Islam yang masih muda ini, namun Sang Maha Konsep telah menentukan Drama yang berbeda, walaupun mereka mencoba memadamkan nur cahaya-Nya, namun Ia terus menerangi Nur Cahaya-Nya, walaupun orang-orang kafir itu benci.

VI. Fath Makkah

Tahun kedelapan Hijrah, perjanjian Hudaibiyah dikhianati oleh orang-orang Quraisy mekah, Nabi segera mengeluarkan perintah kesiagaan umum. Beliau siapkan pasukan besar yang belum pernah disaksikan kehebatannya selama ini. Ketika pasukan telah lengkap dan siap bergerak, Nabi pun menyampaikan bahwa sasarannya adalah Mekah. Pasukan bergerak laksana migrasi kawanan burung menuju arah selatan. Nabi memerintahkan kepada pasukannya yang berjumlah 10.000 orang untuk membagi diri, dan menyalakan api unggun di malam hari agar pasukan musuh melihat betapa besar pasukan musuh tersebut. Di dekat kuburan Abu Tholib dan Khodijah yang terletak di punggung Mekah, kaum muslimin membuat kubah untuk Nabi. Dari kubah inilah Nabi mengamati dengan cermat arus pasukan Islam yang masuk ke kota dari empat penjuru. Makkah… Membisu di depan Nabi dan pendukungnya. Ya Mekah membisu dan tidak lagi menyerukan teriakan Fir’aun-fir’aun, digantikan hiruk pikuk suara 10.000 prajurit Muslim yang menggema yang seakan-akan sedang menunggu kedatangan sahabatnya ,Gua itu menatap kepada orang yang dulu berada dalam perutnya dalam keadaan terusir yang kini telah berdiri tegap dengan gagah dan dikelilingi puluhan ribu pengikut dan pembelanya.Nabi memasuki Mekah dan bertawaf, menghancurkan berhala-berhala bersama al-Washi, tidak ada darah yang tertumpah. Orang-orang Quraisy yang berada di Makkah menunggu bibir Muhammad berucap tentang mereka, apakah yang akan terjadi pada mereka, namun bibir itu begitu mulia untuk menjatuhkan hukuman, ia memberikan kepada mereka yang telah memeranginya pengampunan dan beliau berkata “… Pergilah, Anda semua adalah orang-orang yang dibebaskan!” Kini, di Shafa, laki-laki yang telah membuat sejarah itu telah kembali, berdiri di depan kehidupannya yang sarat dengan berbagai peristiwa dan yang ditangannya tergenggam masa depan yang gemilang. Selama dua puluh tahun penggembalaannya tak pernah henti, ia tak pernah merasakan letih, kesabarannya begitu tinggi, tak pernah menyerah. Orang –orang Quraisy berdesak-desakkan di bukit Shafa untuk memberikan Ba’iat.Setelah penaklukan Mekah masih ada beberapa peperangan besar berlanjut – semasa hidup Nabi – yaitu Hunain, Tabuk. Al-Washi tampil dengan gagah perkasa dalam peperangan ini, sesudah membuat kocar-kacir musuh, al-washi segera menghambur untuk bergabung dengan Nabi, ia memutari Nabi, dan menghambur membabat musuh untuk melindungi Nabi, dan pada kali yang lain menemui prajurit musuh yang lari dan menghadang kejaran musuh. Sesudah itu kembali memutari Nabi. Nabi memanggil sahabat-sahabatnya yang lari cerai-berai “ Ayyuhan Nas, mau kemana kalian ?” Wahai orang-orang yang ikut bai’at al-Ridwan! Wahai, orang-orang yang kepadanya diturunkan surat Al-Baqarah! Wahai orang-orang yang berbaiat di bawah pohon…! orang-orang Madinah yang gagah berani segera sadar akan diri mereka! Dan ingat bahwa hingga saat ini mereka adalah tulang punggung Nabi. Kini Nabi memanggil mereka di tengah 12.000 orang prajurit, dua ribu diantaranya adalah kaum kerabatnya. Mereka segera menghambur ke arah Nabi menyambut panggilannya dengan, “Labbaik, Labbaik… Kami datang, kami datang…!” Pasukan Islam kembali memenangkan pertempuran, peran individual Muhammad dalam menyampaikan risalah agungnya telah selesai, dan kini – tidak bisa – tidak di harus melihat pasukannya, untuk kesekian kalinya, mengingat dan mengenang kembali pelajaran yang telah diberikannya selama dua puluh tiga tahun, agar di bisa mengevaluasidan menelitinya kembali.

VII. Haji Wada

Tahun kesebelas Hijrah, haji pertama Nabi dan kaum Muslimin tanpa ada seorang musrik pun yang ikut didalamnya, untuk pertama kalinya pula, lebih dari 10.000 orang berkumpul di Madinah dan sekitarnya, menyertai Nabi melakukan perjalanan ke Makkah, dan .. sekaligus inilah haji terakhir yang dilakukan oleh Nabi. Rombongan haji meninggalkan Madinah tanggal 25 Dzulqa’idah , Nabi disertai semua isterinya, menginap satu malam di Dzi Al-Hulaifah, kemudian melakukan Ihram sepanjang Subuh, dan mulai bergerak… seluruh padang terisi gema suara mereka yang mengucapkan,”Labbaik, Allahumma labaik… Labbaik, la syarika laka, ! Aku datang memenuhi panggilanmu, Allahumma, ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu…Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu. Segala puji, kenikmatan, dan kemaharajaan, hanya bagi-Mu. Tiada sekutu bagi-Mu… Labbaik, aku datang memenuhi panggilan-Mu…” Langit, hingga hari itu, belum pernah menyaksikan pemandangan di muka bumi seperti yang ada pada saat itu. Lebih dari 100.000 orang, laki-laki dan perempuan – dibawah sengatan Matahari yang amat terik dan di padang pasir yang sebelumnya tak pernah dikenal orang – bergerak menuju satu arah. Medan ini merupakan lukisan paling indah dari satu warna yang menghiasi kehidupan manusia. Dan sejarah, adalah kakek tua yang terbelenggu dalam pengabdian terhadap kepentingan-kepentingan. Ia adalah tukang cerita yang membacakan hikayat-hikayat Fir’aun, Kisra dan Kaisar. Sejarah sekali melihat Muhammad dan orang-orang yang bergerak bersamanya dengan heran! Aneh sekali. Pasukan apa ini? Komandan berjalan kaki kelelahan, dan pengikut-pengikutnya pun demikian pula. Nabi memang berjalan kaki bersama umatnya. Sejarah memang mendengar bahwa “penguasa” itu berada di tengah-tengah pasukan itu, tapi ketika dicari-carinya, dia tak bisa menemukannya. Rombongan itu masuk Mekah 4 Dzulhijjah, disitu telah berkumpul Allah, Ibrahim, Ka’bah dan Muhammad. Dia juga ingin memperlihatkan kepada Ibrahim, bahwa karya besarnya, kita sudah diantarkan kepada Maksud. Matahari tepat di tengah siang hari itu. Seakan-akan ia menumpahkan seluruh cahayannya yang memakar ke atas kepala semua orang. Nabi berdiri di depan lebih dari 100.000 orang. Laki-laki dan perempuan yang mengelilinginya. Nabi memulai pidatonya, Rosulullah berkata,”Tahukah kalian, bulan apa ini ?”Mereka serentak menjawab,”Bulan Haram!”…”Ayyuhan Nas, camkan baik-baik perkataanku. Sebab, aku tidak tahu, mungkin aku tidak lagi akan bertemu dengan kalian sesudah tahun ini, di tempat ini, untuk selama-lamanya… Ayyuhan Nas, sesungguhnya darah dan hartamu adalah haram bagimu hingga kalian menemui Tuhanmu sebagaimana diharamkannya hari dan bulanmu ini. Sesudah itu, kamu sekalian akan menemui Tuhanmu dan ditanya tentang amal-amalmu. Sungguh, aku telah sampaikan hal ini. Maka, barangsiapa yang masih mempunyai amanat, hendaknya segera disampaikan kepada orang yang berhak menerimanya…..”.Akar-akar syirik telah dihapuskan dari Mekah, dan Mekah menjadi sebuah kota suci bagi kaum muslim, tempat berkumpulnya muslimin dari seluruh penjuru dunia, dengan menggunakan pakaian yang sama, menuju Tuhannya, tidak ada perbedaan, baik kaya, miskin, raja, rakyat, semuanya sama dihadapan Tuhan, yang membedakannya adalah takwa. Muhammad telah melaksanakan tugasnya, dan sekarang beliau berada di pembaringan, Nabi membuka mata seraya berkata kepada putrinya dengan suara pelan “Muhammad tidak lain hanyalah seorang Rosul, sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa orang rosul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu akan berbalik ke belakang? Barangsiapa berpaling ke belakang, maka tidak akan mendatangkan mudarat kepada Allah sedikitpun; dan Allah akan memberi balasan kepada orang-orang yang bersyukur”.

Diposkan oleh Jafar Hasan

Wasiat Rasululloh Kepada Imam Ali

IBNU ABBAS radhiyallahu anhu meriwayatkan bahwa Ali bin Abu Thalib berkata : ” Pada hari perkawinanku dengan Siti Fatimah , Rasulullah SAW telah bersabda kepadaku , beliau telah mengutarakan tiga belas wasiat khusus untukku : Hai Ali , takutlah engkau apabila memasuki tempat mandi ( hammam ) tanpa memakai kain separas pinggang. Bahwasanya barangsiapa memasuki tempat mandi tanpa kain separas pinggang, maka dia mendapat laknat. di jari telunjuk dan di jari tengah Hai Ali, janganlah engkau memakai cincin di jari telunjuk dan di jari tengah . Sesungguhnya itu adalah apa yang dilakukan oleh kaum Luth. Hai Ali sesungguhnya Allah mengagumi hambanya yang melafazkan istighfar; ” Rabighfirli fainahu Iayaghfirul-zunuba illa Anta ” ( Tuhanku ampunilah aku. Sesungguhnya tiada yang mengampunkan dosa melainkan engkau ). Allah lalu berfirman ,” Hai malaikat Ku, sesungguhnya hamba-Ku ini mengetahui bahwasanya tiada yang mengampunkan dosa melainkan Ku. Hai malaikat-Ku , jadilah saksi bahwasanya Aku telah mengampunkan dia”. Hai Ali, takutlah engkau dari perbuatan berdusta. Bahwa berdusta itu menghitamkan muka dan disuratkan oleh Allah sebagai kazzab (pendusta). Dan, bahwa benar itu memutihkan muka dan disuratkan oleh Allah sebagai sadiq. Ketahuilah engkau, bahwasanya sidiq (benar) itu berkat dan kazzab (dusta) itu celaka. Hai Ali, peliharalah dirimu dari perbuatan mengumpat dan mengadu-domba. Bahwasanya orang berbuat demikian itu diwajibkan kepadanya siksaan kubur dan menjadi penghalang kepadanya di pintu syurga. Hai Ali, Janganlah engkau bersumpah dengan nama Allah, sama nilainya ada dusta atau benar, kecuali dalam keadaan dharurah, dan janganlah jadikan Allah permainan sumpahmu, Sesungguhnya Allah tidak mensucikan dan tidak mengasihani orang yang bersumpah dusta dengan nama-Nya.Hai Ali, janganlah engkau mencita-citakan rezeki untuk hari esok. Bahwa sesungguhnya Allah Ta’ala mendatangkan rezekimu setiap hari. Hai Ali, Takutlah engkau dari perbuatan berbantah bantah dan berkelahi dengan maki-hamun dan sumpah serapah.. Bahwa sesungguhnya perbuatan itu pada awalnya jahil dan pada akhirnya penyesalan. Hai Ali, senantiasalah engkau bersugi dan mencolek gigi. Bahwasanya bersugi itu mensucikan mulut, mencerahkan mata dan diridhoi Allah, manakala mencolek gigi itu dikasihi oleh malaikat karena malaikat amat tidak senang dengan bau mulut karena sisa-sisa makanan di celah gigi tidak dicolek selepas makan.Hai Ali, janganlah engkau menurutkan rasa marah. Apabila timbul rasa marah duduklah engkau dan fikirkanlah mengenai kekuasaan dan kesabaran Allah Ta’ala keatas hamba-Nya. Pertahankanlah diri engkau daripada dikuasai oleh kemarahan dan kembalilah engkau kepada kesabaran. Hai Ali, perhitungkanlah ( tahassub ) karunia Allah yang telah engkau nafkahkan untuk dirimu dan keluargamu, niscaya engkau memperoleh rezeki dari Allah. Hai Ali, apa yang engkau benci pada dirimu , maka engkau bencikan juga pada diri saudaramu dan apa yang engkau kasih pada dirimu maka engkau kasihkan juga pada diri saudaramu , yakni engkau hendaklah berlaku adil dalam memberi hukuman. Dengan itu engkau dikasihi seluruh isi langit dan bumi. Hai Ali, jagalah hubungan silaturahmi di antara penduduk sekampung dan di antara ahli rumahmu. Hiduplah dengan mereka sekalian dengan rasa persahabatan dan kekeluargaan, niscaya dinerikan derajat yang tinggi bagimu. Hai Ali, peliharalah pesanku (wasiatku). Engkau akan memperoleh kemenangan dan kelapangan hati. Insya Allah. Diposkan oleh Jafar Hasan , Disebarluaskan oleh Jamaah Kanzul Arsy wa Manaqibul Karomah Ponorogo-Magetan

BATU MELAYANG

Minggu, 2008 September 14 Ada batu melayang di Masjidil Aqsha, betulkah? batu ajaibAlkisah, ada kabar berita dari Tanah Arab. Konon, batu tempat duduk Nabi Muhammad SAW saat Isra Mi’raj sampai kini masih tetap melayang di udara. Pada saat Nabi Muhammad mau Mi’raj batu tersebut ikut, tetapi Nabi SAW menghentakan kakinya pada batu tersebut, maksudnya agar batu tersebut tak usah ikut. Kisah Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW tentang batu gantung tersebut yang berada dalam masjid Umar (Dome of the Rock) di Lingkungan Masjidil AQSHA di YarusalemSampai sekarang masjid Dome of Rock ditutup untuk umum, dan Yahudi membuat mesjid lain Al Sakhra tak jauh disebelahnya dengan kubah “emas” (yang sering terlihat di poster-poster promosi yang disebarkan ke seluruh dunia) dan disebut sebagai Al Aqsa, untuk mengelabui ummat Islam dimana mesjid Al Aqsa yang sebenarnya, yang Nabi Muhammad SAW pernah sebutkan Al Aqsa sebagai “mesjid kubah biru”.Pengirim: Mohammad Iqbal, Medan

batu ngambang di palestina
batu ngambang di palestina

Mengomentari Mengenai Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW

Mengenai Batu di Palestina di Al Aqsa pada Kitab Durrotunnasikhin di jelaskan Nabi Muhammad SAW, pada waktu isro’ yaitu perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa (Palestina) Beliau terbang dengan Menggunakan Bouraq bersama Malaikat Jibril, setelah Sampainya di Masjidil Aqsa , Bouraq ditinggalkan Lantas Nabi Muhammad beserta Malaikat Jibril menuju suatu tempat yang ada batu besarnya lantas dari batu tersebut tampaklah tangga (ghoib) terbuat dari mutiara berlian lantas naiklah Nabi beserta malaikat jibril ke langit sap 7 di Sidrotul Muntaha Untuk menerima wahyu Sholat lima waktu dari Alloh SWT. ( lebih jelasnya bacalah Kitab Durrotunnashikhin – Jamaah Kanzul Arsy Ponorogo) (foto : KH. Solehan, KH. Imam Suyono, K. Romdhoni, K. Subakir, K. Matsari, KH. Rahono, K. Abrori, Mbah Kury, Nadia, H. Moh. Afthon Muzakki , H. Rofiqul Akhsan, K. Makinudin, H. Farid)

cimg2883 ponorogo fto1-154 ponorogo cimg2938 ponorogo HAJI2008.1 (92) kanzul arsy arsy2008 siti aisyah HAJI2008 ka'bah makkah

IBNU SINA (Abu Ali al-Husein Ibn Abdullah) Bpk. Kedokteran Dunia

Ibnu Sina
Ibnu Sina

Ibnu Sina lahir bulan shafar 370 H/ Agustus 980 M di propinsi Bukhara, Pakistan.Nama lengkapnya adalah Abu Ali al Huseyin bin Abdullah bin Hasan Ali bin Sina. Di Barat lebih dikenal dengan nama Avicenna Ayahnya adalah seorang gubernur di kawasan Bukhara. Beliau meninggal pada usia 58 tahun, pada bulan Ramadhan 428 H / 1037 M. Di makamkan di Hamadhan dan dalam rangka memperingati 1000 tahun kelahirannya pada tahun 1955 di Teheran, beliau dinobatkan sebagai ” Fatherof Doctor ” untuk selama-lamanya dan dibangun monument sejarah untuknya. Makam beliau di kepung oleh berpuluh-puluh makam para dokter yang bangga dikuburkan berdampingan dengan “Bapak KeDokteran Dunia”.

Salah satu kunci kecerdasan Ibnu Sina pernah mengatakan : Setiap aku menyangsikan suatu soal dan tidak mendapat batas pengertian yang benar dalam perbandingannya aku senantiasa ke masjid melakukan shalat dan memohon kepadaNya hingga terbuka bagiku soal itu dan memecahkannya dengan mudah.”

Karya pertama Ibnu Sina yang ditulis saat usia 21 tahun adalah ‘Al Majmu” Semua karya Ibnu SSina dihimpun dalam sebuah buku besar berjudul ” Essai de Bibliographie Avicenna” oleh Pater Dominican di Kairo pada tahun 1950 M. Buku ini diterjemahkan oleh Liga arab dengan judul ” Muallafat Ibnu Siena ” termasuk di dalamnya terdapat buku yangt sangat terkenal yaitu ” Al Qanun fi Ath Thibb” ( Canon of Medicine ). Di Cina buku ini telah menjadi buku standard ilmu kedokteran sejak zaman Dinasti Han. Karya lain Ibnu Sina yang cukup terkenal adalah ” Asy Syifa” ( ” The Book Of Discovery” ) dalam bahasa latin lebih dikenal dengan nama ” Sanatio atau ” Sufficient” terdiri dari 18 jilid. Naskah aslinya tersimpan di Oxford University, London.

Ibnun Sina yang memiliki nama lengkap Abu Ali al-Hussein Ibn Abdallah, lahir di Afshana dekat Bukhara (Asia Tengah) pada tahun 981. Pada usia sepuluh tahun, dia telah menguasai dengan baik studi tentang Al Quran dan ilmu-ilmu clasar. Ilmu logika, dipelajarinya dari Abu Abdallah Natili, seorang filsuf besar pada masa itu. Filsafatnya meliputi buku-buku Islam dan Yunani yang sangat beragam. Editing Copy www. makah2008. wordpress. com / ponorogo

MENGENAI KA’BAH

KA'BAH
KA’BAH

Sejarah perkembangan :

Ka’bah yang juga dinamakan Baitul Atiq, Baitulloh  atau rumah tua adalah bangunan yang dipugar pada masa Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail setelah Nabi Ismail berada di Mekkah atas perintah Allah SWT. Dalam Al-Qur’an, surah 14:37 tersirat bahwa situs suci Ka’bah telah ada sewaktu Nabi Ibrahim menempatkan Hajar dan bayi Ismail di lokasi tersebut.

Pada masa Nabi Muhammad SAW berusia 30 tahun (Kira kira 600 M dan belum diangkat menjadi Rasul pada saat itu), bangunan ini direnovasi kembali akibat bajir bandang yang melanda kota Mekkah pada saat itu. Sempat terjadi perselisihan antar kepala suku atau kabilah ketika hendak meletakkan kembali batu Hajar Aswad namun berkat penyelesaian Muhammad SAW perselisihan itu berhasil diselesaikan tanpa pertumpahan darah dan tanpa ada pihak yang dirugikan.

Pada saat menjelang Muhammad SAW diangkat menjadi Nabi sampai kepindahannya ke kota Madinah. Lingkungan Ka’bah penuh dengan patung yang merupakan perwujudan Tuhan bangsa Arab ketika masa kegelapan pemikiran (jahilliyah) padahal sebagaimana ajaran Nabi Ibrahim yang merupakan nenek moyang bangsa Arab dan bangsa Yahudi serta ajaran Nabi Musa terhadap kaum Yahudi, Tuhan tidak boleh disembah dengan diserupakan dengan benda atau makhluk apapun dan tidak memiliki perantara untuk menyembahnya serta tunggal tidak ada yang menyerupainya dan tidak beranak dan tidak diperanakkan (Surat Al Ikhlas dalam Al-Qur’an) . Ka’bah akhirnya dibersihkan dari patung patung ketika Nabi Muhammad membebaskan kota Mekkah tanpa pertumpahan darah.

Selanjutnya bangunan ini diurus dan dipelihara oleh Bani Sya’ibah sebagai pemegang kunci ka’bah dan administrasi serta pelayanan haji diatur oleh pemerintahan baik pemerintahan khalifah Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Muawwiyah bin Abu Sufyan, Dinasti Ummayyah, Dinasti Abbasiyyah, Dinasti Usmaniyah Turki, sampai saat ini yakni pemerintah kerajaan Arab Saudi yang bertindak sebagai pelayan dua kota suci, Mekkah dan Madinah.

Bangunan Ka’bah:

Pada awalnya bangunan Ka’bah terdiri atas dua pintu serta letak pintu ka’bah terletak diatas tanah , tidak seperti sekarang yang pintunya terletak agak tinggi sebagaimana pondasi yang dibuat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Namun ketika Renovasi Ka’bah akibat bencana banjir pada saat Muhammad SAW berusia 30 tahun dan sebelum diangkat menjadi rasul, karena merenovasi ka’bah sebagai bangunan suci harus menggunakan harta yang halal dan bersih, sehingga pada saat itu terjadi kekurangan biaya. Maka bangunan ka’bah dibuat hanya satu pintu serta ada bagian ka’bah yang tidak dimasukkan ke dalam bangunan ka’bah yang dinamakan Hijir Ismail yang diberi tanda setengah lingkaran pada salah satu sisi ka’bah. Saat itu pintunya dibuat tinggi letaknya agar hanya pemuka suku Quraisy yang bisa memasukinya. Karena suku Quraisy merupakan suku atau kabilah yang sangat dimuliakan oleh bangsa Arab.

Karena kaumnya baru saja masuk Islam, maka Nabi Muhammad SAW mengurungkan niatnya untuk merenovasi kembali ka’bah sehinggas ditulis dalam sebuah hadits perkataan beliau: “Andaikata kaumku bukan baru saja meninggalkan kekafiran, akan Aku turunkan pintu ka’bah dan dibuat dua pintunya serta dimasukkan Hijir Ismail kedalam Ka’bah”, sebagaimana pondasi yang dibangun oleh Nabi Ibrahim.

Ketika masa Abdurrahman bin Zubair memerintah daerah Hijaz, bangunan itu dibuat sebagaimana perkataan Nabi Muhammad SAW atas pondasi Nabi Ibrahim. Namun karena terjadi peperangan dengan Abdul Malik bin Marwan, penguasa daerah Syam (Suriah,Yordania dan Lebanon sekarang) dan Palestina, terjadi kebakaran pada Ka’bah akibat tembakan peluru pelontar (onager) yang dimiliki pasukan Syam. Sehingga Abdul Malik bin Marwan yang kemudian menjadi khalifah, melakukan renovasi kembali Ka’bah berdasarkan bangunan hasil renovasi Nabi Muhammad SAW pada usia 30 tahun bukan berdasarkan pondasi yang dibangun Nabi Ibrahim. Dalam sejarahnya Ka’bah beberapa kali mengalami kerusakan sebagai akibat dari peperangan dan umur bangunan.

Ketika masa pemerintahan khalifah Harun Al Rasyid pada masa kekhalifahan Abbasiyyah, khalifah berencana untuk merenovasi kembali ka’bah sesuai pondasi Nabi Ibrahim dan yang diinginkan Nabi Muhammad SAW. namun segera dicegah oleh salah seorang ulama terkemuka yakni Imam Malik karena dikhawatirkan nanti bangunan suci itu dijadikan ajang bongkar pasang para penguasa sesudah beliau. Sehingga bangunan Ka’bah tetap sesuai masa renovasi khalifah Abdul Malik bin Marwan sampai sekarang.

Sebagai Muslim kita tahu bahwa Syareat dan Hikmahnya yang kita sembah adalah Alloh Jalla Jalaalah SWT, bukan menyembah  Ka’bah ataupun Hajar Aswat ( Haji dan Sholat adalah Perintah Alloh SWT untuk menghadap Qiblat (Ka’bah)) http://www.makah2008.wordpress.com / ponorogo.

Pesan/ Dialog Syekh Siti Jenar ( Syekh Lemah Abang ) sblm wafat.

Makam Syech Siti Jenar

CIM siti jenar

Syekh Siti Jenar, berasal dari Bagdad beraliran Syi’ah Muntadar, beliau menetap di Pengging Jawa Timur, disana Syekh Siti Jenar mengajarkan agama kepada Ki Ageng Pengging ( Kebo Kenongo ) dan masyarakat, tetapi para Wali Jawadwipa/ Wali Songo tidak menyetujui alirannya, oleh karena itulah Syekh Siti Jenar dihukum mati th. 1506 M, dan dimakamkan di Anggaraksa alias Graksan, Cirebon sekarang ini, tapi  ada juga pendapat dimakamkan di pengimaman masjid demak.

Sebelum wafat, Syekh Siti Jenar sempat berpesan kepada para dewan wali/ Wai Songo bahwaKelak pada suatu zaman akhir, kalau ada kerbo bule mata kucing ( orang Belanda ) naik dari laut, itulah tandanya musibah kepada anak cucu anda,” katanya, sedang kenyataannya Belanda menjajah Indonesia selama 350 tahun dan banyak menyengsarakan rakyat Indonesia.

Syekh Siti Jenar mempunyai efek khusus yang kita anggap sebagaiinsidendiantara pemuka-pemuka Agama Islam pada abad ke 16 M, lambat laun ketika itu banyak orang-orang yang mengaji tasawuf/ hakiki, misalnya : perihal ilmu bedanya antara Kawula dan Gusti dan Tunggalnya Kawula dan Gusti.

Atas tuduhan Syekh Maulana Maghribi, bahwa Syekh Siti Jenar mengaku dirinya ALLAH, dan oleh Sunan kalijogo ditanyakan apakah benar tuduhan tersebut, beliau mengakuinya benar adanya, maka dewan wali dalam sidangnya sepakat untuk menjatuhkan hukuman mati bagi si tertuduh, dan Sekh Siti Jenar menerima putusan tersebut agar segera dilaksanakan, dan yang harus melaksanakan keputusan tersebut yaitu Sunan Kudus dengan keris Ki Kantanaga yang diberikan oleh Sunan Gunung Jati.

Sebelum eksekusi berlangsung, terjadilah kejadian yang sangat mencengangkan masyarakat karena memang disaksikan secara terbuka dihalaman masjid Agung Cirebon, dan dialog tersebut diantaranya sbb :

Menempelnya keris Ki Kantanaga ke jasad Syekh Siti Jenar, terdengar suara yang sangat keras seprti beradunya kedua besi yang sangat besar, lalu para Wali saling tersenyum, sambil berkata,” Masa ada ALLAH seperti besi ?”.
Syekh Siti Jenar menjawab,” Coba, tusuklah sekali lagi,”
Ketika tusukan kedua, Syekh Siti Jenar menghilang tidak ada ujud jasadnya.

Para Wali berkata kembali,” Masa matinya ALLAH seperti syaitan,?.
Secepat kilat Syekh Siti Jenar menampakan diri lagi, sambil berkata, Coba tusuk sekali lagi?”
Ketika tusukan ketiga, Syekh Siti Jenar membujur tergolek di lantai masjid, dari lukanya keluar darah merah, dan para Wali berkata kembali,” Masa matinya ALLAH seperti kambing.?
Syekh Siti Jenar bangun hidup kembali tanpa luka dan berkata,” Coba tusuk sekali lagi?”.
Kemudian pada tusukan keempat , Syekh Siti Jenar rebah, mati dan dari lukanya mengalir darah putih, seketika itu para wali berkata kembali,” Masa matinya ALLAH seperti cacing!”, karena berkali-kali tusukan selalu mati, hidup, mati, hidup, maka, Syekh Siti Jenar berkata, “ Lalu harus bagaimana mati saya menurut keinginan anda?”dan dijawab oleh seluruh Wali,” Biasa!”, seperti orang tidur badannya lemas, begitulah mati bagi seorang Insanul kamil,”

Sesudah itu ditusuklah jasadnya dan wafatlah Syekh Siti Jenar seperti umumnya manusia, jasadnya mengecil sebesar kuncup bunga melati dan baunya semerbak mewangi bau harumnya melati ( Syekh Siti Jenar, wafat wajar dan tidak bunuh diri )

ref : Babad Cirebon, P. Sulaiman Sulendraningrat, ketua umum lembaga kebudayaan wil III Jabar, th 1974 ).

Ada juga beberapa buku tentang Syekh Siti Jenar yang menerangkan Bahwa Makamnya di bawah mimbar Imam masjid DEMAK . Sebagai referensi Bagi Pembaca ini cuplikan buku “Ajaran Makrifat Syekh Siti Jenar” oleh Muhammad Solikhin

Ilmu dalam perspektif sufi terbagi 4

1. ilmu Syari’at : ilmu yang berkenaan dengan kehidupan lahir di alam dunia ini, hukum2 yang disertai dengan akibat2 fisik, 2 ilmu batin : ilmu tentang sebab dan akibat ( kausalitas), 3. ilmu hikmah rohani (spiritual) : ilmu yang berkenaan dengan ruh, ilmu tentang pengenalan diri.melalui ilmu ini kita bisa sampai pada ilmu mengenal Allah(ma’rifatullah), 4 ilmu hakekat : ilmu tentang hakekat Allah, rahasia dibalik rahasia dengan pintu loncatan ruh al-idlafi yang berada dalam kedalaman hati nurani

Disini dapat disimpulkan bahwa Syekh Siti Jenar Benar dan Salah Tergantung pandangan dari setiap orang dari tingkat(makom) Keimanan orang tersebut, Ilmunya Syech Siti Jenar adalah Ma’rifat (ilmu laduni tingkat tinggi) dan sama sekali bukan Syirik, Para Wali Songo memutuskan untuk mengadili Siti Jenar , bukan kok menyalahkan keyakinannya, melainkan jika Tingkat keyakinan Syech Siti Jenar yang begitu tinggi JIKA NANTI DI ANUT PARA MURID DAN ORANG LAIN akan banyak memelesetkan dan salah arah, karena secara umum keimanan  orang waktu itu masih banyak ditingkat syareat, jadi yang disalahkan para Wali Songo adalah Jangan2 muridnya nanti bisa terbelokkan arah iman (syirik) bukankah UMUM nya Iman kita berangkat dari Syareat, dengan Thorekot menuju Hakekat, terus ke Ma’rifat (disini perlu sangat difahami disertai GURU Spiritual) disini bisa di umpamakan Seorang Profesor mengajar anak TK (tidak cocok, banyak resiko meskipun sang professor benar, tapi anak TK bisa bingung dan salah arah) atau lebih utamanya bacalah, fahami dengan Khusnudhan dengan sang Guru Buku Ad-durrotunnafis (semoga Makom Ke Imanan anda meningkat) Amin 3x ( H. Ir. Ach Rofiq Achsan  / H. Moh. Afthon Muzakki, ST  ponorogo ) dan  Jamaah Kanzul Arsy Ponorogo

Membedah Kebenaran Syekh Siti Jenar – Syekh Siti Jenar yang merupakan wali kontroversial ternyata tidak wafat dieksekusi seperti dipersepsikan masyarakat Islam selama ini. “Saya meneliti sejarah Syekh Siti Jenar dari sekitar 300 pustaka kuno yang tidak ada di perpustakaan, ternyata persepsi tentang Syekh Siti Jenar seperti selama ini tidak benar,” kata Agus Sunyoto selaku penulis buku di Surabaya, Sabtu (27/08).Ia mengungkapkan hal itu untuk meluruskan stigma jelek terhadap sosok Syekh Siti Jenar dalam bedah buku bertajuk “Susuk Malang Sungsang” yang berjumlah tujuh jilid di Toko Buku (TB) Togamas Surabaya.Bedah buku karya Agus Sunyoto itu menampilkan pembahas Mohammad Sobary (mantan PU LKBN ANTARA/LIPI), Prof DR Setyo Yuwono Sudikan (budayawan/guru besar Universitas Negeri Surabaya), dan KH Agus Ali Masyhuri (PP Bumi Sholawat, Tulangan, Sidoarjo).Menurut Agus Sunyoto, Syekh Siti Jenar juga tetap menjalankan syariat (hukum dan amal dalam beragama) dan tidak mengajarkan “sasahidan” atau ajaran yang sesat dan menyesatkan seperti dipersepsikan orang selama ini. “Jadi, para pengikut beliau menganggap persepsi orang tentang Syekh Siti Jenar selama ini merupakan kebohongan, bahkan dalam soal tauhid (keimanan) pun, Syekh Siti Jenar tidak menganggap dirinya adalah Tuhan,” katanya. Ajaran manunggaling kawula-Gusti (kesatuan Tuhan dan manusia), katanya, merujuk pada Al-Qur`an (firman Allah SWT) bahwa Allah SWT ada dimana-mana tanpa dibatasi ruang, gerak, dan waktu atau Tuhan selalu ada dalam setiap ruang kosong.”Ketika Nabi Muhammad SAW membangun ka`bah bukan berarti Tuhan itu ada di ka`bah tapi di tengah-tengah ka`bah ada ruang kosong. Nah, Tuhan selalu ada di dalam setiap ruang kosong, apakah di Timur Tengah, Indonesia, atau alam semesta ini,” katanya.Membedah buku karya Agus Sunyoto itu, budayawan Prof DR Setyo Yuwono Sudikan yang juga guru besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu mengatakan Agus Sunyoto telah melakukan dekonstruksi sosok Syekh Siti Jenar melalui buku.”Agus Sunyoto telah melakukan dekonstruksi ketokohan dan ajaran Syekh Siti Jenar. Dari zaman ke zaman, negara memang telah menguatkan hegemoni terhadap ulama, pujangga, dan tokoh masyarakat yang dianggap kritis dan berbahaya,” katanya. Senada dengan itu, budayawan Mohammad Sobary yang juga mantan Pemimpin Umum (PU) LKBN ANTARA itu menyatakan karya Agus Sunyoto membuktikan bahwa sejarah itu tidak pernah selesai dan kebenaran sejarah juga tak selalu final.”Paling tidak, Agus Sunyoto telah menampar wajah para ilmuwan yang selama ini merasa puas dengan sejarah yang sudah ada, bahkan Agus Sunyoto juga berhasil membongkar tabir mitos yang selama ini melingkupi Syekh Siti Jenar,” katanya. Namun, katanya, karya Agus Sunyoto akan lebih hebat lagi jika tidak hanya berhenti pada penampilan sosok Syekh Siti Jenar secara lebih adil, melainkan juga mendorong pembaca tertarik meneladani Syekh Siti Jenar dan akhirnya sujud kepada Allah SWT yang menciptakan tokoh seperti Syekh Jenar. Catatan serupa juga dikatakan pengasuh Pesantren Bumi Sholawat, Tulangan, Sidoarjo, KH Agus Ali Masyhuri. “Agus Sunyoto memang mampu menjebol stigma jelek tentang sosok Syekh Siti Jenar,” katanya. Bahkan, katanya, pandangan bahwa Syekh Siti Jenar itu mampu mengubah diri seperti cacing atau anjing telah dibantah, karena pandangan seperti itu sama halnya dengan rekayasa untuk memojokkan seorang wali. Wallohua’lam (Dari Kapanlagi.com Dipublikasikan lagi oleh HM.Afthon Mz,ST)

KHUSNUDHAN ( Prasangka baik terhadap Jin)

cimg2575 jin utowo jim po

FOTO JIN YANG DIABADIKAN LAGI YAITU JIN MUSLIM DI PONOROGO/ KERTOSARI

Allah berfirman!

Wamaa Kholaktul Jinna wal Insa illa liya’buduun

( Tidaklah Aku ciptakan Jin dan Manusia hanya untuk beribadah/ menyembah kepadaKu)

Perlu diketahui bahwasanya Jin seperti manusia, punya keluarga, punya agama, guru, dan juga punya ilmu dan sebagainya (hampir sama dengan manusia), Permasalahanya Dunianya Jin dan Manusia berbeda , Di alamnya Jin kebanyakan menganut system kerajaan dan banyak sekali kerajaannya , dan bukan republic spt Indonesia, saya sudah pernah ngomong panjang lebar mengenai jin dengan orang yang tahu persis dunia ghoib ini, bahkan bisa ketemu sang guru ini setiap saat, waktu itu sampai apapun saya tanyakan saya yakin guru dan orangtua saya (Sangat Dapat dipercaya), Kebanyakan bangsa Jin beragama Non Muslim , banyak Hindu dan Budha, dan Kafir. Tapi yang Muslim (Islam) juga ada sebagai MINORITAS saja, Nabi yang dianut Jin juga Nabi Muhammad SAW dari bangsa manusia, begitu juga Qiblatnya Masjidil Haram Ka’bah , kebanyakan yang Muslim Jin dari Timur Tengah sering berkunjung ke Indonesia untuk mencari perlindungan dari kejaran kerajaan Jin Non Muslim yang memeranginya, Kerajaan Jin Muslim kecil disbanding kerajaan Jin Non Muslim, di dekat Masjidil Haram sendiri ada Masjid yang namanya Masjid Jin (saya sendiri pernah ke sana) ternyata sering tutup, konon kata Mukimin yang ada disana dulunya ada segerombolan Jin Masuk ke Masjid ini untuk bersahadat dan masuk agama Islam Subhanalloh…, di Masjid dekat rumah saya juga sering dijumpai Jin yang lagi Mengaji di malam hari, Info yang saya dapat Jin sangat bagus memori otaknya sekali atau dua kali baca Al-Quran sudah bisa Hafal, bahkan banyak sekali yang sudah Khafid/Khafidhoh, Jin Juga banyak mencari Ilmu kema’rifatan ilmu ketauhitan kepada manusia, dengan acuan Nabi mereka juga dari bangsa manusia, saya dan guru juga sering Istighotsah dengan sekian banyak orang dan Jin muslim itu biasa selama difahami dengan betul, Jin juga banyak yang menyandang Kyai, Mursyid, ber Haji dll yang nggak setiap orang bisa menyandangnya, Subhanalloh…, Jadi antara Jin dan setan/iblis sangatlah beda bagaikan manusia dengan setan/iblis. Dunianya pun antara jin dan setan/iblis beda , diibaratkan satu dhira’ (20cm) menurut guru saya, sangking pandainya setan menyesatkan dan bisa masuk alamnya jin, dikira sebagian orang alam jin dan setan sama, tapi nyatanya nggak sama. Jin Muslim kebanyakan iman dan taqwa kpd Alloh SWT, cenderung jika berucap jujur, pergi ke masjid, sering berjamaah jika sholat, walaupun juga sering berjamaah dengan manusia. Subhanalloh….. bukankah Jin di zamanya Nabi Sulaiman juga banyak yg beriman (agama Tauhid) begitu juga di zamanya nabi-nabi yang lain, Jin berjalanya dengan terbang, usianya 300 th itu ibarat masih sangat muda , jika sudah tua jin gak bisa terbang lagi istilahnya hanya bisa ngesot, bahkan berdiam diri dan akhirnya pun Jin juga mati, Jadi Jin itu bukan matinya di hari Kiamat, di saat-saat tertentu jin juga bisa mati, sedangkan yang matinya di hari Kiamat adalah Iblis ( setan dengan bangsa Iblis), kami beritahukan juga bahwa di alamnya Jin tidak ada matahari jadi alamnya hampir sama dengan alam mimpi manusia (redup / senja) , anak-anak jin juga banyak, yang bayi tidak mbrangkang seperti bayinya manusia tapi meloncat loncat, semakin tambah usia loncatan jin semakin jauh, lama kelamaan bisa terbang, Manusia ataupun Jin bisa masuk dialamnya yang berbeda dengan kekuatan ilmu dari Alloh SWT, Laa khaula Walaa Quwwata Illa Billah, guru saya sendiri sering masuk kealam Jin untuk ketemu dengan Kyai Jin Muslim dan sebaliknya , manusia memang tidak boleh sering berinteraksi dengan Jin akan tetapi pada kondisi dorurot sebagai upaya menolong seseorang, ataupun urusan penting dapat diperbolehkan selama dalam aturan syareat islam , bahkan untuk upaya memperoleh keterangan sejarah zaman dulu seperti kerajaan wengker misal atau zaman Batoro Katong, banyak Kyai yang berwawancara dengan Jin untuk diambil keterangannya, dan tidak sedikit Kitab2 agama yang disedot ke alam jin di zaman sejarah dulu dan tentunya bisa disedot lagi ke alam manusia bagi mereka yang mempunyai ilmunya, dengan kemampuan tertentu sang Guru bisa berinteraksi dengan Jin Muslim dan bahkan memfoto gb jin tersebut (dalam artian wujud sebenarnya jin lembut dan lembut tidak bisa dilihat dan di foto ). Hidup di alam jin manusia juga akan merasa lapar dahaga , janganlah makan makanan atau minum di alam Jin karena tidak cocok dengan karakter sebagai manusia ,maka banyak Guru yang mengatakan ke muridnya jika lapar/haus di alam jin hendaknya berdoa dengan doa ini atau doa itu untuk berfungsi sebagai makan dan minum. Di alam jin jarak antara Negara alam dunia sangatlah dekat, jadi ibarat Ponorogo-Jogja hanya ditempuh kurang lebih 5 menit ( pada waktu itu kisah nyatanya naik bus nya jin dan di alamnya jin), bukan berarti Ponorogo-Bagdad lebih lama, bahkan lebih pendek , sebab di alamnya jin alam 6 dimensi (yang jauh jadi dekat bahkan sebaliknya) alat tempuhnya pun bisa terbang, naik mobil, bis , kereta api dll , perlu diketahui bahwa di alamnya jin Technologi nya jin diatas manusia. Menurut saya UFO yang misterius itu adalah kendaraanya jin dengan technologi tinggi. Wallohu A’lam, ada cerita menarik ada seseorang pada waktu berkotbah di hari Jum’at tanpa sengaja mengatakan bahwa sebaik-baik imanya Jin adalah masih baik iman Manusia, Subhanalloh….., Jin dan Manusia sama-sama makluk Alloh SWT yang lain adalah alam dan akalnya semoga Alloh membenarkan jika salah  , sama-sama nanti di alam akhirat akan dihisab amalnya, maka dari itu semua kita sebagai manusia jangan gampang-gampang Shuudhan terhadap Jin dan Manusia yang mengetahui dunia Jin , jangan dikir-dikit mengucapkan musrik terhadap seseorang Kyai , bukankah Ilmu Ghoib juga berasal dari Alloh SWT untuk hambanya yang diridhoinNya seperti para para wali dan Nabinya dan orang-orang arif-billah, orang Ma’rifat, Kyai-kyai , Alim ulama dst. Tergantung dari Ridlo Alloh SWT. Yang paling penting dari kita semua segala sesuatu yang jika belum mengetahui faedahnya, maka carilah faedahnya , Alloh menciptakan sesuatu pasti ada faedahnya. yang perlu diwaspadai yang terpenting jangan sampai minta bantuan kepada jin atas dasar minta ganti yang menyalahi syareat islam, bersahabat dengan jin muslim dibolehkan dan tetap waspada yang utama timbalah Ilm Ketauhidan setinggi tingginya (orang yang bermain alam ghoib andalanya adalah Ilmu Tauhid), Laa Khaula Walaa Quwwata Illa Billah,  Inilah cerita sedikit semoga ada manfaatnya untuk manusia khususnya, Semua Ilmu yg ada didunia semuanya berasal dari Alloh SWT, maka jika dikasih ilmu linuwih (lebih) harus bisa memanfaatkan dengan amanahNya baik pada pasisi Syareat, Hakekat, Maupun Ma’rifat ,Wallohu Muwafiq Illa aqwanitthouriq . Wassalamu’alaikum Wr….Wbhttp://www.makah2008.wordpress.com / Jamaah kanzul arsy ponorogo  (H. Moh. Afthon. Muzakki, ST)

Ternyata Islam Masuk ke Nusantara Ketika Rasulullah SAW Masih Hidup

arab-indon

Sejarahwan T. W. Arnold dalam karyanyaThe Preaching of Islam” (1968) juga menguatkan temuan bahwa agama Islam telah dibawa oleh mubaligh-mubaligh Islam asal jazirah Arab ke Nusantara sejak awal abad ke-7 M. Setelah abad ke-7 M, Islam mulai berkembang di kawasan ini, misal, menurut laporan sejarah negeri Tiongkok bahwa pada tahun 977 M, seorang duta Islam bernama Pu Ali (Abu Ali) diketahui telah mengunjungi negeri Tiongkok mewakili sebuah negeri di Nusantara (F. Hirth dan W. W. Rockhill (terj), Chau Ju Kua, His Work On Chinese and Arab Trade in XII Centuries, St.Petersburg: Paragon Book, 1966, hal. 159).Bukti lainnya, di daerah Leran, Gresik, Jawa Timur, sebuah batu nisan kepunyaan seorang Muslimah bernama Fatimah binti Maimun bertanggal tahun 1082 telah ditemukan. Penemuan ini membuktikan bahwa Islam telah merambah Jawa Timur di abad ke-11 M (S. Q. Fatini, Islam Comes to Malaysia, Singapura: M. S. R.I., 1963, hal. 39). Dari bukti-bukti di atas, dapat dipastikan bahwa Islam telah masuk ke Nusantara pada masa Rasulullah masih hidup. Secara ringkas dapat dipaparkan sebagai berikut: Rasululah menerima wahyu pertama di tahun 610 M, dua setengah tahun kemudian menerima wahyu kedua (kuartal pertama tahun 613 M), lalu tiga tahun lamanya berdakwah secara diam-diamperiode Arqam bin Abil Arqam (sampai sekitar kuartal pertama tahun 616 M), setelah itu baru melakukan dakwah secara terbuka dari Makkah ke seluruh Jazirah Arab. Menurut literatur kuno Tiongkok, sekitar tahun 625 M telah ada sebuah perkampungan Arab Islam di pesisir Sumatera (Barus). Jadi hanya 9 tahun sejak Rasulullah SAW memproklamirkan dakwah Islam secara terbuka, di pesisir Sumatera sudah terdapat sebuah perkampungan Islam. Selaras dengan zamannya, saat itu umat Islam belum memiliki mushaf Al-Qur’an, karena mushaf Al-Qur’an baru selesai dibukukan pada zaman Khalif Utsman bin Affan pada tahun 30 H atau 651 M. Naskah Qur’an pertama kali hanya dibuat tujuh buah yang kemudian oleh Khalif Utsman dikirim ke pusat-pusat kekuasaan kaum Muslimin yang dipandang penting yakni (1) Makkah, (2) Damaskus, (3) San’a di Yaman, (4) Bahrain, (5) Basrah, (6) Kuffah, dan (7) yang terakhir dipegang sendiri oleh Khalif Utsman. Naskah Qur’an yang tujuh itu dibubuhi cap kekhalifahan dan menjadi dasar bagi semua pihak yang berkeinginan menulis ulang. Naskah-naskah tua dari zaman Khalifah Utsman bin Affan itu masih bisa dijumpai dan tersimpan pada berbagai museum dunia. Sebuah di antaranya tersimpan pada Museum di Tashkent, Asia Tengah. Mengingat bekas-bekas darah pada lembaran-lembaran naskah tua itu maka pihak-pihak kepurbakalaan memastikan bahwa naskah Qur’an itu merupakan al-Mushaf yang tengah dibaca Khalif Utsman sewaktu mendadak kaum perusuh di Ibukota menyerbu gedung kediamannya dan membunuh sang Khalifah (K. Moh. Nuzul) disebarkan Jamaah Kanzul Arsy Ponorogo

Sulthonul Auliya Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani

Karomah-karomah Sulthonul Auliya Syeikh Abdul

Qadir Al-Jilani

qadir1 qadir-sip qadir2 qodir-jaelani

Syekh Abdur Qadir Jailani adalah adalah imam yang zuhud dari kalangan sufi. Beliau lahir tahun 470 H /1077 M di Baghdad dan mendirikan tariqat al-Qadiriyah. Diantara tulisan beliau antara lain kitab Al-Fathu Ar-Rabbani, Al-Ghunyah li Thalibi Thariq Al-Haq dan Futuh Al-Ghaib. Tahun wafat beliau tercatat tahun 561 H bertepatan dengan 1166 M. Beliau adalah seorang yang shalih . Bila dirunut ke atas dari nasabnya, beliau masih keturunan dari Ali bin Abi Talib. Nama lengkap beliau adalah Abu Shalih Sayidi Abdul Qodir bin Musa bin Abdullah bin Yahya Az-zahid bin Muhammad bin Dawud bin Musa Al-Jun bin Abdullah Al-Mahdhi bin Hasan al-Mutsana bin Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. Jumlah karomah yang dimiliki oleh asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani banyak sekali, Syaikh Abil AbbasAhmad ibn Muhammadd ibn Ahmad al-Urasyi al-Jily: Pada suatu hari, aku telah menghadiri majlis asy-Sayikh Abdul Qodir al-Jilani berserta murid-muridnya yang lain. Tiba-tiba, muncul seekor ular besar di pangkuan asy-Syaikh. Maka orang ramai yang hadir di majlis itu pun berlari tunggang langgang, ketakutan. Tetapi asy-Syaikh al-Jilani hanya duduk dengan tenang saja. Kemudian ular itu pun masuk ke dalam baju asy-Syaikh dan telah merayap-rayap di badannya. Setelah itu, ular itu telah naik pula ke lehernya. Namun, asy-Syaikh masih tetap tenang dan tidak berubah keadaan duduknya. Setelah beberapa waktu berlalu, turunlah ular itu dari badan asy-Syaikh dan ia telah seperti bicara dengan asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani . Setelah itu, ular itu pun ghaib. Kami pun bertanya kepada asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani tentang apa yang telah dipertuturkan oleh ular itu. Menurut beliau ular itu telah berkata bahwa dia telah menguji wali-wali Allah yang lain, tetapi dia tidak pernah bertemu dengan seorang pun yang setenang dan sehebat asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani . Pada suatu hari, ketika asy-Syaikh sedang mengajar murid-muridnya di dalam sebuah majlis, seekor burung telah terbang di udara di atas majlis itu sambil mengeluarkan satu bunyi yang telah mengganggu majlis itu. Maka asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun berkata, “Wahai angin, ambil kepala burung itu.” Seketika itu juga, burung itu telah jatuh ke atas majlis itu, dalam keadaan kepalanya telah terputus dari badannya. Setelah melihat keadaan burung itu, asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun turun dari kursi tingginya dan mengambil badan burung itu, lalu disambungkan kepala burung itu ke badannya. Kemudian asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani telah berkata, “Bismillaahirrahmaanirrahim.” Dengan serta-merta burung itu telah hidup kembali dan terus terbang dari tangan asy-Syaikh. Maka takjublah para hadirin di majlis itu karena melihat kebesaran Allah yang telah ditunjukkanNya melalui tangan asy-Syaikh. Telah diceritakan di dalam sebuah riwayat: Pada suatu hari, di dalam tahun 537 Hijrah,seorang lelaki dari kota Baghdad (dikatakan oleh setengah perawi bahawa lelaki itu bernama Abu Sa‘id ‘Abdullah ibn Ahmad ibn ‘Ali ibn Muhammad al-Baghdadi) telah datang bertemu dengan asy-Syaikh Jilani, berkata, bahwa dia mempunyai seorang anak dara cantik berumur enam belas tahun bernama Fatimah. Anak daranya itu telah diculik (diterbangkan) dari atas anjung rumahnya oleh seorang jin. Maka asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun menyuruh lelaki itu pergi pada malam hari itu, ke suatu tempat bekas rumah roboh, di satu kawasan lama di kota Baghdad bernama al-Karkh. “Carilah bonggol yang kelima, dan duduklah di situ. Kemudian, gariskan satu bulatan sekelilingmu di atas tanah. Kala engkau membuat garisan, ucapkanlah “Bismillah, dan di atas niat asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani ” Apabila malam telah gelap, engkau akan didatangi oleh beberapa kumpulan jin, dengan berbagai-bagai rupa dan bentuk. Janganlah engkau takut. Apabila waktu hampir terbit fajar, akan datang pula raja jin dengan segala angkatannya yang besar. Dia akan bertanya hajatmu. Katakan kepadanya yang aku telah menyuruh engkau datang bertemu dengannya. Kemudian ceritakanlah kepadanya tentang kejadian yang telah menimpa anak perempuanmu itu.” Lelaki itu pun pergi ke tempat itu dan melaksanakan arahan asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani itu. Beberapa waktu kemudian, datanglah jin-jin yang coba menakut-nakutkan lelaki itu, tetapi jin-jin itu tidak berkuasa untuk melintasi garis bulatan itu. Jin-jin itu telah datang bergilir-gilir, yakni satu kumpulan selepas satu kumpulan. Dan akhirnya, Datanglah raja jin yang sedang menunggang seekor kuda dan telah disertai oleh satu angkatan yang besar dan hebat rupanya. Raja jin itu telah memberhentikan kudanya di luar garis bulatan itu dan telah bertanya kepada lelaki itu, “Wahai manusia, apakah hajatmu?”Lelaki itu telah menjawab, “Aku telah disuruh oleh asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani untuk bertemu denganmu.” Begitu mendengar nama asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani diucapkan oleh lelaki itu, raja jin itu telah turun dari kudanya dan terus mengucup bumi. Kemudian raja jin itu telah duduk di atas bumi, disertai dengan seluruh anggota rombongannya. Sesudah itu, raja jin itu telah bertanyakan masalah lelaki itu. Lelaki itu pun menceritakan  kisah anak daranya yang telah diculik oleh seorang jin. Setelah mendengar cerita lelaki itu, raja jin itu pun memerintahkan agar dicari si jin yang bersalah itu. Beberapa waktu kemudian, telah dibawa ke hadapan raja jin itu, seorang jin lelaki dari negara Cina bersama-sama dengan anak dara manusia yang telah diculiknya. Raja jin itu telah bertanya, “Kenapakah engkau sambar anak dara manusia ini? Tidakkah engkau tahu yang dia ini berada di bawah naungan al-Quthb ?” Jin lelaki dari negara Cina itu telah mengatakan yang dia telah jatuh birahi dengan anak dara manusia itu. Raja jin itu pula telah memerintahkan agar dipulangkan perawan itu kepada bapanya, dan jin dari negara Cina itu pula telah dikenakan hukuman pancung kepala. Lelaki itu pun mengatakan rasa takjubnya dengan segala perbuatan raja jin itu, yang sangat patuh kepada asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani. Raja jin itu berkata pula, “Sudah tentu, karena asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani boleh melihat dari rumahnya semua kelakuan jin-jin yang jahat. Dan mereka semua sedang berada di sejauh-jauh tempat di atas bumi, karena telah lari dari sebab kehebatannya. Allah Ta’ala telah menjadikan asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani bukan saja al-Qutb bagi umat manusia, bahkan juga ke atas seluruh bangsa jin.” Telah bercerita asy-Syaikh Abi ‘Umar ‘Uthman dan asy-Syaikh Abu Muhammad ‘Abdul Haqq al-Huraimy: Pada 3 hari bulan Safar, kami berada di sisi asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani Pada waktu itu, asy-Syaikh sedang mengambil wudu dan memakai sepasang terompah. Setelah selesai menunaikan solat dua rakaat, dia telah bertempik dengan tiba-tiba, dan telah melemparkan salah satu dari terompah-terompah itu dengan sekuat tenaga sampai tak nampak lagi oleh mata. Selepas itu, dia telah bertempik sekali lagi, lalu melemparkan terompah yang satu lagi. Kami yang berada di situ, telah melihat dengan ketakjubannya, tetapi tidak ada seorang pun yang telah berani menanyakan maksud semua itu. Dua puluh tiga hari kemudian, sebuah kafilah telah datang untuk menziarahi asy-Syaikh ‘Abdul Qadir al-Jilany. Mereka (yakni para anggota kafilah itu) telah membawa hadiah-hadiah untuknya, termasuk baju, emas dan perak. Dan yang anehnya, termasuk juga sepasang terompah. Apabila kami amat-amati, kami lihat terompah-terompah itu adalah terompah-terompah yang pernah dipakai oleh asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pada satu masa dahulu. Kami pun bertanya kepada ahli-ahli kafilah itu, dari manakah datangnya sepasang terompah itu. Inilah cerita mereka: Pada 3 haribulan Safar yang lalu, ketika kami sedang di dalam satu perjalanan, kami telah diserang oleh satu kumpulan perompak. Mereka telah merampas kesemua barang-barang kami dan telah membawa barang-barang yang mereka rampas itu ke satu lembah untuk dibagi-bagikan di antara mereka. Kami pun berbincang sesama sendiri dan telah mencapai satu keputusan. Kami lalu menyeru asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani agar menolong kami. Kami juga telah bernazar apabila kami sudah selamat, kami akan memberinya beberapa hadiah. Tiba-tiba, kami terdengar satu jeritan yang amat kuat, sehingga menggegarkan lembah itu dan kami lihat di udara ada satu benda yang sedang melayang dengan sangat laju sekali. Beberapa waktu kemudian, terdengar satu lagi bunyi yang sama dan kami lihat satu lagi benda seumpama tadi yang sedang melayang ke arah yang sama. Selepas itu, kami telah melihat perompak-perompak itu berlari lintang-pukang dari tempat mereka sedang membagi-bagikan harta rampasan itu dan telah meminta kami mengambil balik harta kami,karena mereka telah ditimpa satu kecelakaan. Kami pun pergi ke tempat itu. Kami lihat kedua orang pemimpin perompak itu telah mati. Di sisi mereka pula, ada sepasang terompah. Inilah terompah-terompah itu. Telah bercerita asy-Syaikh Abduh Hamad ibn Hammam: Pada mulanya aku memang tidak suka kepada asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani. Walaupun aku merupakan seorang saudagar yang paling kaya di kota Baghdad waktu itu, aku tidak pernah merasa tenteram ataupun berpuas hati.Pada suatu hari, aku telah pergi menunaikan solat Jum’at. Ketika itu, aku tidak mempercayai tentang cerita-cerita karomah yang dikaitkan pada asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani. Sesampainya aku di masjid itu, aku dapati beliau telah ramai dengan jamaah. Aku mencari tempat yang tidak terlalu ramai, dan kudapati betul-betul di hadapan mimbar. Di kala itu, asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani baru saja mulai untuk khutbah Jumaat. Ada beberapa perkara yang disentuh oleh asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani yang telah menyinggung perasaanku.Tiba-tiba, aku terasa hendak buang air besar. Untuk keluar dari masjid itu memang sukar dan agak mustahil. Dan aku dihantui perasaan gelisah dan malu, takut-takut aku buang air besar di sana di depan orang banyak. Dan kemarahanku terhadap asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun bertambah dan memuncak. Pada saat itu, asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani telah turun dari atas mimbar itu dan telah berdiri di hadapanku. Sambil beliau terus memberikan khutbah, beliau telah menutup tubuhku dengan jubahnya. Tiba-tiba aku sedang berada di satu tempat yang lain, yakni di satu lembah hijau yang sangat indah. Aku lihat sebuah anak sungai sedang mengalir perlahan di situ dan keadaan sekelilingnya sunyi sepi, tanpa kehadiran seorang    manusia. Aku pergi membuang air besar. Setelah selesai, aku mengambil wudlu. Apabila aku sedang berniat untuk pergi bersolat, dan tiba-tiba diriku telah berada ditempat semula di bawah jubah asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani. Dia telah mengangkat jubahnya dan menaiki kembali tangga mimbar itu. Aku sungguh-sungguh merasa terkejut. Bukan karena perutku sudah merasa lega, tetapi juga keadaan hatiku. Segala perasaan marah, ketidakpuasan hati, dan perasaan-perasaan jahat yang lain, semuanya telah hilang. Selepas sembahyang Jum’at berakhir, aku pun pulang ke rumah. Di dalam perjalanan, aku menyadari bahwa kunci rumahku telah hilang. Dan aku kembali ke masjid untuk mencarinya. Begitu lama aku mencari, tetapi tidak aku temukan, terpaksa aku menyuruh tukang kunci untuk membuat kunci yang baru.Pada keesokan harinya, aku telah meninggalkan Baghdad dengan rombonganku karena urusan perniagaan. Tiga hari kemudian, kami telah melewati satu lembah yang sangat indah. Seolah-olah ada satu kuasa ajaib yang telah menarikku untuk pergi ke sebuah anak sungai. Barulah aku teringat bahwa aku pernah pergi ke sana untuk buang air besar, beberapa hari sebelum itu. Aku mandi di anak sungai itu. Ketika aku sedang mengambil jubahku, aku telah temukan kembali kunciku, yang rupa-rupanya telah tertinggal dan telah tersangkut pada sebatang dahan di situ. Setelah aku sampai di Baghdad, aku menemui asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani dan menjadi anak muridnya. Telah bercerita asy-Syaikh ‘Adi ibn Musafir al-Hakkar: Aku pernah berada di antara ribuan hadirin yang telah berkumpul untuk mendengar pengajian asy-Syaikh. Ketika asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani sedang berbicara, tiba-tiba hujan turun dengan lebat. Beberapa orang pun berlari meninggalkan tempat itu. Langit kala itu sedang diliputi awan hitam yang menandakan hujan akan terus turun dengan lebat. Aku melihat asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani mendongak ke langit dan mengangkat tangannya serta berdoa, “Ya Robbi! Aku telah mengumpulkan manusia karenaMu, adakah kini Engkau akan menghalau mereka daripadaku?” Setelah asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani berdoa, hujan pun berhenti. Tidak setitik hujan yang jatuh ke atas kami, pada hal di sekeliling kami hujan masih terus turun dengan deras.Telah diceritakan di dalam sebuah riwayat: Pada suatu hari, isteri-isteri asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani telah bertemu dengannya dan telah berkata, “Wahai suami kami yang terhormat, anak lelaki kecil kita telah meninggal dunia. Namun kami tidak melihat setitik air mata pun yang mengalir dari mata kekanda dan tidak pula kekanda menunjukkan tanda kesedihan. Tidakkah kekanda menyimpan rasa belas kasihan terhadap anak lelaki kita, yang merupakan sebagian darah daging kekanda sendiri? Kami semua sedang dirundung kesedihan,namun kekanda masih juga meneruskan pekerjaan biasa kekanda, seolah-olah tiada sesuatu pun yang telah berlaku. Kekanda adalah pemimpin dan pelindung kami di dunia dan di akhirat. Tetapi jika hati kekanda telah menjadi keras sehingga  tiada lagi menyimpan rasa belas kasihan, bagaimana kami dapat bergantung kepada kekanda di Hari Pembalasan kelak?” Maka berkatalah asy-Sayikh Abdul Qodir al-Jilani “Wahai isteri-isteriku yang tercinta! Janganlah kamu semua menyangka hatiku ini keras. Aku menyimpan rasa belas kasihan di hatiku terhadap seluruh makhluk, sampai terhadap orang-orang kafir dan juga terhadap anjing-anjing yang menggigitku. Aku berdoa kepada Allah agar anjing-anjing itu berhenti menggigit, bukanlah karena aku takut digigit, tetapi aku takut nanti manusia lain akan melontar anjing-anjing itu dengan batu. Tidakkah kamu mengetahui bahwa aku mewarisi sifat belas kasihan Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam, yang telah diutus Allah sebagai rahmat untuk sekalian alam?” Maka wanita-wanita itu telah berkata pula, “Kalau benar kekanda mempunyai rasa belas kasihan terhadap seluruh makhluk Allah, sampai kepada anjing-anjing yang menggigit kekanda, kenapa kekanda tidak menunjukkan rasa sedih atas kehilangan anak lelaki kita yang telah meninggal ini?” Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun menjawab, “Wahai isteri-isteriku yang sedang berdukacita, kamu semua menangis karena kamu semua merasa telah berpisah daripada anak lelaki kita yang kamu semua sayangi. Tetapi aku sentiasa bersama dengan orang-orang yang aku sayangi. Kamu semua telah melihat anak lelaki kita di dalam satu ilusi yang disebut dunia. Kini, dia telah meninggalkannya lalu berpindah ke satu tempat yang lain. Allah  telah berfirman (Surat al-adid, ayat 20):  “dan tiadaklah kehidupan dunia ini melainkan hanyalah satu ilusi saja.” Memang dunia ini adalah satu ilusi, untuk mereka yang sedang terlena. Tetapi aku tidak terlena – aku melihat dan waspada. Aku telah melihat anak lelaki kita sedang berada di dalam bulatan masa, dan kini dia telah keluar darinya. Namun aku masih dapat melihatnya. Dia kini berada di sisiku. Dia sedang bermain-main di sekelilingku, sebagaimana yang pernah dia lakukan pada masa dahulu. Sesungguhnya, jika seseorang itu dapat melihat Kebenaran melalui mata hatinya, sama dengan yang dilihatnya masih hidup ataupun sudah mati, maka Kebenaran itu tetap tidak akan hilang.” Telah diceritakan di dalam sebuah riwayat: Pada suatu hari, asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani berjalan-jalan dengan beberapa muridnya di padang pasir. Waktu itu hari sangat panas, dan mereka sedang berpuasa. Oleh itu mereka merasa letih dan dahaga. Tiba-tiba, sekumpulan awan muncul, yang melindungi mereka dari panas terik matahari. Setelah itu, sebatang pohon kurma dan sebuah kolam air muncul di hadapan mereka. Mereka telah terpesona. Kemudian satu cahaya besar yang berkilauan, telah muncul dari celah awan di hadapan mereka dan kedengaranlah satu suara dari dalamnya yang telah berkata, “Wahai ‘Abdul Qadir, akulah Tuhanmu. Makan dan minumlah, karena pada hari ini, telah aku halalkan untuk engkau apa yang telah aku haramkan untuk orang-orang lain.” Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani pun melihat ke arah cahaya itu dan berkata, “Aku berlindung dengan Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.” Tiba-tiba, cahaya, pohon kurma dan kolam itu semuanya hilang dari pandangan mata. Maka kelihatanlah Iblis di hadapan mereka dengan bentuk rupanya yang asli. Iblis bertanya, “Bagaimanakah engkau dapat mengetahui itu sebenarnya adalah aku?” Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani telah menjawab, “Syariat itu sudah sempurna, dan tidak akan berubah sampai Hari Kiamat. Allah tidak akan mengubah yang haram kepada yang halal, walaupun untuk orang-orang yang menjadi pilihanNya (waliNya).” Maka Iblis pun berkata lagi untuk menguji asy-Sayikh Abdul Qodir al-Jilani “Aku telah mampu menipu 70 kaum daripada golongan as-salikin (yakni orang-orang yang menempuh jalan kerohanian) dengan cara ini. Ilmu yang engkau miliki lebih luas daripada ilmu mereka. Apakah hanya ini jumlah pengikutmu? Sudah sepatutnya semua penduduk bumi ini menjadi pengikutmu, karena ilmumu menyamai ilmu para nabi.” Asy-Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani menjawab, “Aku berlindung dengan Allah Yang Maha Mendengar, Yang Maha Mengetahui, daripada engkau. Bukanlah karena ilmuku aku terselamat, tetapi karena rahmat daripada Allah, Pengatur sekelian alam.” www. makah2008.wordpress.com / ponorogo

Silsilah
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani
Syekh Bahaudi Nasqsabandi
Syekh Abul Qasim Al-Junayd Al-Baghdady
Syekh Achmad Khatib Sambasi Ibn Abdul Gaffar
Syekh Tholhah Kalisapu Cirebon
Syekh Abdul Karim Bantani
Syekh Abdullah Mubarok bin Nur Muhammad .

SEJARAH WALI SONGO

Asma'ulhusna PO ASMA’UL HUSNA

walisongo2 waliyullah samarqand syeh jumadil qubro dari sini

Penjelasan adanya WALISONGO / Sejarah WALISONGO

Karena di Tanah Jawa Pengaruh Hindu dari Kerajaan Majapahit sangat kuat waktu itu, timbul niat dari Sayyid Jumadil Qubro ( berasal dari Samarkhan dekat Bukhoro ( lahir 1349M ) ) niat Jumadil Qubro dengan Sultan Muhammad I (Raja Turki) untuk melakukan kegiatan da’wah islam di pulau jawa maka lahirlah WALISONGO periode Iberangkat dari Turki ke Pulau Jawa Th. 1404M anggota : 1. Maulana Malik Ibrahim dari Turki , wafat di gresik jatim Th. 1419M, 2. Maulana Ishak yang putra dari Jumadil Qubro , asal Samarkhan wafat di Jombang di jalan Garuda Dusun Tambakberas. 3. Maulana Jumadil Qubro dari Samarkhan, wafat di troloyo mojokerto 1465M. 4. Maulana Ahmad Al Maghrobiy (sunan geseng) dari Maroko afrika utara wafat di makamkan di pesantren Jati Anom Klaten Th. 1465M. 5. Maulana Malik Isroil dari Turki , wafat di Gunung santri Cilegon jawa barat Th. 1435M. 6. Maulana Muhammad Ali Akbar, ulama dari Persia (Iran) , wafat di Gunung santri Cilegon Th. 1435M. 7. Maulana Hasanuddin, dari Palestina Wafat di makamkan di area Masjid Banten lama Th. 1462M. 8. Maulana Alayuddin, dari Palestina , wafat di makamkan di area Masjid Banten Lama Th.1462M. 9. Syeh Subakir, ulama dari Persia (Iran) kembali ke negeri Persia Th. 1462 setelah selesai bertugas. WALISONGO  periode II Th. 1421M. anggota : 1. Sayyid Ali Rahmatulloh (Sunan Ampel ) yang cucu dari sayyid Jumadil Qubro Troloyo, 2. Maula Iskhak (tetap), 3. Maulana Jumadil Qubro (tetap). 4. Maulana Muhammad Almaghibi (tetap). 5. Sayyid Ja’far Sodiq (Sunan Kudus). 6. Sayyid Sarif Hidayatulloh (Sunan Gunung Jati) . 7. Maulana Hasanuddin (tetap) 8. Maulana Aliyuddin (tetap). 9. Syeh Subakir (tetap). WALISONGO periode III Th. 1463M. anggota : 1. Sunan Ampel (tetap). 2. Raden Paku (Sunan Giri) anaknya Maulana Ishak dengan ibu Dewi Sekardadu Blambangan. 3. Maulana Jumadil Qubro (tetap). 4. Maulana Muhammad Almagribi (tetap). 5. Sayid Ja’far Sodiq (Sunan Kudus) (tetap) . 6.Sayid Sarif Hidayatulloh (sunan Gunung Jati) (tetap). 7. Raden Makdum Ibrahim (Sunan Bonang) beliau anak Sunan Ampel . 8. Raden Qosim (Sunan Derajad) beliau putra Sunan Ampel . 9. Raden Said (Sunan Kalijaga) anak adipati Wilatikta Tuban.  WALISONGO periode IV Th. 1466M. anggota: 1. Sayid Ali Rahmatulloh (sunan ampel) tetap. 2. Raden Paku (Ainul Yaqin) (Sunan Giri) tetap. 3. Raden Hasan (Raden Patah) menggantikan Sayid Jumadil Qubro. 4. Raden Umar Sa’id (sunan Muria) . 5. Sayid Ja’far Sodiq (sunan Kudus) tetap. 6. Fatkhullah khan atau Faletehan . beliau menggantikan ayahnya Sarif Hidayatulloh (Sunan Gunung Jati) yang sudah tua. 7. Raden Makdum Ibrahim (sunan bonang) tetap. 8. Maulana Alayuddin (sunan derajad) (tetap). 9. Raden Said (Sunan Kalijaga) tetap.   WALISONGO periode V Th. 1479M. anggota : 1. Syeh Siti Jenar (Syeh Lemah Abang) menggantikan Sayid Ali Rahmatulloh (sunan Ampel wafat 1478M). 2. Raden Paku (sunsn Giri) tetap. 3. Raden Patah (Raden Hasan) tetap. 4.  Raden Umar Said (Sunan Muria) tetap. 5. (Sunan Kudus) tetap. 6. Fathullah Khan atau Faletehan , tetap. 7. Sunan Bonang ,tetap . 8. Raden Qosim (Sunan Derajad) tetap. 9. Raden Said (Sunan Kalijaga) tetap.  Pada Masa WALISONGO periode V ini Syeh Siti Jenar Terpidana masalah Hakekat yang kurang umum akhirnya keanggotaan walisongo diganti oleh Ki Pandanarang (Sunan Bayat).      SEDANGKAN WALI SONGO YANG BANYAK DIKENAL (yang dikenal umum)  adalah seperti bawah ini :  1. Maulana Malik Ibrahim. 2. Sunan Ampel. 3. Sunan Bonang. 4. Sunan Giri. 5. Sunan Derajat. 6. Sunan Muria. 7. Sunan Kudus. 8. Sunan kalijaga. 9. Sunan Gunung Jati (walisongo2 ini hanya merupakan dari sekian banyak anggotaWalisongo yang terkenal saja menyandang walisongo). baiklah kita bahas WALISONGO yang cukup terkenal dan dikenal tersebut :

1. SUNAN BONANG

Ia anak Sunan Ampel, yang berarti juga cucu Maulana Malik Ibrahim. Nama kecilnya adalah Raden Makdum Ibrahim. Lahir diperkirakan 1465 M dari seorang perempuan bernama Nyi Ageng Manila, puteri seorang adipati di Tuban. Sunan Bonang belajar agama dari pesantren ayahnya di Ampel Denta. Setelah cukup dewasa, ia berkelana untuk berdakwah di berbagai pelosok Pulau Jawa. Mula-mula ia berdakwah di Kediri, yang mayoritas masyarakatnya beragama Hindu. Di sana ia mendirikan Masjid Sangkal Daha. Ia kemudian menetap di Bonang -desa kecil di Lasem, Jawa Tengah -sekitar 15 kilometer timur kota Rembang. Di desa itu ia membangun tempat pesujudan/zawiyah sekaligus pesantren yang kini dikenal dengan nama Watu Layar. Ia kemudian dikenal pula sebagai imam resmi pertama Kesultanan Demak, dan bahkan sempat menjadi panglima tertinggi. Meskipun demikian, Sunan Bonang tak pernah menghentikan kebiasaannya untuk berkelana ke daerah-daerah yang sangat sulit. Ia acap berkunjung ke daerah-daerah terpencil di Tuban, Pati, Madura maupun Pulau Bawean. Di Pulau inilah, pada 1525 M ia meninggal. Jenazahnya dimakamkan di Tuban, di sebelah barat Masjid Agung, setelah sempat diperebutkan oleh masyarakat Bawean dan Tuban. Tak seperti Sunan Giri yang lugas dalam fikih, ajaran Sunan Bonang memadukan ajaran ahlussunnah bergaya tasawuf dan garis salaf ortodoks. Ia menguasai ilmu fikih, usuludin, tasawuf, seni, sastra dan arsitektur. Masyarakat juga mengenal Sunan Bonang sebagai seorang yang piawai mencari sumber air di tempat-tempat gersang. Ajaran Sunan Bonang berintikan pada filsafat ‘cinta’(‘isyq). Sangat mirip dengan kecenderungan Jalalludin Rumi. Menurut Bonang, cinta sama dengan iman, pengetahuan intuitif (makrifat) dan kepatuhan kepada Allah SWT atau haq al yaqqin. Ajaran tersebut disampaikannya secara populer melalui media kesenian yang disukai masyarakat. Dalam hal ini, Sunan Bonang bahu-membahu dengan murid utamanya, Sunan Kalijaga. Sunan Bonang banyak melahirkan karya sastra berupa suluk, atau tembang tamsil. Salah satunya adalah “Suluk Wijil” yang tampak dipengaruhi kitab Al Shidiq karya Abu Sa’id Al Khayr (wafat pada 899). Suluknya banyak menggunakan tamsil cermin, bangau atau burung laut. Sebuah pendekatan yang juga digunakan oleh Ibnu Arabi, Fariduddin Attar, Rumi serta Hamzah Fansuri. Sunan Bonang juga menggubah gamelan Jawa yang saat itu kental dengan estetika Hindu, dengan memberi nuansa baru. Dialah yang menjadi kreator gamelan Jawa seperti sekarang, dengan menambahkan instrumen bonang. Gubahannya ketika itu memiliki nuansa dzikir yang mendorong kecintaan pada kehidupan transedental (alam malakut). Tembang “Tombo Ati” adalah salah satu karya Sunan Bonang. Dalam pentas pewayangan, Sunan Bonang adalah dalang yang piawai membius penontonnya. Kegemarannya adalah menggubah lakon dan memasukkan tafsir-tafsir khas Islam. Kisah perseteruan Pandawa-Kurawa ditafsirkan Sunan Bonang sebagai peperangan antara nafi (peniadaan) dan ‘isbah (peneguhan).

2.SUNAN AMPEL

Ia putera tertua Maulana Malik Ibrahim. Menurut Babad Tanah Jawi dan Silsilah Sunan Kudus, di masa kecilnya ia dikenal dengan nama Raden Rahmat. Ia lahir di Campa pada 1401 Masehi. Nama Ampel sendiri, diidentikkan dengan nama tempat dimana ia lama bermukim. Di daerah Ampel atau Ampel Denta, wilayah yang kini menjadi bagian dari Surabaya (kota Wonokromo sekarang). Beberapa versi menyatakan bahwa Sunan Ampel masuk ke pulau Jawa pada tahun 1443 M bersama Sayid Ali Murtadho, sang adik. Tahun 1440, sebelum ke Jawa, mereka singgah dulu di Palembang. Setelah tiga tahun di Palembang, kemudian ia melabuh ke daerah Gresik. Dilanjutkan pergi ke Majapahit menemui bibinya, seorang putri dari Campa, bernama Dwarawati, yang dipersunting salah seorang raja Majapahit beragama Hindu bergelar Prabu Sri Kertawijaya. Sunan Ampel menikah dengan putri seorang adipati di Tuban. Dari perkawinannya itu ia dikaruniai beberapa putera dan puteri. Diantaranya yang menjadi penerusnya adalah Sunan Bonang dan Sunan Drajat. Ketika Kesultanan Demak (25 kilometer arah selatan kota Kudus) hendak didirikan, Sunan Ampel turut membidani lahirnya kerajaan Islam pertama di Jawa itu. Ia pula yang menunjuk muridnya Raden Patah, putra dari Prabu Brawijaya V raja Majapahit, untuk menjadi Sultan Demak tahun 1475 M. Di Ampel Denta yang berawa-rawa, daerah yang dihadiahkan Raja Majapahit, ia membangun mengembangkan pondok pesantren. Mula-mula ia merangkul masyarakat sekitarnya. Pada pertengahan Abad 15, pesantren tersebut menjadi sentra pendidikan yang sangat berpengaruh di wilayah Nusantara bahkan mancanegara. Di antara para santrinya adalah Sunan Giri dan Raden Patah. Para santri tersebut kemudian disebarnya untuk berdakwah ke berbagai pelosok Jawa dan Madura. Sunan Ampel menganut fikih mahzab Hanafi. Namun, pada para santrinya, ia hanya memberikan pengajaran sederhana yang menekankan pada penanaman akidah dan ibadah. Dia-lah yang mengenalkan istilah “Mo Limo” (moh main, moh ngombe, moh maling, moh madat, moh madon). Yakni seruan untuk “tidak berjudi, tidak minum minuman keras, tidak mencuri, tidak menggunakan narkotik, dan tidak berzina.” Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun 1481 M di Demak dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya.

3. SUNAN DERAJAD

Nama kecilnya Raden Qosim. Ia anak Sunan Ampel. Dengan demikian ia bersaudara dengan Sunan Bonang. Diperkirakan Sunan Drajat yang bergelar Raden Syaifuddin ini lahir pada tahun 1470 M. Sunan Drajat mendapat tugas pertama kali dari ayahnya untuk berdakwah ke pesisir Gresik, melalui laut. Ia kemudian terdampar di Dusun Jelog –pesisir Banjarwati atau Lamongan sekarang. Tapi setahun berikutnya Sunan Drajat berpindah 1 kilometer ke selatan dan mendirikan padepokan santri Dalem Duwur, yang kini bernama Desa Drajat, Paciran-Lamongan. Dalam pengajaran tauhid dan akidah, Sunan Drajat mengambil cara ayahnya: langsung dan tidak banyak mendekati budaya lokal. Meskipun demikian, cara penyampaiannya mengadaptasi cara berkesenian yang dilakukan Sunan Muria. Terutama seni suluk. Maka ia menggubah sejumlah suluk, di antaranya adalah suluk petuah “berilah tongkat pada si buta/beri makan pada yang lapar/beri pakaian pada yang telanjang’. Sunan Drajat juga dikenal sebagai seorang bersahaja yang suka menolong. Di pondok pesantrennya, ia banyak memelihara anak-anak yatim-piatu dan fakir miskin.

4. SUNAN GIRI

Ia memiliki nama kecil Raden Paku, alias Muhammad Ainul Yakin. Sunan Giri lahir di Blambangan (kini Banyuwangi) pada 1442 M. Ada juga yang menyebutnya Jaka Samudra. Sebuah nama yang dikaitkan dengan masa kecilnya yang pernah dibuang oleh keluarga ibunya–seorang putri raja Blambangan bernama Dewi Sekardadu ke laut. Raden Paku kemudian dipungut anak oleh Nyai Semboja (Babad Tanah Jawi versi Meinsma). Ayahnya adalah Maulana Ishak. saudara sekandung Maulana Malik Ibrahim. Maulana Ishak berhasil meng-Islamkan isterinya, tapi gagal mengislamkan sang mertua. Oleh karena itulah ia meninggalkan keluarga isterinya berkelana hingga ke Samudra Pasai.Sunan Giri kecil menuntut ilmu di pesantren misannya, Sunan Ampel, tempat dimana Raden Patah juga belajar. Ia sempat berkelana ke Malaka dan Pasai. Setelah merasa cukup ilmu, ia membuka pesantren di daerah perbukitan Desa Sidomukti, Selatan Gresik. Dalam bahasa Jawa, bukit adalah “giri”. Maka ia dijuluki Sunan Giri. Pesantrennya tak hanya dipergunakan sebagai tempat pendidikan dalam arti sempit, namun juga sebagai pusat pengembangan masyarakat. Raja Majapahit -konon karena khawatir Sunan Giri mencetuskan pemberontakan- memberi keleluasaan padanya untuk mengatur pemerintahan. Maka pesantren itupun berkembang menjadi salah satu pusat kekuasaan yang disebut Giri Kedaton. Sebagai pemimpin pemerintahan, Sunan Giri juga disebut sebagai Prabu Satmata. Giri Kedaton tumbuh menjadi pusat politik yang penting di Jawa, waktu itu. Ketika Raden Patah melepaskan diri dari Majapahit, Sunan Giri malah bertindak sebagai penasihat dan panglima militer Kesultanan Demak. Hal tersebut tercatat dalam Babad Demak. Selanjutnya, Demak tak lepas dari pengaruh Sunan Giri. Ia diakui juga sebagai mufti, pemimpin tertinggi keagamaan, se-Tanah Jawa. Giri Kedaton bertahan hingga 200 tahun. Salah seorang penerusnya, Pangeran Singosari, dikenal sebagai tokoh paling gigih menentang kolusi VOC dan Amangkurat II pada Abad 18. Para santri pesantren Giri juga dikenal sebagai penyebar Islam yang gigih ke berbagai pulau, seperti Bawean, Kangean, Madura, Haruku, Ternate, hingga Nusa Tenggara. Penyebar Islam ke Sulawesi Selatan, Datuk Ribandang dan dua sahabatnya, adalah murid Sunan Giri yang berasal dari Minangkabau. Dalam keagamaan, ia dikenal karena pengetahuannya yang luas dalam ilmu fikih. Orang-orang pun menyebutnya sebagai Sultan Abdul Fakih. Ia juga pecipta karya seni yang luar biasa. Permainan anak seperti Jelungan, Jamuran, lir-ilir dan cublak suweng disebut sebagai kreasi Sunan Giri. Demikian pula Gending Asmaradana dan Pucung -lagi bernuansa Jawa namun syarat dengan ajaran Islam.

5. SUNAN GUNUNG JATI

Banyak kisah tak masuk akal yang dikaitkan dengan Sunan Gunung Jati. Diantaranya adalah bahwa ia pernah mengalami perjalanan spiritual seperti Isra’ Mi’raj, lalu bertemu Rasulullah SAW, bertemu Nabi Khidir, dan menerima wasiat Nabi Sulaeman. (Babad Cirebon Naskah Klayan hal.xxii). Semua itu hanya mengisyaratkan kekaguman masyarakat masa itu pada Sunan Gunung Jati. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah diperkirakan lahir sekitar tahun 1448 M. Ibunya adalah Nyai Rara Santang, putri dari raja Pajajaran Raden Manah Rarasa. Sedangkan ayahnya adalah Sultan Syarif Abdullah Maulana Huda, pembesar Mesir keturunan Bani Hasyim dari Palestina. Syarif Hidayatullah mendalami ilmu agama sejak berusia 14 tahun dari para ulama Mesir. Ia sempat berkelana ke berbagai negara. Menyusul berdirinya Kesultanan Bintoro Demak, dan atas restu kalangan ulama lain, ia mendirikan Kasultanan Cirebon yang juga dikenal sebagai Kasultanan Pakungwati. Dengan demikian, Sunan Gunung Jati adalah satu-satunya “wali songo” yang memimpin pemerintahan. Sunan Gunung Jati memanfaatkan pengaruhnya sebagai putra Raja Pajajaran untuk menyebarkan Islam dari pesisir Cirebon ke pedalaman Pasundan atau Priangan. Dalam berdakwah, ia menganut kecenderungan Timur Tengah yang lugas. Namun ia juga mendekati rakyat dengan membangun infrastruktur berupa jalan-jalan yang menghubungkan antar wilayah. Bersama putranya, Maulana Hasanuddin, Sunan Gunung Jati juga melakukan ekspedisi ke Banten. Penguasa setempat, Pucuk Umum, menyerahkan sukarela penguasaan wilayah Banten tersebut yang kemudian menjadi cikal bakal Kesultanan Banten. Pada usia 89 tahun, Sunan Gunung Jati mundur dari jabatannya untuk hanya menekuni dakwah. Kekuasaan itu diserahkannya kepada Pangeran Pasarean. Pada tahun 1568 M, Sunan Gunung Jati wafat dalam usia 120 tahun, di Cirebon (dulu Carbon). Ia dimakamkan di daerah Gunung Sembung, Gunung Jati, sekitar 15 kilometer sebelum kota Cirebon dari arah barat.

6. SUNAN KALIJAGA

Dialah “wali” yang namanya paling banyak disebut masyarakat Jawa. Ia lahir sekitar tahun 1450 Masehi. Ayahnya adalah Arya Wilatikta, Adipati Tuban -keturunan dari tokoh pemberontak Majapahit, Ronggolawe. Masa itu, Arya Wilatikta diperkirakan telah menganut Islam. Nama kecil Sunan Kalijaga adalah Raden Said. Ia juga memiliki sejumlah nama panggilan seperti Lokajaya,Syekh Malaya, Pangeran Tuban atau Raden Abdurrahman.Terdapat beragam versi menyangkut asal-usul nama Kalijaga yang disandangnya. Masyarakat Cirebon berpendapat bahwa nama itu berasal dari dusun Kalijaga di Cirebon. Sunan Kalijaga memang pernah tinggal di Cirebon dan bersahabat erat dengan Sunan Gunung Jati. Kalangan Jawa mengaitkannya dengan kesukaan wali ini untuk berendam (’kungkum’) di sungai (kali) atau “jaga kali”. Namun ada yang menyebut istilah itu berasal dari bahasa Arab “qadli dzaqa” yang menunjuk statusnya sebagai “penghulu suci” kesultanan. Masa hidup Sunan Kalijaga diperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengan demikian ia mengalami masa akhir kekuasaan Majapahit (berakhir 1478), Kesultanan Demak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan juga Kerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awal kehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinan Panembahan Senopati. Ia ikut pula merancang pembangunan Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang “tatal” (pecahan kayu) yang merupakan salah satu dari tiang utama masjid adalah kreasi Sunan Kalijaga. Dalam dakwah, ia punya pola yang sama dengan mentor sekaligus sahabat dekatnya, Sunan Bonang. Paham keagamaannya cenderung “sufistik berbasis salaf” -bukan sufi panteistik (pemujaan semata). Ia juga memilih kesenian dan kebudayaan sebagai sarana untuk berdakwah. Ia sangat toleran pada budaya lokal. Ia berpendapat bahwa masyarakat akan menjauh jika diserang pendiriannya. Maka mereka harus didekati secara bertahap: mengikuti sambil mempengaruhi. Sunan Kalijaga berkeyakinan jika Islam sudah dipahami, dengan sendirinya kebiasaan lama hilang. Maka ajaran Sunan Kalijaga terkesan sinkretis dalam mengenalkan Islam. Ia menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta seni suara suluk sebagai sarana dakwah. Dialah pencipta Baju takwa, perayaan sekatenan, grebeg maulud, Layang Kalimasada, lakon wayang Petruk Jadi Raja. Lanskap pusat kota berupa Kraton, alun-alun dengan dua beringin serta masjid diyakini sebagai karya Sunan Kalijaga. Metode dakwah tersebut sangat efektif. Sebagian besar adipati di Jawa memeluk Islam melalui Sunan Kalijaga. Di antaranya adalah Adipati Padanaran, Kartasura, Kebumen, Banyumas, serta Pajang (sekarang Kotagede – Yogya). Sunan Kalijaga dimakamkan di Kadilangu -selatan Demak.

7. SUNAN KUDUS

Nama kecilnya Jaffar Shadiq. Ia putra pasangan Sunan Ngudung dan Syarifah (adik Sunan Bonang), anak Nyi Ageng Maloka. Disebutkan bahwa Sunan Ngudung adalah salah seorang putra Sultan di Mesir yang berkelana hingga di Jawa. Di Kesultanan Demak, ia pun diangkat menjadi Panglima Perang.Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian ia berkelana ke berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simo hingga Gunung Kidul. Cara berdakwahnya pun meniru pendekatan Sunan Kalijaga: sangat toleran pada budaya setempat. Cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Itu sebabnya para wali –yang kesulitan mencari pendakwah ke Kudus yang mayoritas masyarakatnya pemeluk teguh-menunjuknya. Cara Sunan Kudus mendekati masyarakat Kudus adalah dengan memanfaatkan simbol-simbol Hindu dan Budha. Hal itu terlihat dari arsitektur masjid Kudus. Bentuk menara, gerbang dan pancuran/padasan wudhu yang melambangkan delapan jalan Budha. Sebuah wujud kompromi yang dilakukan Sunan Kudus. Suatu waktu, ia memancing masyarakat untuk pergi ke masjid mendengarkan tabligh-nya. Untuk itu, ia sengaja menambatkan sapinya yang diberi nama Kebo Gumarang di halaman masjid. Orang-orang Hindu yang mengagungkan sapi, menjadi simpati. Apalagi setelah mereka mendengar penjelasan Sunan Kudus tentang surat Al Baqarah yang berarti “sapi betina”. Sampai sekarang, sebagian masyarakat tradisional Kudus, masih menolak untuk menyembelih sapi. Sunan Kudus juga menggubah cerita-cerita ketauhidan. Kisah tersebut disusunnya secara berseri, sehingga masyarakat tertarik untuk mengikuti kelanjutannya. Sebuah pendekatan yang tampaknya mengadopsi cerita 1001 malam dari masa kekhalifahan Abbasiyah. Dengan begitulah Sunan Kudus mengikat masyarakatnya. Bukan hanya berdakwah seperti itu yang dilakukan Sunan Kudus. Sebagaimana ayahnya, ia juga pernah menjadi Panglima Perang Kesultanan Demak. Ia ikut bertempur saat Demak, di bawah kepemimpinan Sultan Prawata, bertempur melawan Adipati Jipang, Arya Penangsang.

8. MAULANA MALIK IBRAHIM
(Wafat 1419)

Maulana Malik Ibrahim, atau Makdum Ibrahim As-Samarkandy diperkirakan lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada paruh awal abad 14. Babad Tanah Jawi versi Meinsma menyebutnya Asmarakandi, mengikuti pengucapan lidah Jawa terhadap As-Samarkandy, berubah menjadi Asmarakandi. Maulana Malik Ibrahim kadang juga disebut sebagai Syekh Magribi. Sebagian rakyat malah menyebutnya Kakek Bantal. Ia bersaudara dengan Maulana Ishak, ulama terkenal di Samudra Pasai, sekaligus ayah dari Sunan Giri (Raden Paku). Ibrahim dan Ishak adalah anak dari seorang ulama Persia, bernama Maulana Jumadil Kubro, yang menetap di Samarkand. Maulana Jumadil Kubro diyakini sebagai keturunan ke-10 dari Syayidina Husein, cucu Nabi Muhammad saw. Maulana Malik Ibrahim pernah bermukim di Campa, sekarang Kamboja, selama tiga belas tahun sejak tahun 1379. Ia malah menikahi putri raja, yang memberinya dua putra. Mereka adalah Raden Rahmat (dikenal dengan Sunan Ampel) dan Sayid Ali Murtadha alias Raden Santri. Merasa cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu, tahun 1392 M Maulana Malik Ibrahim hijrah ke Pulau Jawa meninggalkan keluarganya. Beberapa versi menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali yakni desa Sembalo, daerah yang masih berada dalam wilayah kekuasaan Majapahit. Desa Sembalo sekarang, adalah daerah Leran kecamatan Manyar, 9 kilometer utara kota Gresik. Aktivitas pertama yang dilakukannya ketika itu adalah berdagang dengan cara membuka warung. Warung itu menyediakan kebutuhan pokok dengan harga murah. Selain itu secara khusus Malik Ibrahim juga menyediakan diri untuk Mengobati masyarakat secara gratis. Sebagai tabib, kabarnya, ia pernah diundang untuk mengobati istri raja yang berasal dari Campa. Besar kemungkinan permaisuri tersebut masih kerabat istrinya. Kakek Bantal juga mengajarkan cara-cara baru bercocok tanam. Ia merangkul masyarakat bawah -kasta yang disisihkan dalam Hindu. Maka sempurnalah misi pertamanya, yaitu mencari tempat di hati masyarakat sekitar yang ketika itu tengah dilanda krisis ekonomi dan perang saudara. Selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, tahun 1419 M Maulana Malik Ibrahim wafat. Makamnya kini terdapat di kampung Gapura, Gresik, Jawa Timur.

9. SUNAN MURIA

Ia putra Dewi Saroh –adik kandung Sunan Giri sekaligus anak Syekh Maulana Ishak, dengan Sunan Kalijaga. Nama kecilnya adalah Raden Prawoto. Nama Muria diambil dari tempat tinggal terakhirnya di lereng Gunung Muria, 18 kilometer ke utara kota Kudus. Gaya berdakwahnya banyak mengambil cara ayahnya, Sunan Kalijaga. Namun berbeda dengan sang ayah, Sunan Muria lebih suka tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk menyebarkan agama Islam. Bergaul dengan rakyat jelata, sambil mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok tanam, berdagang dan melaut adalah kesukaannya. Sunan Muria seringkali dijadikan pula sebagai penengah dalam konflik internal di Kesultanan Demak (1518-1530), Ia dikenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan berbagai masalah betapapun rumitnya masalah itu. Solusi pemecahannya pun selalu dapat diterima oleh semua pihak yang berseteru. Sunan Muria berdakwah dari Jepara, Tayu, Juana hingga sekitar Kudus dan Pati. Salah satu hasil dakwahnya lewat seni adalah lagu Sinom dan Kinanti. “Walisongo” berarti sembilan orang wali. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah juga dalam hubungan guru-murid. Maulana Malik Ibrahim adalah yang tertua. Sunan Ampel adalah anak Maulana Malik Ibrahim. Sunan Giri adalah keponakan Maulana Malik Ibrahim yang berarti juga sepupu Sunan Ampel. Sunan Bonang dan Sunan Drajad adalah anak Sunan Ampel. Sunan Kalijaga merupakan sahabat sekaligus murid Sunan Bonang. Sunan Muria anak Sunan Kalijaga. Sunan Kudus murid Sunan Kalijaga. Sunan Gunung Jati adalah sahabat para Sunan lain, kecuali Maulana Malik Ibrahim yang lebih dahulu meninggal. Mereka tinggal di pantai utara Jawa dari awal abad 15 hingga pertengahan abad 16, di tiga wilayah penting. Yakni Surabaya-Gresik-Lamongan di Jawa Timur, Demak-Kudus-Muria di Jawa Tengah, serta Cirebon di Jawa Barat. Mereka adalah para intelektual yang menjadi pembaharu masyarakat pada masanya. Mereka mengenalkan berbagai bentuk peradaban baru: mulai dari kesehatan, bercocok tanam, niaga, kebudayaan dan kesenian, kemasyarakatan hingga pemerintahan. Pesantren Ampel Denta dan Giri adalah dua institusi pendidikan paling penting di masa itu. Dari Giri, peradaban Islam berkembang ke seluruh wilayah timur Nusantara. Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati bukan hanya ulama, namun juga pemimpin pemerintahan. Sunan Giri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus adalah kreator karya seni yang pengaruhnya masih terasa hingga sekarang. Sedangkan Sunan Muria adalah pendamping sejati kaum jelata. Era Walisongo adalah era berakhirnya dominasi Hindu-Budha dalam budaya Nusantara untuk digantikan dengan kebudayaan Islam. Mereka adalah simbol penyebaran Islam di Indonesia. Khususnya di Jawa. Tentu banyak tokoh lain yang juga berperan. Namun peranan mereka yang sangat besar dalam mendirikan Kerajaan Islam di Jawa, juga pengaruhnya terhadap kebudayaan masyarakat secara luas serta dakwah secara langsung, membuat “sembilan wali” ini lebih banyak disebut dibanding yang lain. Masing-masing tokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalam penyebaran Islam. Mulai dari Maulana Malik Ibrahim yang menempatkan diri sebagai “tabib” bagi Kerajaan Hindu Majapahit; Sunan Giri yang disebut para kolonialis sebagai “paus dari Timur” hingga Sunan Kalijaga yang mencipta karya kesenian dengan menggunakan nuansa yang dapat dipahami masyarakat Jawa -yakni nuansa Hindu dan Budha.

( Editing  H. Moh. A. Muzakki, ST ) /ponorogo

Ada suatu pertanyaan “ Cari Nur Muhammad dalam air yang mengalir? “. Kali ini kita akan mencoba membahas bersama-sama pada bab ini. Dan perlu diketahui sebelum menjawab pertanyaan tersebut kata kuncinya harus dicari, jadi melihat permasalahan apapun kalau kita ingin mengetahui permasalahan harus tahu kata kuncinya. Baik itu didalam air atau udara sekalipun itu ada nur Muhammad yang ada. Berarti kata kuncinya “Muhammad kamu kuciptakan dari nur-KU dan semua makhluk yang ada baik itu air yang mengalir, itu kuciptakan dari nur-MU”. Kalau sudah tahu kata kuncinya berarti air mengalir itu ada nur Muhammad nya itu yang mana ? begini, dicitakan makhluk, makhluk diciptakan, makhluk dibuat oleh allah, air bisa mengalir. Udara lembut bisa kita serap dan kita hirup sampai jenisnya bermacam-macam yang ada dimuka bumi ini. Dan disitu ada nur Muhammad yang ada. Karena hakekatnya nur Muhammad itu adalah nur kehidupan (cahaya kehidupan). Jadi air tidak akan bisa bermanfaat, air tidaka akan bisa mengalir, udara tidak mungkin bisa dihirup, kalau tidak ada pencipta !. maka dari itu semua ada pencipta, kalau kita melihat air mengalir, udara yang kita hirup, ini ada yang menciptakan, ini kunci. Kalau kita tahu ada yang menciptakan berarti kita harus tahu dan kita hubungkan dengan kata kunci “kamu kuciptakan dari nurku dan semua yang kuciptkan semua itu asalnya dari nurmu”. Jadi nur Muhammad itu hakekatnya adalah nur kehidupan. Berarti semua semua tidak akan bisa bermanfaat, air tidak akan bisa mengalir, dan saat kita bisa melihat air mengalir kita ingat pencipta dan saat ingat pencipta, ingat kaalu sang pencipta menciptakan semua ini asalnya dari mana? Dan dari sinilah hati akan timbul. Oh inilah nur Muhammad dan didalam ilmu wahidiyah ini disebut dengan Bihaqiqotul Muhammadiyah. Itu hanya satu permasalahan kalau soalnya dirumitkan, cari nur Muhammad dqari udara yang kamu hirup? Cari nur Muhammad dari nasi yang kamu makan ? cari nur Muhammad dair semut yang berkembang biak ? carinur Muhammad dari bakteri yang tidak kasat mata ? ini akan lebih runyam. Jadi kata kuncinya adalah nur kehidupan. Dan semua itu tidaka ada kalau tidak ada asal atau bahan baku, sedangkan bahan baku itulah yang hanya bisa kita buktikantidak dengan akal dan tidak dengan ilmiahyang selama ini belum ada professor yang menyatakan adanya nur Muhammad kecuali hati dan iman yang bisa melakukan. Makanya orang ahli filsafat itu menemukan hanya dengan dasar akal yang kasat mata, tapi yang lain yang lebih halus tidak bisa kecuali dengan iman, makanya orang beriman itu lebih pandai daripada orang filsafat yang tidak iman, karena iman itu sudah yakin dan membuktikan suatu keyakinan dengan hal-hal yang tidak bisa dijangkau dengan akal, orang beriman sudah menyatakan. Disini kita akan mencoba membahas hakekat jenis air kehidupan itu dimana ada 2 jenis yaitu air jasmani yang selama ini kita kenal dengan H2O dan air rohani, tapi disini kita akan fokus pada bahasan air rohani yang memang selama ini belum pernah kita bahas. Sedangkan air kehidupan rohani itulah Allah memberikan sinyal pada umur, sinyal pada nafas, kalau orang tidak bernafas brarti tidak hidup atau mati,. Makanya kalau kita mencari nur Muhammad disegala sesuatu itu kuncinya orang itu harus bisa mengetrapkan istighrog Bihaqiqotul Muhammadiyah, sebab istigrogh ini macamnya ada 3:

1.istighrog Ahadiyah yaitu dalam bahasa tasawufnya fana, meleburkan diri dihadapan Allah.

2.istighrog Wahidiyah yaitu mengetrapkan dalam segala aspek kehidupan, gerak gerik kita atau perbuatan dan tidakan apa saja baik lahir maupun batin, dimanapun dan kapanpun saja, supaya dalam hati senantiasamerasa bahwa yang menciptakan dan menitahkan serta menggerakkan itu semua adalah Allah yang maha pencipta. Yaitu mengetrapkan dawuh “ Tiada daya dan kekuatan sedikitpun melainkan dengan titah Allah”.

3.istighrog Bihaqiqotul Muhammadiyah yaitu semua yang dipandang adanya semua wujud itu karena allah menciptakan dari nur Muhammad. Ini bagi orang awam hanya menelan dan yakin, tapi orang-orang yang yang berfikir dalam ini dicari pembuktian secara imaniah dan secara kitab dicari sehingga akalnya itu bisa menerima. Sebab dalam kenyataannyadalam kisah isro mi’roj itu sendiri banyak kalangan ahli filsafat menolak dengan adnya kisah tersebut, karena hanya berdasarkan akal tanpa berdasarkan iman, karena bagaimana rosululloh bisa naik kelangit 7 sedangkan disana hampa udara dan belum sampai disana sudah mati. Ini kalau berdasarkan akal , sedang akal sendiri terkadang gak mampu menempuh semua ilmu ghoib dari Allah, hanya di makom hakekat dan ma’rifat kita bisa memahaminya dengan iman yang tulus.

Jadi kalau kita mencari nur Muhammad kuncinya yaitu orang itu harus bisa mengetrapkan istighrog Bihaqiqotul Muhammadiyah, kalau sudah bisa mengetrapkan kita melhat air mengalir otomatis hati langsung kontak, air disebut mengalir karena ada wujud bentuk benda, sedangkan bentuk benda inilah yang disebut ciptaan, oh berarti ini adalah bahan bakunya nur Muhammad, makanya air bisa mengalir dan bergerak, itu ada nur Muhammad dan semua itu adalah satu kesatuan yang kompleks dan menjadi sebuah kebutuhan hidup. Maka dari itu orang beriman selamanya tidak akan meninggalkan nur Muhammad karena apabila meninggalkan nur Muhammad akal orang itu akan menolak dan ada ada banyak bisikan hati “kalau begitu air itu diciptakan oleh Allah darimana dan apa bahan bakunya? Kok ada bumi bahan bakunya apa ? terus lebih dalam lagi nanti pada waktu manusia mati yang baik dibawa kesurga dan yang berdosan dibawa ke neraka berarti surga dan neraka itu diciptakan Allah dari apa ? dan pertanyaan ini tidak akan habis-habis karena dalam teori itu harus menunjukkan asal muasalnya. Dan sedangkan dari pertanyaan diatas pasti tidak ada satu orangpun bisa mengetahui secara jelas dan mutlak. Sebab namaya ciptaan itu harus menunjukkan sebabnya, dan dari hukum sebab akibat yang sangat besar dan paling agung inilah adalah nur Muhammad. Jadi terciptanya jagad dan seisinya ini sebab akibat yang paling agung adalah nur Muhammad dan yang dibuktikan bukan dengan akal dan pikiran melainkan hanya dengan hati yang bersih dan iman yang kuat.

Nur Muhammad ini sendiri adalah bentuk nur ilahiyah Cuma dalam wujud dunia. Sebab Allah tidak akan mungkin berkumpul dengan makhluknya sendiri. Jangankan Allah bekumpul dengan makhluknya tidak bisa bahkan sesama makhluknya saja tidak bisa sebagai contoh kita ambil golongan darah apabila golongan darah itu berbeda maka  darah itu tidak akan bisa bercampur dan akan menggumpal dan malah menyebabkan penyakit. Disinilah Allah menciptakan yang disebut nur Muhammad. Sedangkan nur Muhammad bukan seperti ciptaan manusia yang memerlukan proses. Dengan hanya mengucap kun fayakun semua tidak mungkin tidak terjadi karena Allah maha kuasa, bahkan tanpa nur Muhammad dan makhlukpun semua dimata Allah tidak ada apa-apanya bagi-NYA.

Tetapi ini adalah didikan dari yang maha kuasa untuk mengenal dengan teori-teori itu dengan matang, dididik dengan keadaan alam, sekarang kalau kita perhatikan mengapa daun nyiur melambai-lambai ? sebab disitu adanya udara, mengapa udara saja bisa menimbulkna gerak ? sedangkan udara itu lembut ? karena ada tekanan udara dari tinggi menuju kerendah akhirnya menjadi yang disebut angina. Mengapa kok ada angin ? disitu banyak pertanyaan yang akal yakin tidak akan bisa menjangkaudan akhirnya ada satu titik kekuatan yang besar yaitu “Nur Muhammad” karena adanya pencipta berarti adanya nur Muhammad yang dicipta. Dan dari situ semua jadi bahan baku yang dicipta.

Jadi pada kesimpulannya Nur Muhammad itu adalah kekuasaan Allah sendiri. Terus bagaimana mengetrapkan istighrog Bihaqiqotul Muhammadiyah sedangkan belum banyak tahu? Dan disinilah kita harus banyak-banyak cinta kepada rosulullloh dengan banyak membaca sholawat dimanapun dan kapanpun atau setidak-tidaknya langsung membaca intinya sholawat dengan bacaan “Yaa Sayyidii Yaa Rosululloh atau Shollalloh ‘Ala Muhammad”. Insya allah ditunjukkan apa hakekat dari nur Muhammad itu sendiri dengan bisa merasakan kehadirannya sebagai penunjuk arah yang diridhoi oleh Allah SWT. Semoga dapat bermanfaat dan dengan pemahaman yg betul yang benar Amin… Editing @Copyright www.makah2008.wordpress.com/ ponorogo ( Jama’ah Kanzil Arsy )

Dalam Thorikoh Syeh Abdul Qadir Jailani (Rahasia Sufi Agung) dikemukakan Bahwasanya Jabir r.a bertanya kepada Rasulullah SAW. “Demi kehormatan ayah dan ibuku! Beritahukan kepadaku tentang awal mula penciptaan Tuhan sebelum semua benda2 diciptakan!”, Jawab Rosulullah SAW, “Wahai Jabir! Sesungguhnya sejak awal Allah telah menciptakan nur atau cahaya Nabimu (Nur Muhammad) dari cahayaNya sebelum diciptakan yang lainya.” Jadi Nabi besar Muhammad SAW adalah cahaya dan hakikat dari sifat Allah , yaitu Arrohman . Yang Maha Pengasih terhadap hambaNya. Firman Allah : di Surat (al-Maidah :15) “Meneragkan Bahwasanya telah datang kepadamu cahaya dari Allah dan kitab yang menerangkan.” (maka dari itu semoga anda memahami dengan benar tentang Nur Muhammad)

Kyai Hakikat afthon muzakki , st


Makam Rasulullah SAW


BERITA PENTING UNTUK UMMAT ISLAM DISELURUH DUNIA :

Surat Ini Datangnya dari Syeckh Achmad di Saudi Arabia.

” AKU BERSUMPAH DENGAN NAMA ALLAH SWT DAN NABI MUHAMMAD SAW, WASIAT UNTUK SELURUH UMMAT ISLAM “

Dari Syeckh Achmad Seorang Penjaga Makam Rasulullah di Madinah yaitu Masjid Nabawi Saudi Arabia.

SYECKH ACHMAD :

“Pada malam tatkala hamba membaca Al Quran di makam Rasulullah, dan hamba sampai tertidur, lalu hamba bermimpi. Didalam mimpi hamba bertemu dengan Rasulullah SAW, dan beliau berkata, “didalam 60.000 orang yang meninggal dunia, diantara bilangan itu tidak ada seorangpun yang mati beriman, dikarenakan:

1. Seorang istri tidak lagi mendengar kata-kata suaminya.

2. Orang yang kaya yang mampu, tidak lagi melambangkan atau menimbangkan rasa belas kasih kepada orang-orang miskin.

3. Sudah banyak yang tidak berzakat, tidak berpuasa, tidak sholat dan tidak menunaikan ibadah haji, padahal mereka-mereka ini mampu melaksanakan.

Oleh sebab itu wahai Syechk Achmad engkau beritahukan kepada semua ummat manusia di dunia supaya berbuat kebajikan dan menyembah kepada Allah SWT.”

Demikian pesan Rasulullah kepada hamba, Maka berdasarkan pesan Rasulullah tersebut dan oleh karenanya hamba berpesan kepada segenap ummat Islam di dunia :

> a. Ber Shalawatlah kepada Nabi Besar kita Muhammad SAW.

> b. Janganlah bermalas-malasan untuk mengerjakan sholat 5 (lima) waktu.

> c. Ber Shadaqoh dan berzakatlah dengan segera, santuni anak-anak yatim piatu.

> d. Berpuasalah di bulan ramadhan serta kalau mampu, tunaikan segera ibadah haji.

Perhatian: Bagi siapa saja yang membaca surat ini hendaklah menyalin/mengcopynya untuk disampaikan kepada orang-orang lain yang beriman kepada hari penghabisan/kiamat.

Hari kiamat akan segera tiba dan batu bintang akan terbit, Al’Quran akan hilang dan matahari akan dekat diatas kepala, saat itulah manusia akan panik. Itulah akibat dari kelakuan mereka yang selalu menuruti hawa nafsu dalam jiwa

PENJAGA MAKAM RASULULLAH S.A.W. SYECKH ACHMAD DI MADINAH

Copy @ Right , Disebarkan Oleh Jamaah Kanzul Arsy Ponorogo

Malaikat Izrail / Malaikat Maut

maut1 maut21 maut3

Wahai anakku! Jika ada sesuatu yang tak bisa kau pastikan bila dia datang, maka persiapkan dirimu untuk menghadapinya sebelum dia mendatangimu sedang engkau dalam keadaan lengah”
(Nasihat Luqman kepada anaknya)

Tiba-tiba saja ia berdiri dihadapanku. Memperkenalkan diri entah dari mana. Terus terang, aku melongo ketika orang atau lebih tepatnya mahluk itu ada dihadapanku. Entah kenapa, aku tidak terlalu kaget. Hanya saja, memang muncul rasa heran dan takut. Tubuhku yang sedang berbaring setengah terangkat. Aku menatap bengong melihatnya berdiri di hadapanku. Meski rasa takut menyergapku, aku seakan-akan tidak merasa asing dengan sosok ini.
Kayaknya pernah kenal, tapi dimana gitu. Dalam beberapa saat aku seperti pikun. Lupa. Tepatnya nggak tau apakah pernah bertemu dengannya atau tidak. Sepertinya aku mengalami dejavu, pikirku.
Cukup lama ia memandangku dengan diam, setelah dia menyebutkan namanya begitu saja. Padahal aku nggak minta diperkenalkan. Boro-boro perkenalan, dia begitu saja mengada, makanya siapa diapun aku nggak ngeh. Izrail katanya. Siapa ya? Rasanya nama itu pernah kudengar dengan baik. Tapi aku lagi-lagi tidak mampu menggali memori dari otakku yang tiba-tiba menjadi beku.
Ia nampaknya termasuk mahluk yang tak mau tau. Tepatnya super cuek. Apakah aku mau atau tidak, nampaknya ia memang tak peduli. Bilamana ia mau, ia akan memperkenalkan diri. Bila tidak, ya sudah lewat begitu saja. Tak peduli orang yang disapanya mau atau tidak. Apakah yang di datanginya jantungan atau tidak. Baginya itu nampaknya tidak menjadi soal benar.
Apalagi kemunculannya yang tiba-tiba begitu. Seperti menyergap dari ketiadaan, muncul begitu saja. Bagi yang penakut, mungkin kemunculannya bisa membuat semaput. Dia seperti hantu. Untungnya aku termasuk bukan manusia yang kagetan. Sehingga kemunculannya yang tiba-tiba itu tidak terlalu membuatku semaput. Tapi yang jelas memang otakku jadi beku. Seperti sekarang ini. Memandang dengan bodoh kesosok yang luar biasa ganteng ini.

Kupikir-pikir, memang aku belum pernah melihat wajah seperti dia ini. Wajahnya lebih mirip manekin yang dipajang ditoko-toko ketimbang manusia. Halus, berkulit bersih, bahkan seperti menimbulkan pendar sinar. Meskipun, kebersihan kulitnya agak sedikit tidak lazim dengan warna bersih yang memerah dadu seperti pipi bayi itu. Dia senyam-senyum dikulum, seperti seorang teman lama yang sedang menggoda. “Sudah tau siapa aku?”, lanjutnya memecahkan kebingunganku.”Eh..emmmm yyyaa…siapa ya”, dengan sedikit gemetaran dan tergagap-gagap aku menjadi grogi, tapi lagi-lagi aku masih belum ngeh siapa dia, padahal dia sudah menyebutkan namanya. Nama itu memang terdengar tidak asing. Cuma, aku lagi-lagi lupa dimana pernah mendengar nama itu. Dia tersenyum simpul. Swear, senyumnya termasuk kategori senyum manis bagi makhluk berjenis kelamin laki-laki (terus terang saja gender ini perlu saya buat dengan font italyc karena saya sendiri bingung ini orang laki-laki atau perempuan). Kemudian dengan perlahan ia berkata” Aku diminta menjemputmu…”. “Siapa?”, tanyaku masih setengah bingung. “Dia…”, katanya pendek. “Dia siapa ya?”, tanyaku lagi, otakku masih beku, tak bisa menduga dan tak tahu dengan yang ia maksud.”Kkkkamu sendiri siapa?”, tanyaku dengan sedikit gagap tetapi lebih mantap. Keberanianku muncul begitu saja. Nampaknya, ia tidak kaget dengan reaksiku yang nampaknya masih belum begitu jelas. Aku sendiri masih mencoba mengingat-ingat. Tapi, rasanya memang sel-sel kelabu otakku jadi tumpul tak bisa berpikir. Entah kenapa, kemampuan berpikirku jadi mandeg. Daya ingatku seperti berputar-putar tak menentu, tak bisa mengatur alur logis yang benar. Melompat-lompat dan terputus-putus begitu saja seperti komputer yang perangkat lunaknya error karena kerusakan prosesornya. Kira-kira pernah kenal dimana dengan sosok aneh ini. Tanpa ba-bi-bu lagi nongol dan langsung memperkenalkan diri. Kucoba mengingat-ingat sekiranya aku pernah bertemu dengannya. Disuatu tempat, di suatu waktu.Disela-sela kepikunannku, aku mencoba mengingat-ingat. Apakah teman sekolahku dulu pikirku. Ah, kelihatannya bukan. Tapi tetap tak bisa kuingat, siapakah pemilik sosok ganjil dihadapanku ini. Lagi pula kami masih sering kumpul-kumpul satu sama lain, meskipun sudah hampir 10 tahun angkatan kami habis alias pada lulus dari bangku kuliah. Ah, nampaknya bukan. Pelan-pelan kuhimpun daya ingatku, sedikit demi sedikit aku merasakan otakku melumer. Tak ada dari temanku yang penampilannya mirip dia ini. Meskipun dari lain jurusan, aku masih ingat satu persatu beberapa temanku semasa kuliah dulu. Frame demi frame aku mencoba memutar kembali wajah-wajah temanku. Si Bambang yang pernah dipenjara dulu karena aksi bakar ban di kampus. Atau si Nirwan yang jadi budayawan. Walaupun aku cuma satu dua kali ketemu dengan dia toh aku masih mengingat wajahnya. Bahkan beberapa teman satu kampus yang cuma kenal muka pun aku masih rada-rada ingat. Lha yang ada didepanku ini benar-benar asing banget. Walaupun samar-samar wajah itu seperti familiar dengan ku. Wajah sesosok wanita melintas sekilas, Ah tapi bukan dia, bukan dia, dia sudah lama pergi. Aku tepiskan bayangan yang melintas dari masa lalu itu. Entah kapan ketemunya akupun tidak tau. Tapi memang ada satu wajah yang sempat melintas dikepalaku, tapi tidak mungkin dia, soalnya dia memang cewek. Tapi, yah yang berdiri di hadapanku ini memang susah kujelaskan apakah cewek atau cowok. Ahhh, mungkin kawan se SMA dulu pikirku. Mencoba tidak menyerah, untuk mengingat dia yang tiba-tiba berdiri didepanku. Ingatanku pun melayang ke SMA dulu untuk mencari-cari dan mencocokkan siapa gerakan teman SMA yang mirip-mirip dia ini. Lagi-lagi aku tidak menemukan sesorang pun yang mirip dia. Kemudian kujelajahi kenangan SMP dan sekolah dasar. Benar-benar blank nih pikirku, persis komputer yang tidak ada BIOS-nya. Siapa dia ini ya. Aku membatin, sambil menatap sosoknya. Mereka-reka, mencoba mengingat dan menggali dari sel-sel kelabu diotakku. Uhh…, rasanya…nggak ada ingatan sama sekali tentang sosok yang satu ini. “Ngomong-ngomong sebenarnya kamu ini siapa…”, kegugupan dan kebengonganku sudah hampir lenyap. Ganti keingintahuanku muncul tentang dia sendiri. Sejenak ia menatapku lekat-lekat, kemudian “Ehm..aku sebenarnya pernah kamu kenal duluuuuu sekali”. Ia malah menjadi sedikit grogi. Ia mencoba memberi penekanan pada kata dulu. Jadinya terdengar sedikit aneh. Dan terus terang, senyum dikulumnya itu membuat beberapa bulu-bulu halus ditekukku mulai meremang. “Dddulu kapan yyya?” lanjutku setengah gemetar menuntaskan keingintahuanku. “Ya dulu, sewaktu kamu baru mau disinari oleh Dia”. Ha….apa maksudnya “disinari”. Disinari apaan ya. (Sepotong ayat tiba-tiba melintas, membuka suatu kenangan asosiatif masa yang telah lama sekali berlalu, Alif Laam Mim Raa, (QS 13:1). Lagi pula, kok ucapannya sangat takzim sewaktu ia ucapkan “Dia”. Bahkan setengah takut-takut. “Aku diminta segera menjemputmu”, katanya sedikit lebih takzim kepadaku. Aku melongo antara bingung, heran, takut, dan takjub menjadi satu Namanya Izrail “Ya Allah”, ujarku setengah tak percaya. “Engkau…engkau… Izrail malaikat?”, tanyaku.Ia mengangguk. Baru kusadari ia yang berdiri dihadapanku ini memang berkulit sangat bersih. Bahkan bisa kubilang bersinar. Persis seperti gambaran buku-buku tentang orang-orang yang ahli ibadah. Halus, nyaris tanpa otot dan bulu. Ya mirip kulit bayilah. Ya bulu, sama sekali tidak ada bulu dikulitnya. Wajahnya ganteng, bahkan nyaris cantik.Rambutnya teratur rapi tidak panjang dan tidak terlalu pendek, lurus tergerai. Sedang-sedang saja, tidak seperti orang yang habis bercukur maupun tidak bercukur lama. Malah nampaknya tidak pernah ditumbuhi kumis. Alisnya nyaris bertemu diatas hidungnya yang bangir. Dengan sorot mata yang lembut namun dingin. Bibirnya seolah terus-menerus tersenyum simpul, setengah meledek melihat kebingungan dan sekarang kekagetanku. Tidak ada yang aneh sebenarnya kalau saja orang tidak berada dalam jarak dekat. Aku yang cuma beberapa puluh senti darinya bisa melihat keganjilan sosok yang jangkung dan tampan ini. Bau harum yang tak pernah kucium dari bunga atau pewangi manapun dihirup hidungku. Rasanya bau harum, manis, dan menenangkan. Kok ya, si Izrail ini pake minyak wangi darimana pikirku. Bisa membuat aroma terapi seperti itu. Mungkin efek wewangian ini juga yang menenangkan diriku, Entahlah, aku sendiri masing dipengaruhi kebengongan dan kebingungan. Dari melongo, kaget, bingung sekarang ada yang merambat pelan-pelan disekujur tubuhku. Bulu-bulu kudukku berdiri serentak, meremang diantara keringatku yang mulai merembes dan terasa dingin disekujur tubuhku. Aku mendadak disergap rasa takut amat sangat. Namun itu tak berlangsung lama. Entah darimana datangnya, perasaanku yang campur aduk itu menemukan titik keseimbangannya manakala mencermati sosok yang berdiri dihadapanku ini. Wah, memang efek wewangian ini yang membuatku tenang pikirku. Tubuhku sudah kembali ke posisi rebahan di pembaringan. Tanpa daya. Kuamati lagi sosok Izrail yang ada di hadapanku. Tepatnya bukan dihadapanku. Tapi diujung ranjangku.  Ya, saat itu aku sebenarnya lagi terbaring lemas dipembaringanku. Bukan sakit atau pun meriang. Cuma seperti kurang gairah. Waktu itu sudah menjelang tengah malam. Jadi sebenarnya aku sudah bersiap-siap mau rebahan untuk tidur setelah membolak-balik beberapa lembar surat dari Al Qur’an versi H.B. Jassin yang diberi judul “Bacaan Mulia”. Namun kedatangannya yang tiba-tiba membuyarkan kantukku. Tak ada yang bisa kukatakan saat itu. Pelan-pelan, karena kulihat ia juga cuma berdiri disitu, aku mulai mencoba menenangkan diri. Menatapnya dengan tolol. Lalu kuberanikan diri membuka dialog lagi setelah beberapa detik kebisuan melanda kami berdua. Aku mulai menyadari datangnya sesuatu. “Sudah waktunyakah aku?”, tanyaku pelan. Sangat pelan sekali. Kupikir ia tak mendengar ucapanku. “Ya, sudah saatnya menghadap Dia”, katanya. Beberapa jenak aku pun cuma bisa menatapnya lagi. Tanpa komentar dan rasa apapun. Hambar. Lalu entah bagaimana tiba-tiba saja aku nyeletuk tenang. Lagi-lagi, kurasakan ketenanganku karena pengaruh wewangiannya. “Boleh aku meminta sesuatu sebelum engkau mengambilku…”, harapku. Ia tidak kelihatan bimbang, malah sepertinya sudah tau kalau aku akan sedikit rewel. Ia cuma mengangguk. Lalu, entah ide darimana, lidahku fasih bertanya. “Ceritakan tentang kamu…”. Hikayat Izrail Begitu saja. Ketika Ia Berkehendak melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya, maka aku mengada seperti yang lainnya dari jenisku. Tercipta begitu saja dari al-Haba dan Nur Muhammad, berkas-berkas debu dan cahaya yang memanifestasikan Kun Fa Yakuun. Aku adalah satu diantara yang tak terhitung, yang Dia ciptakan untuk menjaga kelangsungan Kun Fa Yakuun. Aku adalah bagian dari Kehendak dan Kemahakuasaan-Nya. Ada milyaran proses yang menyertai Kuasa-Nya. Sejumlah itulah kami ada. Baik yang nyata maupun yang kasat mata. Baik yang terasa maupun tidak terasa. Baik di dalam maupun di tapal batas semesta. Masing-masing dari kami mempunyai tugas-tugas yang spesifik. Aku adalah salah satunya yang bertugas setiap saat, bersiap sedia bilamana semua makhluk sudah tiba untuk dikembalikan kepadaNya. Karena aku dari jenis makhluk yang mengikuti kepatuhan-Nya, maka aku sebenarnya tidak pernah terikat oleh ruang dan waktu, kendati aku selalu mengikuti arus Sang Waktu, seperti layaknya mahluk lain yang berada dalam kisaran tersebut. Jadi pendeknya aku tak pernah mati, sebelum yang lainnya kumatikan atas kehendak-Nya. Atau makhluk semacam itulah; Yang bertasbih tanpa kenal lelah, tak kenal waktu ataupun pengertian-pengertian relativistik seperti yang dinisbahkan kepada kaummu. Tugasku ya seperti yang kamu rasakan ini, mengembalikan serpihan-serpihan cahaya kembali ke asalnya, ke awal mula penyaksian-Nya, ketika kalian bersaksi “Ya, Kami bersaksi!” . Aku biasanya cuma sekedar menerima catatan dari Lauh Mahfuzh, siapa-siapa yang harus kujemput saat itu. Hanya saja, karena aku tak pernah mengenal waktu, aku bisa berada dimana saja, kapan saja, Memang aku terbuat dari serpihan-serpihan debu & cahaya yang menjaga proses Kun Fa yakuun. Sebenarnya, aku dan yang lainnya ada karena Dia mempunyai Kehendak dan Keinginan Yang Tak Terbantahkan; Dia ada karena Kekekalan diri-Nya, kemandirian-Nya, sehingga bagi selain-Nya, maka Dia adalah Perbendaharaan Tersembunyi. Aku ada, makhluk lainnya juga ada, semata-mata karena limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya, sehingga ketika Dia mendeklarasikan Kekekalan-Nya dan Kemandirian-Nya yang Absolut maka Dia berkata: “Kuntu kanzan makhfiyyan fa ahbabtu an u’rafa fa khalaqtu al-khalqa fabi ‘arafu-ni –Aku pada mulanya adalah harta yang tersembunyi, kemudian Aku ingin dikenal, Kuciptakanlah makhluk maka melalui Aku mereka kenal Aku. Dia ucapkan Basmalah sebagai Rahmat dan Kasih Sayang yang Dia limpahkan, sebagai bagian dari Perbendaharaan-Nya yang tak akan ternilai oleh semua makhluk-Nya, tak akan terbalaskan kecuali oleh rahmat dan hidayah-Nya sendiri. Maka, dalam pemeliharaan Asma Ar-Rahmaan dan ar-Rahiim, Dia firmankan kehendak-Nya “Jadilah!” dan muncullah cahaya kemegahan-Nya sebagai Nur Muhammad, sebagai citra awal mula-Nya yang sempurna; kemudian aku mengetahui bahwa melaluinya aku akan mengenal-Nya. Dalam pusaran waktu, yang berputar melawan detak Sang Waktu, Nur Muhammad adalah cahaya-Nya yang tidak tercitrakan di alam nyata; kecuali bagi mereka yang memiliki qolbu Mukminin dan mereka yang menempatkan dirinya sebagai bagian darinya. Ketika Nur Muhammad menyinari zarah tanpa massa, yang kelak ditakdirkan menjadi al-Haba, maka dalam kuatnya pusaran waktu, Thaasin adalah firman-Nya yang memaujudkan kekuasaan-Nya, terciptalah minyak zaitun yang diberkahi, yang kilau kemilaunya mampu menerangi, kendati tanpa disentuh api ; Simetri Kegaiban Mutlak-Nya pecah mandiri karena kehendak-Nya semata; Maka dari Kegaiban Mutlak-Nya, melimpah dengan Rahmat dan Kasih Sayang-Nya, al-Iradah-Nya goncangkan kegaiban sehingga gelombang al-Qudrah-Nya maujud mencapai batas-batas untuk segera munculkan al-Haba sebagai debu awal mula dan semburat cahaya Nur Muhammad meneranginya, hingga “Jadilah!” lelehan minyak zaitun itu seperti minyak tak tembus cahaya, lantas kehendak-Nya terkonfirmasikan sebagai plasma awal mula yang meledak-ledak dengan sendirinya, ciptakan gelombang Dentuman Awal Mula (Big-Bang), yang lontarkan al-Haba sebagai debu-debu materi pemula, yang luaskan ruang awal-mula dalam ketakberhinggaan Sang Waktu yang mengada menjadi fondasi alam nyata; darinya muncul salah satu kaumku yang mampu menjangkau setiap sudut-sudut semesta; membangun superspace awal mula; Dari Nur Muhammad, maujud salah satu kaumku mengikat semua maujud al-Haba menjadi semua makhluk, baik sendiri-sendiri sebagai gelembung-gelembung kuantum, maupun sintesa dari banyak zarah menjadi citarasa-citarasa , inti-inti, atom-atom, molekul-molekul, sel-sel, jaringan-jaringan, organ-organ, obyek-obyek, menjadi galaksi-galaksi, menjadi bintang-bintang, menjadi planet-planet, batuan, pegunungan, lautan, tumbuhan, binatang, manusia, dan menjadi dirimu. Kaum mu, tercipta dari proses setelah milyaran tahun Kun Fa Yakuun berjalan. Itulah tanah lempung dari seluruh penjuru bumi, yang pernah kuambil dulu. Lantas kemudian Dia tiupkan Ruh dari cahaya-Nya. Dia berfirman ketika itu, Alif Laam Ra, (Qs 2:1) Alif Laam Mim Ra (Qs 13:1) Cahayamu Dia ciptakan dengan penuh rahmat, kasih sayang dan kemuliaan-Nya. Maka “Jadilah!” kaummu yang mengemban semua amanat kesempurnaan citra-Nya; Amanat yang tak sanggup diemban kaumku, amanat yang tak sanggup diemban oleh semua makhluk kecuali kaummu. Adam yang diciptakan sebagai manusia sempurna pertama, adalah moyangmu, yang memahami asmaa-a-kullahaa, yang menjadi khalifah pertama mengemban amanat itu. Kamu mungkin heran, kalau aku sendiri sebenarnya mahluk yang sangat tak kasat mata. Serpihan al-Haba dan Nur Muhammad adalah bahan bakuku, yang terhalus ciptakan diriku. Disaat tertentu kaumku jadi sangat nyata dan bisa berbentuk apa saja. Persis seperti cahaya yang memantul atau bayang-bayang yang timbul dari setiap makhluk dibawah cahaya. Karena aku dekat dengan esensi dirimu, maka penampakkanku sebenarnya sangat tergantung pada apapun yang menggerakkan tindakanmu, motivasimu, dan niat-niatmu. Bagi kaum sejenis ku, bentuk tak berarti apa-apa. Selama milyaran tahun, Dia telah menetapkan masing-masing dari kami dengan urusan-urusan yang spesifik. Dia telah berfirman, Thaahaa (QS 20:1) Untuk menyingkapkan segala sesuatu, dari Asma-asma-Nya yang menjadi ketentuannya. Yang kelak engkau kenal sebagai, Alif, Ba, Jim, Dal (ABJAD) 1,2,3,4 (desimal) 10101010….(biner) Kami adalah kaum spesialis, dengan perintah-perintah-Nya, yang tak bisa kami bantah. Kami menyertai setiap gerak-gerik segala makhluk selain kaum kami. Karena tugas kami memang begitu. Kami awasi segala perilaku dan tindak tanduk kaummu, kesesatanmu, kemuliaanmu. Kami bukan memata-matai, tetapi sekedar mencatat atau tugas-tugas khusus lainnya. Semuanya kami catat sesuai dengan yang kami ketahui. Tapi lebih tepatnya menjadi saksi atas proses kesempurnaanmu, dengan rahmat, anugerah, kasih sayang, hikmah, keadilan dan kebijaksaan-Nya. Dia telah berfirman dengan kelembutan sebelum semuanya ditampilkan dengan Basmalah, Kaf ha ya Ain Shaad (Qs 19:1) Kelembutan itu adalah “yatalaththaf” (Qs 18:19) yang memunculkan Rahmat dan Kasih Sayangnya ketika Kun fa Yakuun (Qs 36:82) dicetuskan sebagai perintah penciptaan dengan ketentuan yang pasti terjadi (QS 69:1) .  Tugas yang kuemban entah sampai kapan, aku sendiri tidak pernah diberi tahu. Seperti aku misalnya. Tugasku sangat spesifik untuk mengembalikan ruh segala mahluk kembali kepada-Nya. Setelah itu, ya sudah, petugas yang lain dari jenisku akan meneruskan proses itu. Begitu saja setiap saat dari waktu ke waktu. Monoton memang. Tapi entah kenapa aku senang-senang saja menjalankan titah-Nya itu. Bagiku menjalankan perintah-Nya bukan sekedar tugas atau perintah. Tapi menggairahkan unsur-unsur pembentukanku. Entah sudah berapa banyak aku mengembalikan ruh setiap mahluk di semesta ini. Dari kaum apa saja, dari ras apa saja. Yang baik-baik ataupun yang durhaka. Yang sedang sekarat ataupun yang sehat-sehat saja. Pokoknya, yang berdiam disetiap sudut semesta, yang mengikuti proses sejak Kun Fa yakuun difirmankan. Aku sendiri, tentu saja menjadi bagian dari proses itu. Tapi karena kuasa-Nya, tugas kami memang cuma menjaga agar proses itu berjalan seperti yang Ia Kehendaki. Kehendak-Nya adalah Kemutlakkan-Nya. Maka kaum kami seringkali merupakan bagian dari apa yang disebut sunnatullah. Aturan dan ketetapan-ketetapan yang menyertai kun fa yakuun, baik yang pasti atau tidak pasti. Kenapa Aku? Kenapa aku yang ditugasi begitu? Ini ada sejarahnya. Kan tadi sudah kukatakan, bahwa aku dulu pernah mengambil debu dari bumi. Ketika Dia hendak menciptakan Adam, moyangmu itu, Dia mengutus satu malaikat yang sebenarnya tugasnya memikul ‘Arsy untuk membawa debu dari bumi. Ketika dia ngotot ingin mengambil debu dari bumi, Bumi berkata “Aku memintamu demi Zat Yang telah mengutusnya agar engkau tidak mengambil apa pun dariku sekarang yang neraka memiliki bagian darinya”. Malaikat pemikul Arsy terkejut, maka dia pun batal mengambil debu bumi. Ketika ia melaporkan kepada-Nya, Dia berfirman “Apa yang mencegahmu untuk membawa apa yang telah aku perintahkan kepadamu?”. Dia menjawab, “Bumi telah meminta kepadaku demi keagungan-Mu, sehingga aku merasa berat untuk menolak sesuatu yang meminta demi Keagungan-Mu”. Maka Allah kemudian mengutus malaikat lainnya kepada bumi, tetapi bumi mengatakan alasan yang persis sama seperti sebelumnya. Demikian sampai entah berapa milyar tahun dalam ukuranmu sampai Allah mengutus semuanya. Akhirnya Allah mengutusku untuk mengambil debu. Bumi pun mengatakan seperti sebelumnya. Tapi, sudah menjadi kehendak-Nya kalau segala sesuatu yang berhubungan dengan debu dan tanah liat akan ditugaskan kepadaku. Aku berkata kepada bumi,”Sesungguhnya Dia yang mengutusku lebih berhak untuk ditaati daripada kamu”. Bumipun bungkam seribu bahasa dan pasrah atas kehendak-Nya. Akupun mengambil dari permukaan bumi seluruh tanah yang baik dan buruk, semua unsur yang ada di Bumi yang mengandung Carbon, Hidrogen dan Oksigen, dan membawanya kepada-Nya. Lalu Dia mengucurkan air surga kekumpulan debu bumi itu sehingga menjadi lumpur hitam yang diberi bentuk yaitu minthiin (Qs 23:12), dan darinya Ia menciptakan Adam.” Itulah sebabnya kenapa aku ditugaskan untuk mengambil ruh manusia dan mengembalikannya ke Yang Berhak Menentukan Nasib. Aku tak mengenal belas kasihan. Dulu, aku pernah berbelas kasih kepada manusia yang hendak kucabut nyawanya. Namun, kehendak Allah mengandung rahasia-rahasia yang tersembunyi, sehingga akupun malu melakukan penentangan Kehendak-Nya. Suatu hari, aku diperintahkan mencabut nyawa seorang perempuan di padang pasir yang panas. Ketika kudatangi, dia baru saja melahirkan anak laki-laki. Aku menaruh belas kasihan kepada perempuan itu karena keterpencilannya, dan juga kasihan terhadap anak laki-laki perempuan itu karena masih bayi namun tidak terawat di tengah padang pasir yang buas. Namun fatal akibatnya, karena anak kecil dimana aku menaruh belas kasih itu ternyata adalah penguasa lalim dan tiran yang tak ada duanya di bumi. Dari situ, aku memahami bahwa “Mahasuci Dia yang memperlihatkan kebaikan kepada yang dikehendaki-Nya!”. Wahai anakku! Jika ada sesuatu yang tak bisa kau pastikan bila dia datang, maka persiapkan dirimu untuk menghadapinya sebelum dia mendatangimu sedang engkau dalam keadaan lengah” (Nasihat Luqman kepada anaknya) Ketika aku berbelas kasihan, maka aku tidak mencabut nyawa bayi itu, tapi aku kemudian menyesalinya karena apa yang kuanggap kebaikan ternyata benih kejahatan yang kubiarkan tumbuh karena aku salah menafsirkan kehendak Tuhan. Izrail terdiam sejenak. Agaknya ia masih mengenang apa yang dilakukannya dulu. Kemudian ia melanjutkan. Jangan tanya siapakah ibu bapakku, seperti layaknya makhluk lainnya yang beribu bapak. Katakan saja, aku manifestasi Kehendak Yang Kuasa. Manifestasi al-Qudrah setelah Ia memfirmankan “kun!”. Seperti saya bilang tadi, kaum sejenisku tercipta begitu saja karena Ia Berkehendak. Kalau kamu bertanya berapakah banyak tugas yang telah kulakukan? Aku sendiri tidak tahu. Benar-benar tidak tahu. Karena pengetahuan tentang itu tidak kami miliki. Ada yang lain dari jenisku yang melakukan hitung menghitung. Itu bukan tugasku. Aku jadinya memang mahluk yang sangat spesifik. Sebenarnya kalau soal spesialisasi begini, kami tidak ada apa-apanya dibanding kalian manusia. Soalnya, hanya kaum kalianlah yang diberi kehendak bebas untuk berpikir, memilah dan memilih dengan bertanggung jawab. Kaum kami tak sanggup memikulnya, karena kami telah melihat dampak-dampaknya yang mengerikan. Dia pun menghendaki kami bertasbih dan sujud dihadapan Nenek Moyangmu. Pernah kami protes begini-begitu sewaktu kami diberitahu bahwa Dia Berkehendak menciptakan mahluk manusia. Namun, Dia Maha Mengetahui atas apapun yang terjadi sejak Awal dan Akhir. Kami sebenarnya terikat Sang Waktu seperti kaummu. Sang Waktu adalah kaum sejenisku. Ialah yang memungkinkan perubahan. Kami sebenarnya pun tau kalau manusia akan selalu begini begitu di semesta yang Dia ciptakan dengan rahmat dan kasih Sayang-Nya yang tak terbalaskan. Yang tidak kami miliki ada pada makhluk yang satu ini. Keinginan, akal, dan atribut lain yang kami tau bakal jadi masalah nanti. Kami memang sedikit iri, sampai Dia menunjukkan kuasaNya atas semua makhluk manusia. Kalian sebenarnya lebih tahu dari kami atas segala mahluk yang pernah Ia ciptakan. Kami pun lalu sujud dihadapan nenek moyangmu, Adam. Cuma satu makhluk yang tak mau sujud. Ialah Iblis yang kemudian akan selalu mendampingi kalian dalam proses Kun Fa yakuun. Maka, iapun terkutuk. Allah berfirman : “Keluarlah engkau dari padanya, karena sesungguhnya engkau terkutuk, dan sesungguhnya laknat atasmu sampai hari kemudian.” Begitulah, Iblis pun menjadi musuh abadimu dan musuhmu yang sejati. Ia menyusup di kumpulan-kumpulan debu al-Haba yang sekarang maujud menjadi semua bentuk, karena keinginan, karena hasrat, karena syahwat, karena ketamakan, kerakusan, kesombongan, dan penyakit-penyakit Sang Iblis lainnya. Aku tak kuasa mengusirnya dari sekitarmu, soalnya memang bukan tugasku. Kan tadi sudah kubilang kaumku adalah kaum spesialis. Begitulah aku. Izrail mengakhiri kisahnya. Aku terdiam. Kemudian, karena tugas-tugasnya itu aku bertanya tentang cara dia mengakhiri kehidupan seseorang, cara dia mengambil ruh makhluk bernyawa. “Proses pengambilan ruh? “, dia mengangkat alisnya. Sebenarnya bagaimana caraku mengambil ruhmu itu tergantung dari banyak hal. Dan semuanya ada didiri kamu sendiri. Ada yang mungkin menurutmu kelihatan mudah, ada juga yang sulit. Ada yang berkesan ada juga yang tidak menyimpan kesan apa-apa. Aku sendiri tidak tau kenapa bisa tidak berkesan sama sekali. Ia maunya begitu kok. Cara mengambilnya pun macam-macam. Kan sudah ku bilang kalau bahan dasarku adalah cahaya. Penampakanku sebenarnya tergantung dari kamu sendiri. Ada banyak hal yang mempengaruhi penampakan ku. Tapi, yang utama memang segala gerak gerik dan tingkah laku yang pernah kamu lakukan di semesta ini, akan mempengaruhi wujud penampakkanku. Demikian juga cara mengambil ruh kehidupan yang bersemayam di wujud fisikmu, tergantung pada kebandelan dan kepatuhanmu. Memang kaum mu ini termasuk makhluk yang diistimewakan-Nya. Sangat disayang, sangat sempurna dibanding makhluk lainnya. Hanya, seringkali kaum kamu itu ngeyel. Kalau tidak, malah bisa dibilang pin-pinbo alias pintar pintar bodoh. Dan yang paling menjengkelkan, kalau kaum kamu ini sudah dikuasai oleh penyakitnya Sang Iblis yang terusir. Walah, susahnya minta ampun. Padahal pengambilan ini sebenarnya proses yang biasa-biasa saja. Kamu sendiri kan tahu tiap saat ada saja yang kuambil. Dengan baik-baik atau dengan paksa, dengan sendiri-sendiri atau berkelompok, dengan senang atau dengan ketakutan. Memang sih aku sering datang tiba-tiba. Maklum namanya cuma makhluk yang cuma menjalankan perintah. Aku sendiri tidak tahu kapan harus segera menemuimu. Itu rahasia Dia Yang Penuh Rahasia. Kaum kami pun, yang bisa dibilang 100 % patuh dan selalu beribadah kepada-Nya, tak tau apa-apa kalau menyangkut urusan takdir makhluk. Sungguh, tugas kaum kami cuma memenuhi perintah Dia. Memang sih seringkali ada delay sewaktu kami menjalankan tugas. Biasanya kalau ada delay, kehadiran kami akan didahului aura yang mempengaruhi kelakukan mahluk yang akan kami ambil. Mungkin kamu sendiri tidak menyadari hal itu. Tapi begitulah. Kaum kamu sebenarnya ada di dalam genggaman-Nya dengan ketat. Ada yang digenggam erat-erat. Ada yang direnggangkan, sampai kesombongan menyergapnya. Dan mengira, dirinya sangat hebat dan berkuasa, sampai-sampai dia pun menafikan peran Tuhannya. Padahal, semua malapetaka, semua kehinaan, semua hal yang buruk-buruk dapat terhindar dari dia semata-mata karena Dia sangat menyayanginya. Akhirnya, kesombongan itu menjerumuskan dirinya dalam banyak kesesatan dan kebodohan. Benar, sombong, bodoh dan sesat itu sebenarnya hampir beriringan, karena itulah karakter Azazil, sang Iblis yang mengira dirinya pantas disujudi karena ilusi kesuciannya. Banyak kaummu yang terkena ilusi palsu itu. Maka berhati-hatilah, sebenarnya semua manusia mempunyai peluang untuk tergelincir ke dalam perangkap tipu daya Sang Durjana yang dikutuk oleh-Nya. Kami yang mempunyai tugas mengambil sebenarnya cuma satu. Berhubung kami tidak terikat dalam proses yang kalian jalani, tidak oleh ruang maupun waktu, sepintas kami kelihatan ada banyak. Memang begitulah kejadiannya. Dalam satu waktu ukuran kalian, kami bisa serentak mengambil banyak ruh dengan berbagai cara, dimana saja. Sudah tak terbilang, berapa milyar ruh yang kuputuskan dari semua harapan dan impiannya, dari semua angan-angan dan cita-citanya, dari semua keasyikannya, dari semua kesenangannya, hartanya, istrinya, anak-anaknya, saudara-saudaranya, rumah-rumahnya, mobil-mobilnya, perusahaan-perusahaannya, jabatan-jabatannya, pacar-pacar gelapnya, dan lain-lainnya. Tapi, itu tak cukup untuk mengingatkan manusia. Hingga iapun seperti keledai dipenggilingan masa, terperosok di lubang yang sama dari masa ke masa. Kelalaian manusia dari mengingat kedatanganku nampaknya sudah menjadi penyakit zaman. Dari waktu ke waktu melakukan tugasku, kelalaian mereka terhadap kedatanganku menimbulkan rasa sombong dan berpanjang angan-angan. Entah sudah berapa banyak aku menghanguskan “business plan” mereka. Aku rasanya sudah kebal dengan semua keadaan ruh yang kutarik dalam keadaan apapun. Pembantu-pembantuku sejumlah mahluk berruh yang ada di semesta ini. Jadi, setiap saat sebenarnya aku mengintip semua makhluk, mengincar semua makhluk. Begitu sinyal terakhir diisyaratkan Allah SWT maka akupun akan beraksi memadamkan semua kepongahan dan harapan manusia. Ketahuilah, sesungguhnya ruh dalam keadaan telanjang dalam tubuh seorang hamba, ia akan diambil apabila dikehendaki dan dilepaskan apabila dikehendaki oleh-Nya. Maka Bersiaplah untuk mati wahai jiwa dan berusahalah untuk selamat, orang bijak yang siap meyakini bahwa tak ada keabadian bagi kehidupan dan tak ada tempat pelarian dari kematian. Engkau hanya peminjam apa yang mesti dikembalikan. Kita bukanlah pemilik kehidupan ini, juga bukan pemilik tempat hidup ini. Kita tak berharta, tak berkeluarga, tidak juga anak-anak kita miliki. Semuanya orang-orang telanjang. Jiwa kita menuju masa yang dekat, Yang Meminjamkan akan mengambil yang dipinjamkan. Sebenarnya aku juga ditugaskan untuk mematikan malaikat, setan, iblis, pohon, binatang, dan makhluk bernyawa lainnya. Maka ia yang bernyawa, pastilah akan gemetar melihat kedatanganku. Sebenarnya, ada banyak cara aku menarik ruh dari tubuh atau jasad mahluk bernyawa. Hal itu sebenarnya tergantung dari segala hal yang membentuk kamu, amal-amal kamu, dan kelakukan kamu. Mau tau bagaimana aku menarik ruh dari tubuh manusia? Aku menariknya langsung dari jasad yang hidup melalui ubun-ubun kepala. Wahai anakku! Jika ada sesuatu yang tak bisa kau pastikan bila dia datang, maka persiapkan dirimu untuk menghadapinya sebelum dia mendatangimu sedang engkau dalam keadaan lengah” (Nasihat Luqman kepada anaknya). Kamu seringkan menyedot minuman dari dalam botol? Persis! Seperti itulah aku menarik ruh manusia dari tubuhnya. Saat itu kulakukan, seluruh sel-sel genetis tubuhmu mulai dari ujung kaki, sedikit demi sedikit akan mati. Maka, jemari kakilah yang akan mengalami kematian pertama kali, baru kemudian bergerak ke telapak kaki, tungkai, kemudian ke betis, lalu paha dan seterusnya. Pada keadaan ruh kutarik, ujung-ujung kaki akan mengejang, kaku. Dengan cara yang sama setiap bagian tubuh pelan-pelan akan kesakitan amat sangat dan kemudian mati rasa, bertanda ruh sudah melalui bagian itu. Maka, berpisahnya tubuh dengan ruh akan terjadi setelah ruh dan tubuh merasakan sakit yang sangat dahsyat.  Bagaimana rasanya. Susah kugambarkan, karena aku cuma melihat saja, kan aku yang mencabut nyawa. Aku cuma melihat saja bagaimana manusia yang kucabut nyawanya berkelojotan dengan berbagai ekspresi rasa sakit yang dia rasakan saat itu. Jadi aku sendiri ndak tahu bagaimana rasanya ketika ruh kutarik dari jasad manusia. Tapi, baiklah, dari pengalamanku mungkin gambarannya bisa kusimpulkan demikian : Rasanya seperti disayat-sayat karena ruh kehidupanmu, yang menempel disetiap atom tubuhmu, sel-sel genetismu yang menjadi jaringan syaraf, otot, pembuluh darah, persendian, rambut, kulit kepala, kulit yang membungkus tubuhmu, dan semua bagian tubuhmu kutarik-tarik, kubetot-betot dengan keras. Bayangkan saja jika ruhmu enggan meninggalkan dunia, maka semakin enggan, semakin sakitlah rasanya. Kalau ndak percaya, coba saja kamu cubit kulitmu keras-keras. Sakit kan!  Kamu pernah kan mengalami luka disayat. Perih! Begitulah teriakan sebagian dari mereka yang kucabut ruhnya. Tapi luka tersayat yang sering dialami manusia tidak seberapa dibandingkan dengan tercabutnya ruh dari jasadmu dengan paksa. Kalau sayatan luka kan cuma terjadi di sekitar luka saja, itupun sakitnya sudah luar biasa dan terasa di bagian tubuh lainnya. Bisa dibayangkan bagaimana kalau seluruh sel tubuh terasa disayat-sayat.  Jangan heran kalau manusia akan berkeringat, menjerit, melolong-lolong, meraung-raung, dan menggeliat-geliat berkelojotan ketika ruh ditarik keluar dari kepompong tubuhnya. Manusia akan terkuras tenaganya, akibat kelelahannya, ia bahkan tak lagi dapat bernafas, ia akan merasakan seperti tertimpa beban berat kesombongan, kedengkian, ketamakan, kemaksiatan, dan kejahilan lainnya. Namun demikian, apabila tubuh kuat, suara yang dikeluarkan ketika bernafas akan berbeda-beda. Ada yang dengan susah payah, ada yang mudah. Sesuai dengan amal yang pernah dilakukan tubuhnya.  Rasa sakit yang tak terkira muncul karena ruh yang lembut menjadi jinak dan menyatu setelah berhubungan dengan tubuh. Keduanya kemudian bercampur dan saling merasuki satu sama lain, sehingga keduanya seperti menjadi sesuatu yang satu. Ruh dan jasad menjadi melekat. Keduanya tak akan terpisahkan, kecuali dengan suatu upaya penarikan yang kuat, sehingga manusia merasakannya sebagai suatu kepayahan yang amat sangat dan sakit yang luar biasa. Ketahuilah, kesukaanmu akan syahwat, nafsu dan materi serta keduniawian cenderung akan semakin melekatkan ruhmu dalam jasadmu. Kenapa demikian, ini karena atom-atom tubuhmu semakin memiliki energi yang tinggi, sehingga ikatan-ikatan atomis dalam tubuhmu akan semakin kuat. Dikatakan bahwa tubuhmu menyimpan energi dalam yang berlebihan, sehingga seringkali energi berlebihan ini melonjak-lonjak dengan liar dan menumbuhkan berbagai syahwat dan nafsu. Kromosom-kromosommu akan terganggu, kode-kodenya yang asli akan jungkir balik, bahkan akibat langsungnya akan muncul menjadi berbagai penyakit yang payah seperti kanker, jantung, atau pikun. Itulah yang akan mencelakakanmu, akan menyiksamu. Jadi semakin lekat ruh dalam jasad maka semakin sakitlah engkau rasakan ketika aku menarik-nariknya karena keengganan ruhmu meninggalkan jasadmu. Setelah rasa sakit tak terkira dan kekuatan jasad menurun, suara akan berangsur hilang, dan setiap bagian tubuh perlahan-lahan akan menjadi kaku. Sakitnya penarikan ruh memang menggentarkan siapapun juga. Jangankan manusia biasa, para nabi dan rasul pun menggigil ketakutan manakala aku datang. Karena alasan itulah, seorang nabi yang paling dimuliakan diantara nabi-nabi dan rasul-rasul, Muhammad SAW, memohon kepada Allah SWT agar membebaskan beliau dari penderitaan dan kepedihan kematian. Beliaupun sudah mengingatkan, “Perbanyaklah mengingat sesuatu yang menghancurkan kelezatan, yakni kematian.” Banyak orang arif dan ulama yang membuat syair tentang hilangnya kelezatan ketika aku datang. Kata mereka, Ingatlah kematian yang menghancurkan kelezatan, Dan bersiaplah untuk kematian yang akan datang, Wahai yang hatinya lalai dari mengingat kematian. Ingatlah tempatmu sebelum tiba saat perjumpaan, Bertobatlah kepada Allah dari kelalaian dan segala yang lezat. Sesungguhnya kematian sangatlah dekat, Ingatlah musibah hari-hari dan saat-saat yang terlewat Jangan merasa tenang dengan dunia dan perhiasannya yang melekat [17]. Dalam Al-Qur’an, Allah menggambarkan kesakitan saat penarikan ruh dalam firman dengan gambaran berikut “Dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan) (QS 75:29)”, yang banyak ditafsirkan oleh ulama sebagai berhimpunnya rasa sakit sakratul maut dengan kerugian karena melepaskan ridha Allah. Allah menyebut keadaan tersebut dengan “sakrah”, karena sakitnya kematian disertai dengan keburukan yang dihimpun akan membuat semaput pemiliknya, sehingga biasanya kesadarannya hilang. Allah berfirman, “Dan datanglah sakratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya (QS 50:19)”[17]. Bagaimana gambaran yang jelas mengenai rasa sakit dan penderitaan kematian memang bermacam-macam. Sehingga terdapat gambaran yang tidak persis sama, namun intinya serupa yaitu suatu rasa sakit yang tak terkirakan. Kamu mungkin dapat menyimak dari beberapa kisah tentang kematian berikut ini. Hasan bin Ali pernah mendengar sabda Nabimu yang mulia yang mengatakan padanya bahwa “pedihnya kematian setara dengan luka-luka tiga ratus tusukan pedang”. Ali Bin Abu Thalib. bahkan menyebutkan setara dengan seribu pukulan pedang. Bisa kamu bayangkan bukan main bagaimana sakitnya. Jangankan dipukul pedang, lha luka tergores silet saja bisa membuat manusia mengaduh-aduh nggak karuan, apalagi dipukul-pukul seribu kali dengan pedang. Gambaran lain menyebutkan, kalau pedihnya kematian itu lebih tajam dari gigi gergaji, lebih tajam dari mata gunting, lebih menyakitkan daripada dipanggang diatas kawah panas gunung berapi. Makanya ada pepatah yang mengatakan bahwa “maut lebih menyakitkan daripada tusukan pedang, gergaji, atau sayatan gunting”. Para nabi dan rasulpun mempunyai gambaran yang menakutkan betapa pedihnya ketika aku datang. Dikisahkan ketika Nabi Musa meninggal dunia dan ditanya Allah bagaimana rasa sakitnya kematian yang ia rasakan, ia menjawab bahwa kejadian itu seperti seekor burung yang dipanggang hidup-hidup, tapi nyawanya tidak juga lepas dan ia tidak menemukan cara untuk melepaskan diri. Musa juga menggambarkan peristiwa itu seperti kambing hidup yang sedang dikuliti. Bukankah Aisyah r.a pernah juga mengatakan bahwa ketika Nabi SAW akan meninggalkan dunia fana ini, ada secangkir air penuh tergeletak didekat beliau. Beliau mencelupkan tangannya kedalam cangkir berulang-ulang dan membasahi dan membasuh wajahnya. Beliau berdoa kepada Allah supaya dibebaskan dari sakratul maut. Demikian juga, khalifah kedua Umar bin Khatab r.a. meminta Ka’ab menggambarkan keadaan ketika seseorang dalam sakratul maut. Dia menjawab “Pencabutan nyawa dari badan dapat dibandingkan dengan pencabutan duri-duri dari tubuh manusia sedemikian rupa sehingga seluruh tubuh merasakan cengkeraman rasa sakit yang amat sangat.” Itulah sekelumit gambaran bagaimana kami melakukan tugas pencabutan ruh dari tubuh manusia dan rasa sakit yang dirasakannya. Perlu kamu ketahui juga, kalau pengaruh pencabutan ruh, atau kematian itu tidak cuma sekedar ketika ruh dicabut dari jasadmu. Namun pengaruhnya akan terus-menerus dirasakan sampai keliang lahat. Akan kuceritakan sebuah riwayat lama yang menginformasikan hal ini. Pernah sekelompok orang datang kekuburan dan berdoa kepada Allah untuk menghidupkan seseorang yang telah meninggal. Maksud mereka adalah ingin mengetahui bagaimana penderitaan yang dialami si mati pada saat aku beraksi. Atas idzin Allah, si mati yang kebetulan seorang yang bertakwa pun hidup kembali. Ia berkata, “Aku meninggal 50 tahun yang lalu, namun hingga kini rasa pedihnya belum hilang dari hatiku!”. Bayangkan! Rasa sakit yang dialami ruh si mati yang nampaknya tidak hilang begitu saja, namun terasakan hingga puluhan tahun. Aura kedatanganku yang menguat biasanya kalian sebut sebagai Sakratul Maut. Dalam keadaan sakratul maut, setiap saat sekarat demi sekarat akan manusia lalui, penderitaan demi penderitaan akan dirasakan, sakit demi sakit akan mengingatkan manusia pada semua perbuatannya, dan hal itu terus akan terjadi sampai ruhnya mencapai kerongkongannya.Wahai anakku! Jika ada sesuatu yang tak bisa kau pastikan bila dia datang, maka persiapkan dirimu untuk menghadapinya sebelum dia mendatangimu sedang engkau dalam keadaan lengah” (Nasihat Luqman kepada anaknya ). Pada titik kritis ini, berhentilah perhatian manusia kepada dunia dan semua yang ada di dalamnya. Berhentilah semua harapan-harapan dan angan-angan mereka. Saat itu, simetri kegaiban pun terkuak dihadapannya, pemandangan alam akhirat pun muncul begitu saja. Pintu tobatpun ditutup dan manusia pun diliputi oleh kesedihan dan penyesalan. Ia mungkin akan teringat sabda Rasulullah SAW “Tobat seorang manusia tetap diterima selama dia belum sampai pada kondisi sakratul maut (yaitu sampainya nyawa di kerongkongan)”. Maka semakin menyesallah ia. Tapi semua itu terlambat dan ketika aku menampakkan diriku semakin nyata, maka saat itu jangan pernah bertanya tentang pahit getirnya kematian ketika sakratul maut tiba. Pendek kata karena kengerian tentang kedatanganku maka Rasulullah SAW pernah bersabda tentang aku, dengan sabdanya beliau sebenarnya hanya ingin mengingatkan manusia, katanya: “Kalau kalian melihat ajal dan perjalanannya, pastilah kalian akan membenci angan-angan dan tipu dayanya. Tak seorangpun penghuni rumah kecuali ada Malaikat Maut yang memperhatikan mereka dua kali sehari. Orang yang didapati ajalnya telah habis, maka dia cabut nyawanya. Bila keluarganya menangis sedih, dia bertanya ‘Mengapa kalian menangis?’ Dan mengapa kalian bersedih? Demi Allah, Aku tidak mengurangi umur kalian, tidak pula mengekang rezeki kalian, dan akupun tidak berdosa. Sesungguhnya aku benar-benar akan kembali kepada kalian (yang masih hidup saat itu), kemudian kembali, dan kemudian kembali, sehingga aku tidak menyisakan seorangpun dari kalian.'” Demikianlah, aku akan datang tanpa diundang dan pergi tanpa diantar. Ia yang saatnya sudah ditentukan, maka ia akan menghadapi aku sesuai dengan keadaannya, rasa sakitnya, dan kengeriannya. Banyak ungkapan yang menggambarkan bagaimana rasa sakit ketika aku mencabut nyawa manusia. Namun, percayalah itu semua tidaklah lengkap benar karena keluarbiasaan sakratul maut tidak dapat diketahui dengan pasti, kecuali oleh orang yang merasakannya sendiri. Tahukah kamu, bahwa pencabutan nyawa termasuk kondisi spiritual yang cuma bisa dirasakan oleh orang yang kucabut nyawanya. Jadi, orang lain mungkin menggambarkan dengan ungkapan yang berbeda-beda. Tapi, begitulah kematian, ia hanya bisa dirasakan oleh yang meregang nyawanya sendirian. Karena kematian termasuk keadaan ruhani, maka menjadi jelas bahwa keadaan ruhanimu sangat mempengaruhi bagaimana rasanya mati. Orang lain cuma bisa mengira-ngira saja dengan menganalogikannya dengan rasa sakit yang benar-benar pernah dialaminya, atau dengan cara mengamati orang lain yang sedang meregang nyawa. Lewat analogi pula akan diketahui bahwa setiap anggota badan yang tidak bernyawa, tidak bisa lagi merasakan rasa sakit. Akan kuperjelas lagi bagaimana rasa sakitnya kematian. Gambarkan saja satu bagian dirimu terbakar api, maka rasa sakit yang dialami akan menjalar keseluruh tubuh dan jiwa. Dan sesuai dengan kadar yang menjalar ke jiwa, maka sebesar itu pula kadar yang dialami oleh seseorang. Akan tetapi, rasa sakit yang dirasakan selama sakratul maut menghunjam jiwa dan menyebar keseluruh tubuh. Sehingga bagi yang sedang sekarat, maka ia merasakan dirinya ditarik-tarik, dibetot, dan dicerabut dari setiap sel, urat nadi, syaraf, persendian, dari setiap akar rambut yang tumbuh dibadannya dan kulit kepala, hingga kaki. Jadi, jangan Anda tanyakan lagi bagaimana derita dan rasa sakit yang tengah dialami oleh mereka yang dijemput olehku!. Maka, perhatikanlah sekiranya kamu mengalami suatu peristiwa yang berhubungan dengan kematian, apakah itu kematian salah satu keluargamu, tetanggamu, atau teman-temanmu. Perhatikan bagaimanakah keadaannya! Gunakan pengalamanmu dalam mengiringi kematian sebagai pelajaran dan peringatan bagimu, bahwa tak ada yang abadi, semua pasti akan mati!, dan marilah kita sama2 berdoa semoga kita , keluarga kita, orang tua kita, guru2 kita diringankan  dalam sakarotul maut dan semoga diridhoi oleh Allah SWT meninggal dengan Khusnul Khotimah Amin3 ya.. Alloh (Semoga Bermanfaat CopyEditing@ Jamaah Kanzul Arsy Ponorogo 2009)

Di Zaman Apa Kita Berada

ngaji ponorogo islam fto1-207 islam ponorogo inul farid yudi afthon rofiq waktu Tadarusan di Masjid Kyai Ageng Besari Ponorogo

Sesungguhnya Allah mengatur alam ini dengan suatu pengaturan yang rapi dan tersusun dan sudah dalam ketentuanNya. Penciptaan alam ini ada mulanya dan ada akhirnya dengan cara dan masa yang telah ditentukan-Nya. Kita sebagai makhluk hendaknya menyadari tentang hakikat ini, dengan merenung hikmah dan pengajaran disebaliknya agar dapat bertindak tepat sesuai dengan kehendak Allah.

Oleh karena itu senantiasa ada peringatan dari Rasulullah SAW untuk umatnya agar menyadari di zaman apa dia berada dan bagaimana dia harus bertindak demi menyelamatkan Iman dan Islamnya.

Rasulullah SAW bersabda :

“Telah berlaku zaman kenabian keatas kamu, maka berlakulah zaman kenabian itu sebagaimana yang Allah kehendaki, kemudian Allah mengangkat zaman itu. Kemudian berlakulah zaman khalifah yang berjalan sepertimana zaman kenabian. Maka berlakulah zaman kenabian itu sebagaimana yang Allah kehendaki, kemudian Allah mengangkatnya. Kemudian berlakulah zaman pemerintahan yang menggigit. Berlaku zaman itu seperti yang Allah kehendaki. Kemudian Allah mengangkatnya juga, kemudian berlakulah zaman pemerintahan diktator (zaman penindasan dan penzaliman), dan berlakulah zaman itu sebagaimana yang Allah kehendaki. Kemudian berlaku pula zaman khalifah yang berjalan diatas cara hidup zaman Kenabian” [H.R. Imam Ahmad, Bazzar dan Attabrani dari Abu Huzaifah Al-Yamani]

Hadits diatas jelas menunjukkan bahwa Umat Rasulullah SAW akan menempuh 4 zaman secara bergilir-gilir sebelum dunia kiamat yakni :

  1. Zaman Kenabian (Nubuwwah) dan rahmat
  2. Zaman Khulafaurrasyidin dan rahmat
  3. Zaman pemerintahan yang menggigit (kerajaan-kerajaan Islam)
  4. Zaman fitnah (kerusakan) dan kegelapan
  5. Zaman Khalifah atau Ummah kedua yang berjalan diatas cara hidup zaman kenabian yakni zaman pemerintahan Imam Mahdi dan Nabi Isa.

Zaman Nubuwwah (Kenabian) dan Zaman Khulafaurrasyidin

Zaman ini adalah zaman pemerintahan di bawah Rasulullah dan zaman pemerintahan di bawah khalifah 4 (Sayyidina Abu Bakar as Siddiq, Sayyidina Umar al Faruq, Sayyidina Utsman bin Affan, dan Sayyidina Ali). Dua zaman pertama ini mempunyai banyak kesamaan, dan dikenal juga sebagai Zaman Ummah Pertama.

Iman umat Islam ketika itu sangat kukuh. Menyebut nama Allah saja mampu menggetarkan hati mereka. Cinta dan takutnya kepada Allah tergambar pada setiap perkataan dan perbuatan mereka. Secara umum ciri-ciri zaman ummah pertama ini dapat diketahui sebagai berikut :

  1. Ibadah mereka sangat banyak. Shalat, puasa, zikri dan wirid susah ditandingi banyak dan khusyuknya.
  2. Ukhuwah dan kasih sayang sangat padu, setiap orang mencintai saudaranya seperti mencintai saudara sendiri.
  3. Jihad dan mati syahid menjadi idaman dan cita-cita. Mereka akan sangat merasa dukacita jika tidak diizinkan untuk pergi ke medan jihad.
  4. Akhlak menjadi perhiasan diri, mereka mampu berbuat baik kepada orang yang berbuat jahat kepada mereka.
  5. Masyarakat dan negara Islam dapat dibangun sehingga layak digelar sebagai negara yang aman makmur dan mendapat keampunan Allah.
  6. Tamaddun dan pembangunan rohani mencapai zaman puncaknya.
  7. Islam berhasil menaklukkan dua imperium besar dunia yang sedang berkuasa saat itu (kerajaan Romawi dan Persia) untuk kemudian memayungi ¾ dunia.

Zaman Pemerintah Yang Mengigit

Zaman berlaku setelah khalifah 4 (Khulafaurrasyidin), dan berakhir setelah jatuhnya kekhalifahan Turki Utsmani pada tahun 1924. Pada zaman ini pemerintahan Islam masih wujud, namun sangat sedikit pemimpin yang benar-benar berhasil. Di antara pemerintah yang benar-benar berhasil adalah:

  • Sultan Muhammad al Fateh, yang berhasil mewujudkan janji Rasulullah untuk merebut kota Konstantinopel (sekarang Istanbul).
  • Sultan Salahuddin al Ayyubi, yang berhasil menghentikan perang salib (crusader)

Zaman Fitnah atau Zaman Kerusakan

Zaman ini diawali dengan jatuhnya kekhalifahan Islam terakhir, yaitu kekhalifahan Turki Utsmani pada tahun 1924. Zaman ini masih berlaku sampai dengan ke hari ini.

Zaman ini merupakan zaman kerusakan dan kegelapan. Pada zaman ini umat Islam jatuh kedalam jurang kehinaan yang berkepanjangan, yang merupakan akibat dari kelalaian dan angkara murka yang terjadi di dunia Islam, sehingga Allah biarkan merka. Hal ini sesuai dengan janji Allah bahwa Allah hanya akan menjadi pembela kepada orang-orang bertaqwa.

Ciri-ciri zaman fitnah ini adalah :

  1. Negara Islam satu persatu mulai jatuh dan dijajah oleh orang kafir.
  2. Akidah umat Islam pada saat itu sangat rapuh, ada diantaranya Islam di waktu pagi dan kafir di waktu petang
  3. Ibadah sangat lemah, shalat, puasa dan membaca Al-Qur’an tidak lagi diamalkan secara bersungguh-sungguh atau bahkan diamalkan sama sekali.
  4. Ukhuwah sesama Islam sangat lemah sehingga terjadi peperangan dan pembunuhan sesama umat Islam.
  5. Orang kaya sangat kikir dan pelit, manakala orang miskin tidak sabar dan hasad dengki.
  6. Penyakit cinta dunia dan takut mati sangat tebal dan mewabah dalam hati umat Islam.
  7. Kriminalitas dan kemunkaran yang terjadi dalam masyarakat Islam hampir tidak ada bedanya dengan apa yang terjadi di kalangan masyarakat yang bukan Islam.
  8. Akhlak umat Islam sangat lemah dengan berleluasanya hasad dengki, umpat mengumpat, tuduh menuduh, caci-mencaci dan saling mengkafirkan sesama umat Islam.
  9. Wanita-wanita Islam telah dicabut rasa malunya dengan bertingkah laku tidak senonoh, menampakkan aurat di depan umum, menari dan menyanyi tanpa menjaga harga diri.
  10. Umat Islam terhina di seluruh aspek kehidupan. Politik, ekonomi, pendidikan, pengobatan, pertanian, dan lain-lain, sehingga umat Islam terpaksa bergantung pada sistem kufur dan paham-paham (isme) buatan manusia.
  11. Sedikit demi sedikit cara hidup umat Islam telah mengikuti cara hidup orang-orang Yahudi dan Nasrani.
  12. Terjadi gejala-gejala buruk dan keji di tengah-tengah masyarakat Islam seperti narkoba, homoseks, lesbian, dan lain-lain.

Namun kemunkaran yang sedang terjadi di zaman fitnah ini tidak melemahkan keyakinan dan semangat perjuangan segolongan manusoa yang tetap pendiriannya. Mereka bukan saja mampu mempertahankan identitas Islam di kalangan mereka, bahkan mereka gigih berjuang untuk memperbaiki masyarakat. Inilah golongan-golongan yang lemah tetapi mempunyai keimanan dan keyakinan yang kuat dan kukuh serta perjuangan yang padu.

Rasulullah SAW bersabda :

“Senantiasa ada di kalangan umatku satu thoifah yang akan menzahirkan kebenaran dan tidak dapat dibinasakan oleh orang-orang yang tidak suka disisi mereka sampailah hari kiamat”

Namun untuk menghidupkan suasana Islam di tengah-tengah kerusakan dan kegelapan zaman zaman fitnah ini bukanlah suatu kerja yang mudah. Thoifah-thoifah islamiyah ini senantiasa diuji dan ditentang dengan berbagai macam fitnah dan ancaman. Tepat sekali sabda Rasulullah yang mengatakan bahwa Islam akan kembali asing.

Namun walaupun begitu, Islam akan kembali kuat dan memusnahkan segala bentuk kekufuran sebagaimana Rasulullah dulu berhasil melakukannya yaitu dengan jalan berdakwah dan mendidik hati manusia. Inilah langkah-langkah awal menuju zaman Imam Mahdi dan Nabi Isa yang merupakan peringkat zaman terakhir yang akan dialami umat Islam sebelum hari kiamat, setelah sekian lama umat Islam mengalami zaman fitnah.

Zaman Khalifah Akhir Zaman Atau Zaman Ummah Kedua

Zaman Khalifah kedua ini adalah zaman pemerintahan Imam Mahdi dan Nabi Isa. Zaman ini diawali dengan munculnya Imam Mahdi, kemudian disusul munculnya nabi Isa a.s yang akan mengalahkan Dajjal. Zaman ini berakhir ketika seluruh orang Islam di muka bumi diwafatkan, yang kemudian akan dilanjutkan dengan kiamat besar.

Di zaman ini Islam akan kembali lagi ke zaman kegemilangan dan keemasannya seperti di zaman Rasulullah dan Khulafaurrasyidin. Islam dapat menguasai dunia dan kembali menjadi penguasa sejagat.
Rasulullah SAW bersabda :

“Sebelum hari kiamat datang pastilah Islam itu bangun kembali walaupun antara mulanya Islam bangun dan mulanya kiamat hanya sekedar masa memerah susu. Zaman ini berlaku selama 40 tahun dan barulah dunia ini akan dibinasakan (kiamat) oleh Allah”

Kebangkitan Islam zaman ini akan sampai kepada puncaknya apabila berpadunya ketinggian kerohanian umat Islam dengan kecanggihan teknologi di bawah dua pemimpin besar umat Islam yaitu Imam Mahdi dan Nabi Isa.

Ciri-ciri zaman ini :

  1. Islam dapat mencapai keagungannya kembali seperti yang telah dicapai oleh Rasulullah SAW 14 abad yang lalu.
  2. Dunia seluruhnya akan kembali aman dan damai, keadilan akan kembali ditengakkan setelah sekian lama dipenuhi dengan huru-hara dan kezaliman.
  3. Hati orang-orang miskin dan kaya dipenuhi dengan sifat redha dan kanaah sehingga tidak seorangpun yang mau menerima sedekah.
  4. Harta-harta yaang melimpah ruah akan dibagi-bagikan dengan adil dan merata.
  5. Umat Islam hidup dengan penuh kasih sayang dan cinta-mencintai satu sama lain.
  6. Aqidah, ibadah dan seluruh aspek kehidupan masyarakat Islam berjalan sepenuhnya di atas landasan syari’at Nabi Muhammad SAW.
  7. Segala fitnah dan maksiat, riba, zina minuman keras dan lain-lain kekufuran berhasil diperangi dan dimusnahkan.

Sebagai kesimpulan akhir : Manusia saat zaman sekarang ini haruslah lebih dan lebih berhati-hati lagi untuk berbuat, ingat  kita di zaman yang terburuk imanya dibandingkan dengan 3 zaman yang lain, selalu jaga syareat, menambah ilmu dengan selalu Tholibul Ilmi selama masih hidup, menempuh hakekat, ngaji urip, berdoa , mohon ridho dan diridhoi olehNya.  Walaupun kita di zaman fitnah dan rusak , Insya Allah kita digolongkan orang yang selamat dunia akhirat. Amin ya robbal ‘aalamiin. Copy from KAWAN SEJATI , CopyEdit by Jamaah Kanzul Arsy Ponorogo, Jawa Timur

ALAM KUBUR : (upaya ikhtiar bahagia di alam Kubur)

J.Kz Arsy alam kubur HAJI2008 alam kubur ziaroh makam KHM Syamsul Huda ittihadul Amanah ponorogo

Alam Kubur adalah alam yang harus dilalui setiap manusia umum  setelah meninggal dunia di alam kubur manusia harus bertanggung jawab atas hidupnya di dunia , ini diaplikasikan dengan harus menjawab pertanyaan2 dari malaikat Mungkar dan Nakir yang ditugaskan oleh Alloh SWT. Untuk menanyai manusia dialam kubur. Di alam kubur si dholim akan disiksa sebab salah menjawab pertanyaan2 dari malaikat tadi, lama penyiksaan di alam kubur 1 hari sebanding dengan lamanya waktu di dunia 70000 hari. Untuk orang beriman bisa selamat dan juga  ada yang harus masih disiksa jika ada pertanyaan yg salah,  siksa kubur kebanyakan untuk orang islam adalah keteledoran kita menangani masalah air kencing (bauli) , kencing tanpa dibasuh dan di suci mengakibatkan kita kena siksa kubur. Untuk itu Alim ‘Ulama menyerukan untuk orang muslim selain berhati2 di dunia masalah air kencing juga disunahkan kita sholat Kafarotul Bauli (Kafaroh dosa kencing) untuk menebus jikalau ada dosa kencing selama kita hidup di dunia , Sholat ini dilaksanakan sehabis Sholat Dhuha, banyaknya rekaat 2, dan satu salam, pelaksanaannya untuk rokaat ke1 bacaanya adalah Alfatehah 1x , dan surat Alkhaushar 7x, untuk rokaat ke2 membaca Alfatehah 1x, dan Surat Al-Ikhlas 7x, lantas salam selesai, melaksanakanya sebanyak, banyaknya, bisa mingguan, bahkan sekali seumur hidup dengan pelaksanaan Khusuk sholatnya. Untuk penghuni kubur yang benar2 Alim, Iman islam dan ikhsan, setelah bebas dari pertanyaan Mungkar Nakir, sudah bebas dari hokum kubur, si Hamba Islam akan diberikan kenikmatan hidup dikubur bagaikan di alam Kebun yang penuh dengan rizki dan kenikmatan, bahkan untuk kalangan makom tertentu Arifbillah/ Wali/ Kamilul kamil/ kyai Ma’rifat  dan lainya akan mendapatkan suatu kebebasan tertentu yang berupa sirr, Rahmat dari Alloh SWT, yang basa jawanya diUmbar oleh Alloh SWT untuk sang kekasihNya. Wallahu a’lam. Lisence Copy : Al-Masail Pondok Pesantren Langitan Tuban Jawa timur, indonesia

PELAKSANAAN DI HARI QIAMAT , Tahukah Anta??

HAJI2008 ponorogo HAJI ponorogo HAJI ponorogo

Pada hari qiamat manusia akan dibangkitkan dari kubur, manusia akan dihidupkan lagi oleh Allah SWT, dalam keadaan bingung dan bugil, Rosul berkata kepada Aisyah ra. “setiap orang pada hari qiamat akan mempunyai urusan / masalah sendiri2 yang membuat setiap orang itu tidak mengurusi hal aurotnya , setiap orang akan sibuk sendiri2 sampai tidak kuasa melihat di sebelahnya akibat dari kegawatan hari qiamat”.Semua manusia akan digiring ke suatu tempat bernama padang mahsyar. Setiap orang berjalan dengan kesesuaianya amal solehnya ada yang dengan berkendara kambing,sapi, atau unta juga ada yang berjalan dengan kepalanya, dengan tanganya dan dengan kakinya sampai akhirnya semua manusia akan berkumpul di padang mahsyar tersebut, matahari akan didekatkan ke atas kepalanya orang2 tersebut kira2 sejauh 1mil saja, kanan kiri orang2 tersebut akan dikepung oleh api yang membara, pada waktu itu banyak orang yang dipunggungnya dibebankan suatu beban berupa dosanya masing2, dari atas panasnya matahari sehingga keringatnya keluar sampai banjir setinggi lutut bahkan setinggi dada, Astagfirullah…., pada waktu tersebut ada 7 golongan orang yang akan selamat, enak keadaanya yaitu 1. hakim yang adil, 2. orang yang iman,islam,ikhsan sejak usia muda, 3. orang yang suka(Mahabbah) dengan Masjid, 4. orang yang taat dan selalu iman kepada Allah, 5. orang yang senang bersodaqoh dan senang memenuhi, mencukupi  hak-hak Allah SWT , 6. orang yang waktu di dunia pernah dirayu wanita cantik untuk berzina , tetapi ditolaknya karena takut akan siksa Allah SWT, 7. orang yang takut secara yakin kepada Allah SWT, menangis dengan sebenar2nya, semua kegiatan tadi di padang mahsyar berlangsung selama kira2 1000Th . Setelah itu manusia akan digiring ke alam Gelap, orang yang beriman maka imanya akan menyala bercahaya sehingga dapat keluar dari alam gelap tersebut dengan cepat , bagi kafir / orang tidak ada imanya, maka akan lama dialam ini, linglung ga ada acuan untuk keluar, sehingga akan keluar dari alam gelap ini selama 1000Th . Setelah itu manusia akan digiring ke alam Hisab (pemeriksaan amal), di alam hisab ini ada beberapa pos pemeriksaan , sebanyak 10 pos. setiap pos berhenti kira2 1000Th., pada pos 1 pemeriksaan mengenai sholatdan zakat, pos ke2 pemeriksaan masalah nafsu, di pos ke3 pemeriksaan mengenai Hak2 nya orang tua, di pos ke 4 pemeriksaan hak2 anak dan berayat, pos ke5 pemeriksaan Hak2nya lumadi santun kepada Allah SWT, pos ke6 pemeriksaan hubungan dengan tetangga dan famili, pos ke7 masalah sanak saudara (persaudaraan), pos ke8 masalah permusuhan (satru), pos ke9 msh. Amal makruf nahi mungkar, pos ke10 masalah adu2, menggosip, ngrasani kejelekan orang lain. Bagi orang yang selamat pada pos-pos tersebut maka akan dijalani selama 1 jam saja, tetapi bagi mereka yang bermasalah pada pos-pos tersebut, maka setiap pos akan dijalani selama 1000Th., Setelah itu manusia masih digiring ke suatu tempat yaitu tempat menerima daftar amal dan dosa sewaktu di dunia, diterimanya sendiri2, ada yang baik dan jelek raportnya, berhenti di tempat itu juga selama 1000Th., bagi orang sholeh daftar amal akan diterimakan ditangan kanan dengan warna putih2, bagi orang yang berdosa diterima dengan tangan kiri, ada yang dilempar ke punggungnya , Angudubillahi ..min dzalik.. Setelah itu manusia akan digiring kea lam Mizan (timbangan) setiap orang membawa langsung amalnya sendiri untuk ditimbang dan menyaksikanya, satu setengah dari umat Muhammad SAW, akan menerima 99 bendel amal jelek, sedang satu bendel amal kebajikan, akan tetapi satu bendel tersebut selalu disertai Ashadu allaa ilaaha illallah waashadu anna muhammadarrosuulullah, sehingga umat tersebut tidak akan disiksa karena ‘Asmanya Allah dan nama kekasihnya Muhammad lebih berat dibanding dosanya. Laa khaula walaa kuwwata illabillaah…, pada waktu itu manusia akan ingat dengan keluarganya waktu di dunia, kecuali di 3 tempat yang orang akan lupa sama sekali yaitu yaitu 1. diwaktu membaca buku catatan amal, ke2 waktu menimbang amal, ke3 waktu di uwwot/shirodt. Semua orang akan digiring ke Shirodt (jembatan) terdapat diatasnya neraka jahannam lebih kecil dari rambut dan lebih tajam dari pedang, itulah uwwot atau shirodt, diatas  uwwot terdapat 7 pos pemeriksaan , panjangnya uwwot 3000Th. Yang 1000Th Naik, juga 1000Th Turun dan 1000Th rata diatas uwwot di pos ke1 ditanyakan masalah iman, di pos ke2 perkara sholat, pos ke3 masalah zakat, pos ke4 masalah puasa, pos ke5 masalah haji, pos ke6 perkara wudlu dan mandi, pos ke7 perkara menganiaya sesuatu atau makluk, siapa saja yang bermasalah pada pos2 tersebut maka orang tersebut akan berhenti di pos tersebut selama 1000Th, jikalau seseorang sukses melewati pos2 tersebut maka akan dijalani selama 1 jam saja. Sebagai acuan image di Hari Qiamat itu semuanya terdapat 50 pos yang setiap posnya manusia akan diperiksa jadi fahamilah, takutlah akan hal ini, karena hal ini benar2 BENAR. Orang yang pertama kali melewati uwwot (Shirodt) adalah Nabi Kita Muhammad SAW, dengan berdiri Rosul sambil membawa bendera yang bernama: “LIWA AL HAMDA “ dibendera tersebut ada tiga baris tulisan , baris pertama Bismillaahirrohmaanirrohiim, baris ke2 Alkhamdulillahi Robbil ‘Aalamiin, baris ke3 Laa Khaula walaa quwwata illa billaah. Yang berada dibawah bendera tersebut rombongan para Nabi, para Alim Ulama, orang yang Sholeh, Para orang yang mati Sahid, untuk selanjutnya para malaikat dating sambil membawakan Bouraq (kendaraan untuk terbang melewati uwwot sampai ke Surga) . jadi Rombongan yang masuk surga pertama kali adalah yang dipimpin Nabi Agung Muhammad SAW. Wallaahu A’lam (dikutip dari Tafsir Yaasin – Syech Khamaanii Zaidah Rohmatullohi Ta’aala)

MARTABAT TUJUH ( 7 Alam Kejadian Hak Allah SWT)

KH. HUNAIN MAGETAN  (guru spiritual) rombongan rihlah kanzul arsy 2009amal ma'ruf nahi mungkar KHM. Syamsul Huda (guru spiritual) Alm. Makam Nabi Muhammad SAW rihlah kanzul arsy 2009 sufi sejati tari sufi , pakaian ala sufi jadilah orang mulia di segala alam makam KHM Syamsul Huda Ponorogo turkey mosque masjid muslim turkey edit ponorogo sufi kanzul arsy ponorogo guru Kyai Hunain dan Kyai Barit dari solo

Pada garis besarnya martabat 7 adalah : Asal Kejadian Semua yang ada dan kajadian manusia sesungguhnya dan sesuai dengan Firman Allah SWT “ Inna Lillahi wa inna ilaihi rooji’uun” sesungguhnya kami milikMu dan kembalilah semuanya kepada Allah, Pada hakekatnya : semuanya yang ada didunia ini Allahlah yang mempunyai termasuk manusia dan akhirnya kembalilah semuanya ke yang mempunyai yaitu Allah SWT, manusia diciptakan hanya untuk beribadah kepada Allah SWT, dan ibadah itu sendiri bermajemuk bentuknya , trik agar keselamatan kita tergaransi, daftarlah  kegiatan dalam sehari penuh mulai subuh (Sholat, kerja, makan, minum, istirahat, senda gurau, melihat, mendengar, dan lain-lain) niatkan semua kegiatan itu dengan Niat kegiatan karena Allah, belajarlah pelan2 dan yang penting hatinya harus ikhlas, kerdilkan nafsu2, senang dengan tulus kpd Allah , mohonkan RidhoNya untuk memulai kegiatan tsb, perbanyak dzikir karena Dzikir sarana stabilisator iman (bukankah iman manusia naik-turun) Dzikir dengan Lisan kemudian susul ke Dzikir dengan hati. Insa Allah Gusti Allah Ngijabahi, Meridhoi Amin…………, (catatan : Jikalau dalam suatu kegiatan anda terlupa Niat, sudah separuh jalan , maka detik itu juga niat dengan : Awwalullah wa Akhirullah), Wallahu A’lam tahukah anda bahwa setiap manusia mempunyai Ruh , Ruh pada Awwal Alam dasarnya patuh kepada Allah, sesuai dengan alamnya Ruh akhirnya diberi wadah yaitu Tubuh Manusia, sehingga banyak yang terlena , pandanganya dengan dunia melulu, nafsunya dibiarkan terus berkelana sehingga Ruh lupa asalnya yang dulu patuh jadi tidak patuh, tempat ujian bagi Ruh manusia adalah dialam dunia ini, jika selamat Ruh akan taubat dan kembali ke Allah SWT sesuai dengan Ruh awwal alam yaitu patuh kepada Allah (membawa iman, islam dan ikhsan (Khusnul Khotimah)). Inilah penjelasan dari martabat tujuh tersebut :

  1. Alam AHDAH : Alam Lahud : dimana belum ada Sifat Allah, belum ada Asma Allah, belum ada Af’aal (ciptaan) Allah, belum ada apa2, istilahnya LA TAKYIN, zat ul haki, Zat yang hak , masa TajallikanNya Dirinya Allah SWT dari suatu peringkat. (Qul huallohu Ahad)
  2. Alam WAHDAH : proses pentajalianNya Dirinya diperingkat kedua LATAKYIN SANI, istilah lain bulan sabit nyata atau juga noktah mutlak juga disebut adanya awal permulaan. (Allahu Shomad). Disini Allah sudah mempunyai Sifat, namun Sifatnya masih berbentuk batin belum nyata , sudah wujud, hak dan   ada, tetapi tidak nyata, terkumpulah Zat Mutlak dan Sifat Allah SWT. Belum nyata di dalam nyata keadaanya ROH IDHOFI.
  3. Alam WAHDIAH: Empunya Diri pada Diri sebagai rahasia manusia, mentajallikan Dirinya dengan Asma’, yaitu martabat nama yaitu keadaan yang sudah terhimpun lagi bercerai-berai  yaitu dengan istilah “Hakikat Insani” yaitu pada (Lam Yaalid) dengan sifat KODHAM DAN BAQA’ (dahulu dan kekal), Sifat batin dan Asma’ batin, manusia sudah ditentukan bangsanya masing-masing, akan tetapi belum lahir masih belum zahir masih  didalam Ainul Sabithaah, yaitu masih dalam rahasia ilmu dan zat  Allah SWT. Ibarat Ruh masih didalam Ruh, ada dan nyata tapi tidak nyata ( bingung ya…) tingkatkan pola faham dengan Dzikir ( Allah Jalla jalaalah, YA LATIEF, Hu Alloh)
  4. Alam RUH : Diri Empunya mengolahkan diriNya untuk membentuk suatu batang tubuh halus yang dinamakan Ruh, tubuh ini merupakan tubuh batin hakikinya manusia , dan batin sudah nyata Zatnya, Sifat dan Af’alnya nyata dan  lahir. Juga zahir, tetapi masih dalam ilmu hak Allah, tubuh ini dinamakan “Jisim Lathief” batang tubuh yang halus-halus , sempurna secara hak,  (Walam Yuulad) . berdirilah ia dengan tajalli Allah SWT dan hiduplah ia untuk selama-lamanya. Inilah yang disebut Tubuh Hakekat Insan yang mempunyai awalnya awal insan, maka dari itu di alam ini sebetulnya kita sudah setuju  untuk menanggung amanah dari Allah SWT dan inilah yang sebenarnya dinamakan Diri Nyata Hak Rahasia Allah di dalam Diri manusia.  (udah faham .. belum cari dan fahami dengan hak).
  5. Alam MISAL : Proses pentajalian Diri Empunya dalam Rahasia diri manusia, unsur rohani diri rahasia Allah atau menyatakan diriNya dalam melalui rahasia diri RahasiaNya  yang terkandung oleh bapak . (fahami dengan benar). Diri rahasia Allah belum tercantum dengan kebendaan, Alam Misal ini berada di Alam Malakut, peralihan dari alam arwah menuju alam nasut, Diri rahasia Allah Wujud Allah mulai Ditajallikan kepada ubun-ubun bapak, yaitu pemindahan dari alam roh kea lam bapak (alam misal), pewujudan Allah pada martabat ini belum zahir tapi Nyata dalam tidak Nyata, (Walam Yakullahuu), tajalli dalam surat al ikhlas keadanya tidak boleh di bagaikan. Dan seterusnya wadi atau mani yang bersekutu antara diri rahasia batin (roh) dalam tubuh kasar hakiki yan dinamakan rahim ibu, maka terbentuklah Maknikam ketika berlakunya persetubuhan bapak dan ibu . Tubuh rahasia pada masa ini hidup dalam rupa yang sempurna secara rahasia dan tidak binasa tetapi belum zahir. Dan dia akan terus hidup tidak mengenal mati secara rahasia Allah.
  6. Alam IJSAN : setelah rahasia diri Allah pada Alam Misal yang dikandung oleh bapak (Adam) , maka secara rahasia pindak ke mani bapak dilanjutkan ke rahim ibu, dan hal inilah yang disebut Alam Ijsan, batang Diri Rahasia Allah telah di kamilkan dengan diri manusia maka ala mini disebut juga alam martabat “insanulkamil”  di zahirnya tubuh kedua2 nya badan nmenjadi satu ruh dan jasmani, (Kuffuan) setelah sesungguhnya martabat baru yaitu anak bayi dilahirkan adalah yang paling suci yaitu “kamillulkamil” dan nyawapun dimasukkan ke dalam tubuh manusia, maka Diri Rahasia Allah telah menjadi “kamillulkamil” dilahirkan dari perut sang ibu.
  7. Alam INSAN : terdapat pada (Ahad) yaitu “satu” , maka berkumpullah semua proses pengujudan dan pernyataan diri rahasia Allah SWT, didalam tubuh badan insan yang mulai bernafas karena nyawa sudah ada dan dilahirkan ke alam dunia atau alam maya yang fana ini . Maka pada alam insan merupakan satu alam yang mengumpul seluruh proses pentajalian diri rahasia Allah, dan pengumpulan pula alam-alam pentajalian diri Allah SWT dari martabat satu dengan martabat yang lainya.sampai kea lam insan. Kisah sang insan “manusia” setelah pada alam insan ini, maka mulailah banyak tugas yang harus diselesaikan sesuai waktu manusia masih di alam ruh yang menanggung amanah dari Allah SWT. Mulailah manusia menjalani proses pengembalian diri Rahasia Allah tadi kepada yang mempunyai yaitu Tuan Empunya Diri dan penyerahan kembali rahasia Allah SWT, ini hendaknya , maka itu di alam insan ini haruslah kita tunduk kepada Empunya mengenai amanahnya diantaranya (Amal ma’ruf Nahi Mungkar) , laksanakanlah syareat Islam, dalami ilmu Hakekat sampailah pada Ma’rifat sehingga dalam proses pengembalian ke diri Rahasia Allah berjalan dengan sempurna.

Tahukah anda , di alam insan ini manusia banyak ditipu oleh para setan , ditipu oleh Nafsu, dan ditipu oleh dunia, hati hati nanti Proses pengembalian diri Allah salah arah, perangilah setan, kendalikan nafsu serta banyaklah bersyukur kepada Empunya jangan serakah hidup didunia, ini hanya sementara, setelah alam insan, manusia akan dihadapkan ke Alam kubur : dialam kubur manusia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai amanah yang di terima waktu di alam ruh tadi, hati-hati , setelah itu manusia sampai di alam akhirat tempat berkumpulnya semua ruh dari di alam ruh sampai di alam akhirat dimintai tanggung jawabnya , akan dihisab dihitung dan ditimbang di mizan , selamatkah.. ruh ini, jika tidak maka neraka menanti, atau akan menderita ruh ini dikarenakan oleh bujuk setan, nafsu setan serta melihat dunia tertipu olehnya memang dunia ini juga menipu, didunia tidak ada yang kekal sedangkan ruh adalah kekal, karena ruh adalah urusan diri Empunya yaitu Allah SWT., maka janganlah Ghoirullah (melihat selain Allah)  , jika selamat ruh akan bahagia,  segeralah bertaubat ingatlah kembali bahwa ada amanah yang di tanggung, kita ini punya Empunya , lancar melalui sirotol mustaqim, akan nikmat , suka ria selamanya di surga sebab pertanggung jawaban waktu di alam ruh tadi sudah sesuai yaitu mengemban Amanah dari Allah SWT. Kesimpualnya manusia sebetulnya awalnya baik ruh dengan kamillulkamil sebab di dunia digoda oleh setan, nafsu dan dunia akhirnya ruh bisa lupa daratan , lupa tugasnya , lupa pada Empunya, lupa amanah yang dititipkanNya, lupa sebagai Kholifah (wakil) Allah di muka bumi, serakah seperti hewan dsb. Segeralah bertaubat, lewatlah pintu taubat segeralah ingat, kita adalah hamba yang punya Empunya yang nantinya ditanyakan tanggung jawab sebagai hamba Empunya , semoga bahagia di dunia dan akhirat amin….  Wallahu A’lam. Copy All reference , Editing H.M.Afthon Muzakki, ST

AL-QURAN HADIST DAN IJMAK QIYAS

GusDur dan Habib syeh sidiham  beautiful muslimah aisya muzakki

Aku (Allah) meninggalkan dua perkara di tengah2 kalian semua , yg kalian tidak akan kesasar selagi kalian masih berpegangan terhadap dua perkara tsb, yaitu : Al-Quran dan Al-Hadist , jelasnya pegangan terhadap dua perkara tersebut sudah cukup sempurna untuk berjalan di jalan yang benar dan tidak kesasar Firman Allah “ Al yauma Akmaltu Lakum Diinakum” : pada hari ini Aku (Allah) sudah menyempurnakan Agama kalian untuk kalian semua (yaitu Agama Islam). Kita beriman Kepada Allah dengan landasan Al-Quran dan Al-Hadist, sudah memuat dengan cukup sempurna , memuat semua persoalan manusia di dunia sehingga di akhirat , Firman yang artinya “ Insun (Allah) telah menurunkan kitab kepada kalian semua dengan menerangkan semua apa-apa (perkara)”. Tetapi supaya diketahui secara dhohir Nas, Al-Quran dan Al-Hadist belum bisa meratakan semua persoalan yang terjadi pada saat, masa dan waktu yang berlainan, sebab itu adanya Mujtihad (orang TabiiTabiin (orang soleh) ahli Mujtihad) ialah : orang yang dengan ketekunanya (Diridhoi Allah) membuat hukum agama atas dasar Al-Quran dan AL-Hadist sehingga memperoleh , menelurkan hukum Syar’i , jadi hukum Syar’i berasal dari para Mujtihad , seseorang yang belum bisa melakukan ijtihad harus taklid (patuh) kepada Mujtihad, sesuai dengan sabda Rosululloh SAW “Manijtahada faashoba falahu ajron , wamanijtahada faakhthoa falahu ajrun waahid” (rowahu Muslim) artinya: siapa yang ijtihad dan ijtihadnya itu benar maka orang tersebut menerima dua ganjaran, dan barang siapa yang ijtihadnya luput (salah) , maka orang tersebut menerima satu ganjaran, (fahamilah orang yang sudah  Mujtihad adalah sudah pasti sangat dekat dengan Allah SWT , barang tentu pada posisi makom hakekat dan ma’rifat sedang ijtihad sendiri artinya hasil dari ketekunan yang  nyata lagi sirri)  Hadist diatas menunjukkan bahwasanya Dhohirnya Nas (Al-Quran & Hadist) belum bisa meratakan pada semua persoalan yang terjadi, dan jika sudah bisa meratakanya tentunya Rosululloh SAW tidak akan membuka Gerbang IJTIHAD. Masih banyak lagi Hadist dan dalil yang mengatakan bahwa ijtihad adalah benar dan memang jikalau ada persoalan yang rumit untuk dipecahkan secara Al-Quran dan Al-Hadist , maka hukum syar’i (Ijma’, Qias (kesepakatan)) bisa digunakan. Ijtihad sendiri sumbernya dari AL-Quran dan Hadist imam Ansyari dan iman Abu bakar mengatakan , ijtihad itu benar , karena berdasar pada hukumnya Allah SWT, teruntuk orang yang ahli ijtihad dan benar orang yang ber taqlid kepada Mujtahid. Kita seharusnya bertanya pada orang yang mempunyai ilmu , jikalau memang kita tidak mempunyai ilmu, dan hal ini hukumnya wajib “Tholibul Ilmi” sampai ke liang lahat. Banyak TabiiTabiin yang sudah mampu mengalaf ilmu sehingga mampu berijtihad seperti imam Ahmad, imam Auza’ii, imam Malik, imam Thauri, imam Asy’ari, imam Buchori dll. Umpama kias didunia :Gusti Allah SWT membuat bumi beserta isinya dilengkapi bahan-bahan yang cukup sudah untuk keperluan semua makluk hidup didunia, akan tetapi jika menggunakan bahan-bahan saja yang terlihat, tanpa ada ahli membuat ramuan, menemukan rumus membuat roti misalnya, merakit computer, formula untuk membuat obat misalnya. Apa ada yg namanya rumah, mobil, computer, makanan roti atau lainya, perlu diketahui sebetulnya manusia tidak bisa sama sekali membuat barang fahami? Manusia bisanya Cuma meramu , merakit dari barang yang sudah disiapkan oleh Allah SWT dengan ilmu dari Allah SWT. Yang dipunyai manusia sebenarnya hanyalah dosa dan lupa. Maka dari itu adanya, manusia sangat tidak berdaya mau kemana kita …,  seorang yang Diridhoi dan diberi Hidayah akan dapat menjadi  Ahli seperti dikiaskan ke Mujtihad sangatlah diperlukan dan orang yang tidak mempunyai keahlian tersebut, cukup percaya dan menggunakan dari hasil orang yang memang Ahli tersebut. (ibarat seseorang tinggal pakai saja mobil dan percaya saja sama perakit (pembuat) mobil)  IHDINASSIROOTOL MUSTAQIIM …… Insya Allah ,  Wallahu A’lam (Assabi’u Walkhomsun) Masail Fiqh KH.Sholeh Talun Tuban (Jawa Timur) , Editing H.Moh Afthon Muzakki beserta Jamiah Kanzul Arsy Ponorogo

PENGETAHUAN perbedaan  ALAM KUBUR dan ALAM BARZAH

ziarah-alam-barzakh ponorogo HAJI2008.1 (100) ponorogo mendoakan alim ulama yg sudah meninggal adalah amal sholeh barzah hati hati hidup di dunia

Jikalau kita sedang berziaroh makam , khususnya para orang mukmin, alim ulama seharusnya kita masuk makam dengan mengucap assalaamu’alaikum yaa ahli kubur minal muslimin wal muslimat, mukminin wal mukminat, sambil diteruskan dengan bersolawat (sholawat paling pendek “Shollalloh ‘alaa Muhammad (sholawat yang dikumandangkan Nabi Khidir AS.)), Tahukah kalian bahwa penghuni makam juga akan menjawab salam kalian artinya penghuni makam akan manjing sampai salam kalian. Kita wajib mengimaninya bahwa alam kubur, khususnya siksa kubur adalah suatu perkara yang hak, Rosululloh SAW bersabda” ‘AdaabulQobri khak” artinya siksa kubur adalah suatu perkara yang hak, Rosululloh SAW juga berdoa Ya Alloh insun minta bantuanNya dari siksa kubur, didalam SARAKSULLAMITTAUFIQ  bahwa siksa kubur itu siksa yang ada di alam barzah , karena disebut siksa kubur itu karena memang jika ada orang yang meninggal lalu dikubur, tetapi sebetulnya dimana2 mayat baik dikuburkan atau tidak, dibakar, ditenggelamkan ke laut ,  atau dimakan hewan jika Gusti Alloh sudah menentukan siksa kubur maka akan pasti terjadi pula pada sang mayat tersebut. Jadi jasad mayat itu masih berada di alam dunia tetapi siksa kubur terjadi di alam barzah yaitu alam antara alam dunia dan alam akhirat , Syech Yusuf bin Ismail pada kitabnya AFDHOLUSSOLAWAT ‘ALAA SAYYIDISSADAAT hal 34 yang artinya : maut atau mati itu tidak bisa memusnahkan ruh walaupun jasad hancur lebur ruh akan tetap hidup di madhab “Ahlussunah wal jamaah” soal kubur, siksa kubur, pertanyaan kubur, nikmat kubur semuanya itu pelaksanaanya di alam barzah, sedang talqin kubur  ruh mendengarkanmya di alam barzah, didalam kubur itu yang ada cuma jasad mayit saja, ruh2 nya mayid tadi tetap hidup di alam barzahdan hidupnya jasad di alam dunia itu karena adanya ruh yang ada di jasad tadi, dan jikalau ruh itu dipisah dari jasad maka jasad akan mati dan ruhnya akan hidup seperti biasa, cuma perpisahan ruh dan jasad (sakarotul maut) itu akan berat terasa akan tetapi jikalau Alloh SWT Ridho maka terasa ringan. Pati atau maut itu adalah perpindahan dari alam dunia ke alam barzah, dan ruh yang mulia di alam barzah ruh tersebut akan dibiarkan sesuka (diumbar bs jawa) , ruh dialam barzah punya rupa seperti rupa jasadnya, dan berpakaian seperti pakaian biasanya jasadnya, ruh mulia ruh orang mukmin akan dilepas sesuka ruh, diberikan kenikmatan, rizqi, kesenangan , dan ruh nya orang kafir akan dipenjara di dalam SIJJIN. Alam barzah itu memisahkan alam dunia dan akhirat. Didalam kitab BUSROLKIAIB dari Imam Suyuti menjelaskan ruh itu sama juga ada yang bahagia dan ada yang susah itu tidak tetap pada suatu tempat, dan walaupun beda2 ruh tadi berada ruh2 tadi mempunyai hubungan kontak atau conec dengan jasadnya, dan oleh sebab kontak tadi maka jasadnya bias merasakan nikmat atau siksa yang telah diterima oleh ruhnya tadi, walaupun jasadnya sudah hancur lebur kontak tadi akan tetap terjadi, kontaknya antara ruh dengan jasad tadi diumpamakan kontaknya matahari dengan bumi. Rosululloh SAW pada waktu isro’ melihat Nabi Musa AS sedang sholat di kuburnya lantas diucapkan salam , dan ketika perjalanan Mi’roj naik ke langit sampai dilapis langit ke 6 bertemu Nabi Musa AS , ruhnya Nabi Musa AS yang sama rupanya dengan Jasadnya tadi ruhnya di langit tersebut , ruh tadi mempunyai kontak dengan dengan jasadnya di kuburan tadi, yang sarana kontak tadi sehingga bisa sholat, dan menjawab salam dari Rosululloh SAW.   Jikalau kita beralih pada alam ruh semua ruh dikumpulkan dan difirmankan Allah SWT “Qoolu balaa sahidnaa” Hai para Ruh sekalian apa bukan Allah yang menjadi Pangeran Tuhan Gusti, maka semua ruh tadi berucap Hanya panjenengan Gusti Allah sendiri yang menjadi Gusti Tuhan  semua ruh, maka dari itu semua ruh manusia awalnya adalah islam , sehingga ruh islam tadi tetap dibawa pada jasadnya sang bayi, bayi adalah wali “kamillulkamil” bersih fitroh sampai terjadinya akil baliq, jika sudah menyandang akil baliq tidak diteruskan islamnya , maka islam yang dipakai tadi jadi batal atau gugur. Dan orang tuanyalah tyang menjadikan ruh tadi kafir, majusi, musrik. Semoga kita selalu menyandang ruh islam, iman dan ikhsan ridho dan DiRidhoi oleh Allah SWT., memang ruh pada posisi dijasad posisi di alam dunia yang penuh dengan musuh diantaranya adanya setan, nafsu serta tipu daya dunia , ingatlah dunia tidak kekal maksudnya hanya sesaat coba pikirkan kita makan , tidur ,mendengar dan lain2, orang bisa menikmati makanan ayam goreng ya pas makan saja setelah itu kenikmatan hilang , orang nikmat tidur karena sakit gigi tidak terasa , maka nikmat hilangnya rasa sakit gigi tadi ya pas tidur saja setelah bangun gigi terasa sakit lagi, semuanya apa saja cuma sesaat di alam dunia ini bahkan umur hidup jasad juga sesaat paling 70 tahunan jasad sudah mati bisa dipakai acuan kehidupan Rosululloh di dunia yang hanya 63 tahun bandingkan dengan alam2 setelah dunia seperti alam barzah, alam akhirat, alam hisab, alam mizan , dan sebagainya , di alam hisab saja 1000th coba bayangkan dengan hati yang paling dalam alam2 tadi hak dan benar adanya, maka seyogyanya kita selalu berhati2 hidup didunia , amalkan amalma’ruf nahi mungkar , berdoa , bertaubat (bahwasanya setiap orang punya nya hanya dosa) , mohonlah ampun, keiklasan lillah , semoga di RidhoiNya Amin ….Ingat dunia sesaat, akhirat abadi , wassalam … Wallahu a’lam (diambil dari ALMASAIL FIQHIYYAH oleh KH Sholeh Talun Tuban jawa-timur / editing H.Moh Afthon Muzakki,ST  Ponorogo jawa timur)

PENTINGNYA DOA…. BERDOA

doa-mustajab, doa ala ponorogo alquran kecil ponorogo alquran besar ponorogo

Bagaimana keterangan mengenai doa?

Doa itu salah satu amal yang diperintahkan Allah SWT di dalam FirmanNya : “Ud’uuni astajib lakum” art : berdoalah kepadaKu dan pasti Aku kabulkan, juga “Qul maa ya’bauubikum robbi laulaa du’a ukum” Allah sebetulnya tidak peduli dan tidak butuh atas doa kalian, maksudnya doa itu adalah kebutuhan dari insane dan bukan Tuhan , karena Tuhan Rohman Rohim maka doa diwajibkan oleh manusia. Al Hadist “Addu’aau silaahulmukmin manlam yas ali llaha baghdhob ‘alaihi” art: sebetulnya doa itu senjatanya orang mukmin , dan barang siapa tidak mau melakukan doa Allah akan menghukum (Mbendu bs jawa) terhadap orang tersebut, sebab doa itu melahirkan sifat butuh kepada Allah , tidak mau berdoa sama dengan tidak butuh Allah sedangkan kita adalah kholifah Allah. Setengah dari manjurnya doa itu syaratnya harus dipakai untuk memuji kepada Allah (karena yang patut dipuji memang cuma Allah /Khak) dan berdoa harus dibarengi dengan Sholawat sebab Nabiyullah Muhammad adalah nabi kita ( kekasih Allah) lalu diteruskan dengan doa lain, doa yang diperlukan dan seyogyanya diakhiri juga dengan pujian dan sholawat insya Allah terkabul apalagi dilakukan dengan istiqomah ( kontinyu, terus menerus). Alhadist : Addu’aau ya ruddu lqhodhooa, laa yaruddu lkhodhooa illa du’aau” art: doa itu bisa menolak bala’ (pesthine Alloh. bs.jawa) , dan tidak ada yang bisa menolak kecuali doa. Juga “innaddu’aau yanfa’u mimmaa nazala wamimmaalam yanzil , maa nazala yaksifuhu wamaalam yanzil yakhbisuhu” art: doa itu bisa bermanfaat dari bala’ yang sudah sudah turun dan yang belum turun, yang sudah turun dihilangkan , sedang yang belum turun akan digugurkan. Orang yang berdoa selama doanya baik dan bukan doa untuk memutus silaturrohmi hablum minannas, maka akan mendapat balasan tiga perkara: 1. ada kalanya dihapuskan dosanya, 2. akan dituruti apa yang menjadi hajadnya, 3. disimpan untuk diberikan diakhirat. Alhadist “ laa yazaalu ddu’aau walbalaau yaqtatillaani ilaa yaumil qiyaamati” art: tidak berhenti antara doa dan bala’ bertempur sampai dihari qiyamat , jika doanya menang maka bisa terhindar dari bala’ tersebut, dan sebaliknya. Kepastian dari Allah itu sebetulnya pasti terjadi tetapi ditangkis oleh doa, seperti ditangkisnya air hujan oleh paying. Dao juga ada tata keramanya antara lain : 1. sebelum berdoa sebaiknya didahului oleh amal sholeh spt: sholat, shodaqoh, puasa. 2. dimulai dengan memuji Allah lalu sholawat dan diakhiri dengan pola yang sama. 3. hatinya khusuk/focus mendekat Allah , jiwa dan raga konsentrasi bahwa kita sedang bertatap dialog dengan sang Gusti Allah. 4. jangan berdoa sedang masih terus melakukan tindakan maksiat. 5. ikhlas murni lillahi ta’aala. 6. yang dimakan barang yang halal , sebab Allah maha suci. 7. menghadap qiblat, mengangkat kedua tangan kearah langit, dan muka kepala dihadapkan ke bumi. Sebagai tanda pasrah dihadapan Allah SWT. 8. dengan ucapan halus dan pelan penuh makna. Demikianlah penjelasan mengenai doa hukumnya wajib bagi mukmin,muslimin berdoa umumnya dengan dilahirkan ucapan, juga ada yang lebih bagus dilakukan secara sirri, batin ruhnya yang berdoa . jadi ruhnya akan wirid dan akhirnya manjing warid (spontan / reflek) berdoalah dengan cara belajar wirid sirri dengan istiqomah, amalkan wirid dengan amalan sehari 3 jam an, dilakukan di sepertiga hari mulai jam 12 malam  dengan istiqomah (ajeg/ continue) , insya Allah dapat manjing / sampai pada wirid Sirri (rahasia)  berbagai sumber editing kanzul arsy ponorogo

Tharekot NAQSYABANDIAH

Imam Thariqah Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband

naqsaband Bahauddin

Maulana Syaikh Nazim berkata tentang Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral), Maulana Syaikh Naqsyaband, Imam ut Thariqah adalah Pir. Pir berarti Imam. Imam berarti Tiang. Dia adalah Tiang utama Tarekat kita. Semoga Allah memberkati Beliau dan memberkati kita semua di dunia ini dan akhirat kelak. Maulana Syaikh Naqsyaband berkata ” Thariqathun isthufal khalqa jamii-an”. Kita mencoba mengikut dan menjadi pengikut. Ini adalah cara yang mudah dan enak untuk menuju kekuatan. Ada suatu mesin yang bekerja di depan rangkaian kereta api. Semua kerja yang berat dikerjakan oleh mesin itu. Dibelakang mesin itu ada beberapa gerbong yang bergabung bersama gerbong lainnya membentuk suatu rangkaian, tapi kekuatan utama berasal dari mesin itu, yaitu mesin yang berada didepan dalam rangkaian kereta api. Karena gerbong yang lain bergabung dengan mesin itu, mereka bergerak sesuai dengan arah dari mesin itu. Kemana saja mesin itu menuju rangkaian gerbong itu mengikuti. Walaupun rangkaian gerbong atau pengikut tidak punya kekuatan sendiri, tapi kemanapun mesin mengarah, mereka dapat menuju kesana juga. Mereka bisa juga berjalan menuju tempat tujuan mesin itu. Karena itu, setiap Tarekat memiliki seorang Imam Tarekat. Imam-ut-Thariqah (Imam Tarekat) telah dikaruniai kekuatan untuk membawa kita dari asfala safiliina ilaa alaa illiyyiin, dari tingkatan terendah ke tingkatan tertinggi. Kalau hanya mengandalkan kemampuan diri kita sendiri mustahil kita bisa mencapainya. Anda tidak akan bisa terbang tanpa naik pesawat udara. Dengan menumpang pesawat udara Anda bisa menempuh perjalanan bahkan dari satu benua ke benua lainnya. Karena itu, Anda harus menggunakan sarana (tarekat) ini untuk beranjak dari maqam terendah Anda hingga ke maqam tertinggi yang mungkin dicapai. Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) lahir di desa Qasr al-Arifan dekat Bukhara pada tahun 711 H/1317 M. Beliau dikabarkan telah menunjukkan berbagai keajaiban yang luar biasa sejak masa kecilnya. Ketika Beliau masih muda, Muhammad Baba as Samasi, seorang Syaikh dari Tarekat Naqsyabandi memintanya datang dan untuk memenuhi permintaan ini Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband berangkat ke kota Samas untuk berkhidmat kepada Maulana Syaikh Muhammad Baba as Samasi. Tentang kehidupan Beliau dalam periode ini Maulana Syaikh Bahauddin (ral), mengisahkan: Bangun dari tidur setidaknya tiga jam sebelum subuh aku mengerjakan rangkaian shalat sunah dan setelah itu ketika dalam keadaan sujud aku memohon kepada Allah Yang Maha Kuasa untuk memberiku kekuatan untuk memikul Cinta Ilahiah Nya. Kemudian aku shalat subuh bersama Syaikh ku. Kelihatannya Syaikh mengetahui apa yang kuminta dalam sujudku, karena Beliau mengatakan kepadaku: Kamu harus mengubah apa yang kau minta dalam sujudmu, karena Allah Yang Maha Kuasa tidak suka hambaNya meminta kesukaran. Memang Dia memberi beberapa kesulitan kepada mahlukNya untuk menguji mereka. Hal ini berbeda. Seorang hamba tidaklah boleh meminta untuk diberi kesulitan-kesulitan karena hal ini tidak menunjukkan penghormatan kepada Allah. Karena itu ubahlah permohonan dalam sujudmu dengan berdoa “untuk hambaMu yang lemah ini wahai Tuhanku, karuniakanlahridhoMu”. “Sepeninggal Syaikh Muhammad Baba Samasi aku pergi ke Bukhara dan menikah disana. Aku tinggal di Qasr al-Arifan dekat tempat tinggal Syaikh Sayyid Amir Kulal dalam rangka berkhidmat kepada Beliau”. Menurut riwayat lama sebelumnya Syaikh Baba Samasi telah mengatakan kepada Sayyid Amir Kulal untuk mengasuh Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband. Maulana Syaikh Bahauddin (ral) mengisahkan pengalamannya. “Suatu ketika aku sedang melakukan khalwat bersama seorang kawan ketika tiba-tiba surga dan suatu pemandangan yang luar biasa ditampakkan didepanku. Dalam visi itu kudengar suara berkata “Tinggalkan semuanya dan datanglah ke Hadirat Kami sendirian”. Aku mulai gemetar dan lari meninggalkan tempat khalwat ke suatu tempat yang ada sungainya dan melompat ke dalam sungai itu. Aku mencuci pakaianku lalu shalat dua rakaat dengan cara yang aku belum pernah melakukan sebelumnya karena aku merasakan sedang shalat dihadapan Hadirat Ilahi. Terjadi Penyingkapan ( futuh) di hatiku dan itu merupakan pembuka atas segala sesuatu. Seluruh alam semesta lenyap dan aku tidak sadar akan apapun selain sedang shalat dihadapan Hadirat Ilahi”. Ada riwayat luar biasa lainnya yang dikisahkan Wali Agung Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral). Beliau bercerita “Pada tahap awal dari keadaan kertertarikanku aku ditanya mengapa aku menempuh jalan ini. Kujawab supaya aku mendapat kekuatan sehingga apapun yang kukatakan dan kuinginkan akan terwujud. Dijawab bahwa tidak bisa seperti itu, karena sesungguhnya apa yang Kami sabdakan dan yang Kami kehendaki adalah yang akan terjadi. Kujawab lagi bahwa aku tidak setuju dengan hal itu. Aku harus mampu berkata dan berbuat apapun yang kuinginkan, jika hal ini tidak bisa kudapat maka kenapa aku harus menempuh jalan ini? Lalu kuterima jawaban: tidak, sesungguhnya apapun yang Kami kehendaki Kami sabdakan dan apapun yang Kami kehendaki akan terwujud. Kujawab lagi apapun yang kukatakan dan kulakukan adalah jalan yang kutempuh. Setelah itu aku ditinggalkan sendirian, Selama lima belas hari aku sendirian. Hal ini membuatku tenggelam dalam depresi yang mendalam. Lalu tiba-tiba saja terdengar suara “Wahai Bahauddin seperti yang kau inginkan maka Kami mengaruniaimu apapun yang kau inginkan”. Aku memohon agar diberi jalan yang bisa langsung menuju Hadirat Ilahi. Lalu aku mengalami visi yang luar biasa dan mendengar suara yang mengatakan bahwa aku telah dikarunia apa yang kuminta”.  Kisah ini luar biasa karena biasanya orang patuh pada Perintah Ilahi dan tidak meminta pemenuhan keinginan mereka sendiri. Biasanya tindakan menolak untuk mematuhi Perintah Ilahi dan memaksa untuk mendapatkan apa yang diingini akan dianggap tidak adab. Walaupun pada awalnya ditolak, permohonan Maulana Syaikh Bahauddin (ral) akhirnya dikabulkan. Permohonannya dikabulkan mungkin karena Beliau memohon untuk kemaslahatan orang banyak dan bukan untuk kepentingan diri sendiri. Ada kisah lain yang tak kalah menariknya kala Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) diuji oleh Syaikh nya. Ini sungguh ujian yang berat. Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) menuturkan kejadian ini. “Suatu ketika aku berada dalam tarikan Ilahiah yang begitu kuat sehingga aku tidak sadar akan diriku dan berjalan tanpa menyadari apa yang kulakukan. Ketika malam tiba kulihat kedua kakiku berdarah akibat luka sobek dan tertusuk duri. Lalu kurasakan bahwa aku harus pergi ke rumah Syaikh ku, Sayyid Amir Kulal. Malam itu terasa sangat dingin dan gelap tanpa ada bulan dan bintang sama sekali. Untuk melawan dinginnya malam aku hanya mengenakan jubah tua terbuat dari kulit. Ketika sampai di rumah Syaikh ku, kulihat Beliau sedang bersama teman-teman dan para pengikut Beliau. Ketika Syaikh melihatku Beliau memerintahkan pengikutnya untuk mengusirku keluar dari rumah. Syaikh ku tidak suka aku berada di dalam rumahnya. Pengikut Syaikh mendatangiku dan membawaku keluar dari rumah. Aku tidak terima diperlakukan seperti ini. Terasa egoku akan mengalahkanku dan mengambil alih kendali perasaanku dengan mencoba meracuniku dengan menggoyah keyakinanku yang tulus pada Syaikh ku. Bagaimana aku bisa menanggung malu dan rasa terhina seperti ini? Lalu Rahmat Ilahi datang kepadaku sehingga aku mampu menanggung ini semata-mata hanya demi Allah dan demi Syaikh ku. Dengan tegas kukatakan pada egoku bahwa aku tidak akan membiarkan egoku membuatku kehilangan cinta dan keyakinanku pada Syaikh ku. Lalu kurasakan depresi yang mendalam melandaku. Langsung kuarahkan diriku pada keadaan kerendahan hati, meletakkan kepalaku didepan pintu masuk rumah Syaikh dan berjanji bahwa aku tidak akan bergerak dari keadaan seperti itu sampai Beliau menerimaku lagi. Terasa salju dan angin dingin menyusup tulang yang membuatku menggigil dan gemetar menahan dinginnya malam yang kelam. Bahkan tak tampak cahaya bulan dan bintang sedikitpun pun untuk membuatku sedikit nyaman dan hangat. Tubuhku nyaris membeku. Hanya hangatnya cinta kepada Allah Yang Maha Kuasa dan kepada Syaikh ku saja yang menghangatkanku. Aku menanti dengan tetap dalam keadaaan seperti itu hingga pagi hari. Lalu Syaikh ku melangkah keluar rumah dan tanpa melihatku kakinya menginjak kepalaku. Ketika Syaikh melihatku, dengan cepat dibawanya aku masuk ke dalam rumahnya dan dengan telaten serta penuh perhatian Beliau mencabuti duri dari kakiku. Beliau berkata “Wahai anakku, hari ini kau telah dihiasi dengan busana kebahagiaan dan Cinta Ilahi. Busana yang menghiasimu ini belum pernah dikenakan oleh siapapun, baik diriku maupun Syaikh-syaikh sebelumku. Allah dan Nabi Muhammad (saw) telah ridho kepadamu. Demikian juga Para Auliya dalam silsilah Rantai Emas, mereka semua telah ridho kepadamu “. Sambil mencabuti duri-duri dari kakiku dan membasuh luka di kakiku, Syaikh ku menuangkan kedalam hatiku pengetahuan yang belum pernah kualami sebelumnya. Lalu dalam visiku kulihat diriku memasuki rahasia dari Muhammadur Rasulullah. Ini berarti memasuki rahasia dari ayat yang merupakan Realitas Muhammad. Setelah itu membawaku memasuki rahasia dari la ilaha illaLlah yang merupakan rahasia dari Keesaan Allah. Kemudian membawaku memasuki rahasia-rahasia dari nama-nama dan sifat-sifat Allah Yang Maha Kuasa yang berada dalam rahasia dari Keesaan Allah. Tidak mungkin kata-kata bisa menerangkan keadaan yang kualami ini. Hal ini hanya bisa dialami dengan merasakannya melalui qalbu  Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband  (ral) dididik oleh Syaikh Baba as Samasi dan Syaikh Sayyid Amir Kulal, keduanya merupakan figur Syaikh terkemuka dari Rantai Emas Tarekat Naqsyabandi. Beliau juga dididik langsung oleh Grand Syaikh terkemuka lainnya dari Rantai Emas yang sama (yang hidup tidak sejaman dengan mereka). Kejadian ini dikisahkan oleh Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband dalam tuturan berikut: Pada awal mula langkahku menempuh Jalan Sufi aku biasa berjalan-jalan dimalam hari dari satu tempat ke tempat lain di desa Bukhara. Untuk belajar dari mereka yang sudah meninggal dunia aku banyak mengunjungi kuburan di kegelapan malam dan ini biasanya juga kulakukan di musim dingin. Suatu malam aku pergi mengunjungi makam dari Syaikh Ahmad al Kashghari dan membaca fatihah untuk Beliau. Di makam Beliau kutemui dua orang yang sedang menantiku. Aku belum pernah bertemu mereka sebelumnya. Mereka disertai seekor kuda. Mereka mendudukanku diatas pelana kuda itu dan mengikatkan dua buah pedang di pinggangku, lalu menuntun kuda ke makam dari Syaikh Mazdakhin. Kami lalu turun dari kuda dan memasuki makam dan mesjid dari Syaikh ini dan mulai melakukan meditasi (murakabah). Dalam keadaan murakabah kulihat dalam dalam visiku tembok yang menghadap Ka’bah runtuh. Seorang laki-laki bertubuh raksasa kulihat sedang duduk diatas singgasana yang sangat besar. Aku merasa sangat familiar dengannya, sepertinya aku telah pernah bertemu dengannya sebelumnya. Kemanapun aku menghadapkan wajah kulihat orang ini. Disekeliling orang ini ada Syaikh Baba Samasi and Sayyid Amir Kulal berkumpul bersama dengan sekelompok besar orang yang hadir. Aku merasakan rasa cinta yang mendalam kepada laki-laki bertubuh besar ini dan pada saat bersamaan merasa takut padanya. Sosoknya memesona sekaligus menakutkanku dan keindahannya penampilannya menimbulkan rasa cinta dan ketertarikan. Aku bertanya pada diriku sendiri siapa sebenarnya lelaki agung dan bertubuh besar ini. Tiba-tiba kudengar seseorang yang berada disekitar lelaki itu berkata “Orang ini adalah Syaikh mu dan dialah yang menjagamu dalam jalur spiritualmu. Dia mengawasi jiwamu sejak masih berupa sebuah atom di Hadirat Ilahi. Kau telah dilatihnya selama ini. Namanya adalah Abdul Khaliq Al Gujduwani dan kumpulan orang yang terlihat disekelilingnya adalah para Auliya yang membawa rahasia-rahasia besarnya, rahasia-rahasia dari Rantai Emas”. Lalu Syaikh Abdul Khalik mulai menunjuk masing-masing Syaikh yang ada disitu dan berkata “Ini adalah Syaikh Ahmad, ini Arif ar-Riwakri, ini Syaikh Ali ar-Ramitani, ini Syaikh mu Baba as Samasi yang memberimu jubah semasa hidupnya”. Dia bertanya padaku “Apakah kau mengenalnya? “. Kujawab “Ya”. Lalu Beliau berkata “Jubah yang diberikannya kepadamu masih berada dirumahmu dan dengan perkenan Syaikh mu maka Allah Yang Maha Kuasa telah menghapus banyak kesulitan-kesulitan yang semestinya menimpamu”. Lalu terdengar suara lain yang berkata “Syaikh yang duduk diatas yang singgasana itu akan mengajarimu sesuatu yang kau butuhkan dalam menempuh jalan sufi ini”. Aku bertanya kepada mereka apakah aku diperbolehkan menyentuh tangan Beliau. Setelah diijinkan aku memegang tangan Beliau. Lalu Syaikh Abdul Khaliq Al Gujduwani mulai mengajariku tentang jalan sufi, permulaannya, pertengahan dan akhirnya. Beliau berkata “Kau harus menyesuaikan sumbu hakikat dirimu sehingga cahaya yang tak kasat mata akan diperkuat didalam dirimu dan rahasia-rahasianya menampak. Kau harus menunjukkan istiqomah dan harus menjaga Syariah Suci dari Nabi Muhammad (saw) pada apapun keadaanmu”. Beliau juga berkata “Kau harus meninggalkan kesenangan hidup duniawi dan menjauhi perbuatan bid’ah dan pusatkan dirimu hanya pada sunah-sunah Nabi Muhammad (saw). Kau harus menghayati dan menyelami peri kehidupan Nabi Muhammad (saw) dan para sahabatnya. Kau harus mengajak orang untuk membaca dan mengikuti tuntunan Qur’an baik siang maupun malam dan menegakkan shalat wajib serta semua ibadah sunah. Jangan sekali-kali memandang rendah bahkan pada hal-hal kecil dari perbuatan dan amal shalih Nabi Muhammad”. Begitu Syaikh Abdul Khaliq al-Ghujduwani (ral) menyelesaikan ucapannya, wakil Beliau berkata padaku “Agar kau yakin bahwa visi yang kau lihat ini benar adanya Beliau akan mengirimu suatu pertanda”. Dijelaskan bahwa hal-hal dan kejadian-kejadian tertentu akan terjadi sebagaimana mustinya terjadi dan pada saat yang telah ditentukan. Demikianlah kejadian-kejadian itu terjadi persis sebagaimana telah dikatakan kepada Maulana Syaikh Bahauddin (ral) yang kemudian juga berbuat persis sebagaimana Beliau diperintahkan, hal ini membuktikan kebenaran visi yang dialami Maulana Syaikh Bahauddin (ral). Beliau juga diminta untuk memberikan jubah Azizan kepada Sayyid Amir Kulal (ral). “Setelah visi itu berakhir aku pulang kerumah dan mencari jubah itu dan bertanya kepada keluargaku dimana adanya jubah itu. Mereka mengatakan kepadaku bahwa jubah itu sudah berada disana sejak lama, sambil membawa jubah itu dan menyerahkannya kepadaku. Aku mulai menangis didalam hati ketika melihat jubah itu”. Setelah memenuhi segala hal yang dikatakan dalam visiku, sebagaimana diperintahkan aku membawa jubah Azizan ke Syaikh Sayyid Amir Kulal (ral) dan memberikan padanya. Setelah terdiam beberapa saat Syaikh Amir Kulal berkata padaku “Aku diberitahu tentang jubah Azizan ini semalam yaitu bahwa kamu akan membawa dan menyerahkannya padaku. Aku diperintahkan untuk menyimpannya dalam sepuluh lapis selubung yang berbeda”. Beliau lalu memintaku masuk ke dalam kamarnya dan mengajarkan serta menempatkan didalam hatiku zikir tanpa bersuara. Aku diminta untuk terus menerus berzikir seperti itu siang dan malam. Aku terus mengamalkan zikir ini yang merupakan bentuk tertinggi dari zikir. Aku juga berguru kepada ulama-ulama lain untuk belajar Syariah dan sunah-sunah Nabi Muhammad (saw) dan juga mengkaji sifat-sifat Nabi Muhammad (saw) dan para sahabatnya. Sejak aku melaksanakan apa-apa yang diperintahkan dalam visiku, hidupku mengalami perubahan besar. Semua yang diajarkan oleh Syaikh Abdul Khaliq Al Gujduwani (ral) dalam visi itu bermanfaat bagiku dan membuahkan hasil. Ruh Beliau selalu menyertaiku dan mendidikku. Syaikh Abdul Khaliq Al Gujduwani (ral) adalah salah satu dari beberapa Guru/Syaikh dari Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) walaupun Syaikh Abdul Khaliq Al Gujduwani (ral) hidup dimasa sebelum jaman Maulana Syaikh Naqsyaband (ral). Hubungan ini dalam dunia sufi dikenal sebagai Hubungan Uwaisy, yang berarti bimbingan dan hubungan spiritual terjadi walaupun masing-masing berasal dari jaman yang berbeda. Syaikh Abdul Khaliq Al Gujduwani (ral) juga merupakan salah satu Syaikh dari Rantai Emas Tarekat Naqsyabandi. Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) juga mengikuti dan belajar pada Mawlana Arif ad-Din Karani selama tujuh tahun. Setelah itu Beliau mengikuti Maulana Kuthum Syaikh selama beberapa tahun. Beliau juga menyertai seorang darwis bernama Khalil Ghirani yang tentangnya Beliau berkata “Selama menyertai Syaikh Khalil Ghirani banyak pengetahuan baru yang selama ini tersembunyi mulai tersingkap di hatiku dan Beliau selalu menjagaku, memujiku dan mengangkat derajatku”. Ada Kekasih Allah lainnya yang disebut oleh Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) “Beliau memerintahkanku untuk menolong dan melayani orang miskin dan menolong mereka yang sedang hancur hatinya. Beliau memintaku untuk rendah hati dan bersikap toleran. Beliau juga mengatakan padaku untuk menyayangi hewan-hewan dan menyembuhkan sakit dan luka mereka dan memberi mereka makanan”. Maulana Syaikh Bahauddin Naqshband (ral) mengisahkan tentang kejadian lain yang masih berhubungan dengan jubah Azizan. “Suatu hari aku sedang berada di kebunku dan dikelilingi oleh murid-muridku. Aku mengenakan jubah Azizan. Tiba-tiba aku diliputi oleh rahmat dan tarikan surgawi dan kurasakan diriku dihiasi dengan busana sifat-sifat Allah Yang Maha Kuasa. Kurasakan diriku mulai gemetar sedemikian rupa yang tak pernah kualami sebelumnya sehingga aku tak mampu lagi berdiri. Lalu tampak olehku visi yang luar biasa dimana keberadaanku sama sekali lenyap ( fana) dan aku tidak melihat apapun kecuali Wujud Tuhanku. Lalu kulihat diriku keluar dari Hadirat Ilahiah-Nya yang tampak terpantul dari cermin Muhammadur RasuluLlah yang berbentuk sebuah bintang dalam samudra cahaya tanpa batas. Wujud luarku lenyap dan kusaksikan makna sesungguhnya dari la ilaha illaLlah Muhammadur Rasulullah. Kemudian kusaksikan makna sejati dari nama-nama Allah yang kemudian membawaku kepada Yang Maha Ghaib yang merupakan esensi dari nama Allah ‘Huwa” (Dia). Begitu aku memasuki samudra ini jantungku berhenti berdetak dan hidupku berakhir. Aku berada dalam keadaan mati. Semua orang yang berada disekelilingku mulai menangis karena mengira aku sudah meninggal dunia. Akan tetapi setelah kitra-kira enam jam aku diperintahkan untuk kembali ke ragaku. Aku bisa menyaksikan ruhku kembali memasuki ragaku perlahan-lahan dan visi itu berakhir”. Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) juga mengatakan kalau Beliau menerima rahasia-rahasia spiritual dari berbagai pihak dan khususnya dari Uways al-Qarani (ral) yang memberi pengaruh besar dalam hal meninggalkan keduniawian dan melekatkan diri Beliau kepada hal-hal spiritual ( ukhrowi). Beliau berkata “Aku melakukan ini dengan menjaga sunnah dan perintah-perintah Nabi Muhammad (sal) sampai aku mulai menyebarkan hikmah dan dikarunia rahasia-rahasia Ilahiah dari yang Maha Esa yang tidak pernah diberikan pada seorangpun sebelumku”. Ada kisah menarik lainnya yang dituturkan oleh Wali Agung Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) mengenai kekuatan spiritual Beliau. Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) berkata: Suatu hari aku pergi ke gurun bersama salah satu muridku yang tulus yang bernama Muhammad Zahid. Kami mulai menggali tanah dengan menggunakan sebuah beliung (alat untuk menggali) dan pada saat bersamaan juga sambil membicarakan secara mendalam tingkatan-tingkatan pengetahuan. Sambil terus mengayun beliung pembicaraan kami terus berlangsung dan semakin mendalam. Lalu tiba-tiba muridku bertanya “Sampai batas apakah pencapaian ibadah?”. Kujawab “Peribadatan mencapai suatu tingkatan dimana kau mampu menunjuk pada seseorang dan berkata “Matilah” dan lalu orang itupun mati”. Ketika aku sedang mengatakan itu tanpa sadar sambil telunjukku menunjuk pada Muhammad Zahid. Ketika kukatakan kata “Mati” terjadilah hal yang mengerikanku yaitu muridku jatuh dan meninggal dunia. Waktu terus berlalu dari pagi sampai tengah hari dan muridku masih dalam keadaan mati. Pada saat tengah hari terasa sangat panas dan jenasah muridku mulai semakin memburuk karena panas yang sangat. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan dan merasa takut serta kebingungan. Yang bisa kulakukan adalah membawa jenasahnya ketempat teduh dibawah pohon. Aku lalu duduk mulai berfikir dan merenung akan apa yang harus kulakukan dalam situasi ini. Tiba-tiba muncul Ilham dalam pikiranku dan aku berkata sambil menunjuk pada jenasah muridku “Wahai Muhammad Hiduplah!” tiga kali. Timbul rasa legaku ketika perlahan-lahan nyawanya kembali ke tubuhnya dan secara bertahap muridku kembali ke kesadarannya. Dengan bergegas aku menemui Syaikh ku dan menceritakan kejadian itu. Syaikh ku kemudian berkata “Wahai anakku, Allah Yang Maha Kuasa telah memberimu suatu rahasia yang tak pernah diberikannya kepada siapapun”. Dihari-hari akhir masa hidupnya Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) lebih sering mengurung diri di kamarnya. Banyak orang yang datang mengunjungi Beliau. Semakin banyak orang yang berkunjung ketika sakit Beliau semakin parah. Saat ajal Beliau makin dekat, Beliau memerintahkan agar dibacakan Surah Yaasin. Selesai dibacakan Surah Yaasin Beliau mengangkat tangan sambil membaca Dua Kalimah Syahadat, yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad (saw) adalah Utusan Allah. Dengan Syahadat ruh suci Beliau kembali kepada Allah. Ketika itu tanggal 3 Rabiul Awwal, 791 H/1388 M, pada hari Senin malam. Sesuai permintaannya Beliau dimakamkan di taman miliknya. Mengenai kejadian ini seorang Wali Agung masa itu Abdul Wahab asy-Syarani berkata: Ketika Syaikh dimakamkan di makamnya terbukalah untuk Beliau sebuah jendela ke surga, sehingga makamnya menjadi sebuah taman surga. Dua mahluk spiritual berpenampilan memesona datang dan memberi salam kepada Beliau sambil berkata “Kami telah menanti sekian lama untuk melayani Anda sejak Allah menciptakan kami dan sekarang waktunya telah tiba bagi kami untuk melayani Anda”, terhadap ucapan ini Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) menjawab “Aku tidak butuh apapun selain Dia. Aku tidak butuh kamu, aku butuh Dia”. Dengan cara seperti itu Beliau mangkat. Itulah kisah kebesaran dari Pir atau Tiang dari Tarekat Naqsyabandi yang mulia. Tarekat ini sebelum jaman Beliau dikenal sebagai Tarekat Siddiqiyah. Setelah Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral), menjadi tokoh, tarekat ini dikenal sebagai Tarekat Naqsyabandiyah.
Semoga Allah merahmati Maulana Syaikh Bahauddin Naqsyaband (ral) Copy Right 2009. Jalalludin Rumi, Disebarkan oleh Jami’ah Kanzul Arsy Ponorogo

haji 2008 ponorogo haji1 (31) ponorogo haji 2008 kbih isid ponorogo

Nafsu, Syaitan, Tipu Dunia VS Hati Nurani (Nur Kebenaran)

Alloh hati

Pada intinya jikalau mengetahui yang sebenarnya Manusia hidup (hati nurani=kebenaran) didunia ini akan jarang tertawa ,mereka akan sering termenung dan menangis karena sangat banyaknya musuh dan terus berperang melawan hawa nafsu, saitan yang akan dipertanggung jawabkan manusia sampai akhirat kelak , musuh luar yang menyesatkan manusia ialah syaitan, iblis,godaan dunia sedang musuh di dalam tubuh manusia adalah Nafsu yang  turut mendorong hamba Allah melakukan maksiat dan menghalang daripada menjalankan urusan ibadat dan urusan kebenaran. Malah, nafsulah faktor utamanya. Nafsu dikatakan kerjasama dan  bersaudara dengan syaitan, kerjasama dengan tipu daya dunia dengan  bekerjasama atau berasingan, kedua-duanya membawa kecelakaan kepada manusia. Sebagaimana syaitan, nafsu juga merupakan musuh yang amat sukar diperangi.  Antara sebab-sebabnya: Nafsu itu merupakan musuh dalam selimut, yakni ia beroperasi dalam diri manusia; Nafsu juga merupakan musang berbulu ayam, yakni ia menyamar sebagai kawan. Dengan keadaan yang demikian,  nafsu berpeluang mempengaruhi manusia melakukan kejahatan dan kemungkaran. Puncak awal bagi setiap fitnah, keaiban, kehinaan dan kecelakaan yang menimpa manusia adalah nafsunya sendiri. Ada kalanya nafsu itu bersekutu dan saling membantu dengan pengaruh-pengaruh lain, selain daripada syaitan, iaitu godaan dunia dan pengaruh jahat manusia atau makhluk lain, Apabila seseorang hamba Allah terlalu meyakini kebaikan dirinya, merasa sudah banyak pahalanya, sudah banyak amal kebaikanya  maka orang itu telah terlupa dan ditipu oleh kejahatan nafsunya. Lalu tidak disadarinya, nafsunya telah menguasai dirinya dan dia patuh dianggap teman baik nurut  kepada arahan nafsun yaitu.Karena nafsulah berlakunya kemungkaran yang sering  kali dilakukan oleh makhluk,  yaitu ingatlah peristiwa  keingkaran Iblis terhadap perintah Allah agar ia menghormati nabi Adam ‘alaihissalam. Pendurhakaan Iblis itu sudah tentu berpuncak daripada dorongan nafsu. Nafsu Iblis menyuburkan rasa takabbur dan hasad yang akhirnya memusnahkan ibadat yang telah dikerjakannya selama delapan puluh ribu tahun. Kemudian Adam dan Hawa pula melanggar larangan Allah. Ini pun akibat angkara nafsu mereka yang bersekutu dengan tipu daya Iblis, sehingga mereka dilontarkan dari syurga ke dunia  yang hina dan fana ini. Lalu dunia dengan godaannya mejadi rekan kolega  kepada nafsu dan syaitan  dalam usaha mencelakakan hati nurani manusia sehingga hari qiamat. Pembunuhan manusia yang pertama dilakukan oleh Qabil terhadap saudaranya Habil (Kedua-duanya anak-anak Adam alaihissalam). Perbuatan pembunuhan  yang pertama dilakukan oleh manusia ini juga berpuncak daripada nafsu. Qabil dikuasai oleh pengaruh nafsu ammarah dan tipu daya syaitan yang menyuburkan rasa hasut dan bakhil. Kemaksiat pula dilakukan oleh Harut dan Marut yang juga telah dikuasai oleh nafsu, nafsu syahwat. Lalu mereka melakukan pelbagai maksiat, minum arak, berzina, membunuh dan seterusnya menjadi kufur. Demikianlah, tidak wujud fitnah, maksiat, keaiban dan kesesatan di kalangan manusia  melainkan berpuncak daripada hawa nafsu mereka sendiri.  Bagaimanapun, sebagaimana binatang buas,  nafsu juga boleh ditawan, dikawal dan dijinakkan. Berdasarkan kepada cara dan tahap-tahap kejaayaan mengawalnya, maka nafsu itu dibahaghikan kepada beberapa peringkat seperti berikut :

  • Nafsu Ammarh, nafsu  yang tidak dikawal atau tidak terkawal. Inilah
  • nafsu yang buas, amat kuat mendorong manusia kepada kejahatan.
  • Nafsu Lawwamah,nafsu yang menyadarkan manusia akan  perbuatan jahat yang telah dilakukannya lalu menyesalinya.
  • Nafsu Mutmainnah,nafsu yang terkawal, sudah hilang kebuasannya. Malah sudah menjadi jinak dan tenang.
  • Nafsu Rodhiyah, nafsu yang lebih tinggi martabatnya daripada nafsu Mutamainnah.
  • Nafsu Mardhiyyah, nafsu yang paling tinggi martabat kemuliaannya.Nafsu ini hanya dilimiliki oleh para Waliyullah.

Pencapaian kepada peringkat nafsu Mutmainnah itu sudah memadai untuk mendapat keridhaan Allah. AllahTaala berfirman , artinya :
Hai nafsu (jiwa) yang tenang. Kembalilah kepada
Tuhanmu dengan ridha dan diridhakan. Maka masuklah
ke dalam golongan hamba-hamba-Ku dan masuklah ke
dalam syurgaku. (QS. 89 : 27 – 30)
Nafsu perlu dikawal untuk mencapai peringkat-peringkat yang lebih baik dan terbaik itu. Mengikut Imam al-Ghazali : Pengawalan nafsu tak boleh dilakukan secara kekerasan atau paksaan yang berlebihan. Jangan dipatahkan kehendaknya secara sekali gus, kerana ia akan mendatangkan lebih mudarat. Dengan kawalan yang sederhana, lembut, perlahan-lahan dan secara berterusan, keangkuhan nafsu dapat ditundukkan. Kadang-kadang ia boleh dipergunakan untuk tujuan kebajikan. Ia juga boleh dikurung tetapi dalam kadar masa yang tidak berpanjangan. Karena bisa jadi diam-diam, tanpa disadari, ia membebaskan dirinya. Sebab itu ia harus sentiasa diawasi dan  diladeni dengan bijaksana dan telaten.
Menurut al-Ghazali lagi : Nafsu boleh dikekang dengan kekangan takwa. Dengan itu ia akan menjadi lemah dan tunduk mengalah. Kewarakan seseorang juga boleh membelenggunya sehingga ia tidak berpeluang menjalankan peranannya.Dengan kesedaran bahawa nafsu itu musuh yang akan mendatangkan kecelakaan,  ia perlu dilemahkan dengan penghinaan. Jangan sekali-kali diberi muka dan dilayani keinginannya.
Ulamak sufi menganjurkan tiga langkah untuk melemahkan hawa nafsu:
Pertama, setiap keinginan nafsu itu hendaklah dicegah dan ditahan. Ini berarti ia dikurung atau dibelenggu. Umpama binatang liar,  apabila dikurung atau ditambat, ia menjadi jinak juga akhirnya.
Kedua, hendaklah diberikan suatu tekanan atau deraan yang berat ke atasnya. Umpama kaldai yang  liar,  apabila dilebihkan muatan beban di atas belakangnya,  nescaya ia  menjadi  lemah dan akan menurut perintah, apa lagi kalau dikurangkan rumput untuknya.
Ketiga, hendaklah sering berdoa, memohon perlindungan daripada Allah Taala agar selamat daripada angkara nafsu jahat. Langkah ini penting,  kerana hanya dengan mendapat rahmat Allah Taala, hamba-Nya akan bebas daripada pengaruh atau tuntunan nafsu,  Dalam al-Quran, Allah mengisahkan, bahawa nabi Allah Yusuf alaihissalam bersabda , artinya :
Sesungguhnya nafsu itu menyuruh kepada kejahatan
kecuali orang yang dirahmati oleh Tuhanku. (QS. 12 : 53)
Dengan ketiga-tiga langkah tersebut, nafsu yang liar dan buas akan menjadi jinak, lemah dan menurut perintah denga izin Allah. Marilah Sama2 kita perang , tumpas semua musuh kita semoga Allah SWT Meridhoi, Semoga Amien… ( Muhammad Isa al-Jambuli, copy editing and public H.M. Afthon Muzakki,ST)    heaven2 K. Hunain, K. Barit

KEUTAMAAN BULAN MUHARRAM (ASYURO’)

Ibnu Abbas ra. Bercerita : Nabi saw. Datang ke Madinah , dan beliau saw menemui orang2 yahudi yang sedang berpuasa Asyura’. Beliau bertanya dan mereka menjawab : sesungguhnya pada hari inilah Allah memenangkan Nabi Musa dan Bani Israil atas raja Fir’un, maka kamipun berpuasa untuk mengagungkanya . Dan Nabi Muhammad saw bersabda; Kami adalah orang yang lebih berhak atas nabi Musa daripada kalian. Kemudian saw memerintahkan berpuasa. Nabi Muhammad saw puasa di hari itu sebelum hirah, dan ketika memasuki kota Madina beliau memperkuat anjurannya berpuasa. Beliau saw bersabda pada akhir umurnya, “Kalau aku (saw) bisa hidup pada tahun yang akan datang sungguh aku akan berpuasa pada hari ke 9 dan hari ke 10 (bulan Muharram), Namun beliau keburu hijrah ke Rafiiqil A’la (wafat). Dan di tahun itu beliau saw belum sempat berpuasa, kecuali tanggal 10nya. Namun beliau saw mencintai puasa di hari itu tanggal 9 bahkan tanggal 11 muharram, sabdanya : Berpuasalah kalian sebelum dan sesudahnya hari ini, dan kamu berbeda dengan orang2 yahudi dimana mereka hanya berpuasa di tanggal 10nya saja. Imam Baihaqi meriwayatkan dalam Kitab Syu’bul Iman (cabang iman) barang siapa yang memberikan keleluasaan kepada keluarga dan isterinya pada hari Asyura’ , maka Allah akan meluaskan sisa waktu setahun. Dalam riwayat Imam Thabrani : sedekah satu dirham di harin Asyura sama dengan sedekah 700.000 dirham. Keutamaan hari Asyura’ banyak sekali diantaranya , Nabi Adam as diciptakan dan dimasukkan surga pada hari Asyura’, Arsy dan Kursi-Nya diciptakan  pada bulan Asyura’, langit Bumi matahari dan bintang dicipta pada hari itu juga, Nabi Ibrahim dibakar dan selamat dari api pada bulan Asyura’, Nabi Musa diselamatkan dari Fir’un setelah membelah laut merah pada hari Asyura’ juga, Nabi Idris diangkat ke langit pada bulan Asyura’, Nabi Nuh mendaratkan perahunya di Judy pada bulan Asyura’, Nabi Yunus dikeluarkan dari perut ikan pada bulan Asyura’, Nabi Ya’qub as pulih dan  penglihatanya normal pada bulan Asyura’,  Nabi Ayyub sembuh dari penyakitnya pada bulan Asyura’, Nabi Yusuf as dikeluarkan dari sumur pada bulan  Asyura’, Nabi Sulaiman diberi kekuasaan oleh Allah pada Asyura’ juga, Hujan pertama kali turun di bumi pada Bulan Asyura’. Bahkan kebaikan bulan Asyura’ , puasa di bulan Asyura’ ini lebih terkenal untuk Semua Ummat Manusia, bahkan sampai-sampai ada yang berpendapat Sesungguhnya Puasa Asyura’ adalah puasa wajib sebelum Puasa Romadhan. Namun pendapat ini dihapus. Keutamaan Bulan asyura’ seharusnya dibarengi dengan berbagai amalan yang Lillah (Kerono Alloh Ta’ala) seperti perbanyak sedekah, memberi  celak mata, membaca ayat Kursy, menjenguk orang sakit, mengusap kepala anak yatim , menggunting kuku, dan lainya dengan niat yang iklas dan khusuk krono Alloh Ta’ala (ilahi anta maqsuudi , waridhoka madlubi) dari Kitab Mukasafatul Qulub (Imam AlGhazali) Publikasi HM.Afthon Muzakki, ST.

Moh Afthon Muzakki ponorogo kyai ageng besari

JAMAAH KANZUL ARSY  WA  MANAQIBUL KAROMAH

Jamaah Kanzul Arsy Ponorogo berdiri pada 17 Agustus 2006, berdiri di Kertosari babadan Ponorogo, diawalnya Jamaah diikuti oleh para penggemar burung perkutut kung mania, akhirnya Jamaah Kanzul Arsy berubah menjadi Jamaah Kanzul Arsy Wa Manakibul Karomah yang diketuai oleh KH. Hunain dari Nglopang Magetan Jawa Timur, disusul oleh tokoh pendirinya yaitu H. M. Rofiquel Ackhsan dari Ponorogo , Pada dasarnya Jamaah diajak untuk NOTO HATI dengan amalan-amalan Dzikir dan wirid sehingga warid  yang mengarah pada amal akhirat, terakhir  Hanya Alloh SWT lah yang ada di qolbi, dibungkus dengan Thorekot Qodiriyah wal Naqsabandyah, semoga Alloh SWT meRidhoi dan selalu memberikan RahmadNya Taufik ,Hidayah , Inayah kepada jamaah Kanzul Arsy baik di Ponorogo dan Magetan. Doa “ALLOOHUMMA INNII ANGUDUBIKA MINKA”  Yaa Alloh , Saya Mohon Perlindungan denganMU , dan dariMU.

“ILAAHI ANTA MAKHSUUDI WA RIDHOKA MATHLUUBI AKINII MAHABBATIKA WA MAKHRIFATIKA” Yaa Alloh Engkaulah Tujuanku , serta RidhoMulah yang ku cari, maka itu berikanlah kecintaan terhadapMu dan berikanlah kedekatan pada Mu.

Doa KANZUL ARSY : “Imam Ghozali pernah berkata dan mengutip dari hadist rosulullah SAW ” bahwa hanya doa KANZUL ARSY lah yang tergantung di singgasana kursy Allah, semua malaikat tidak berani menanyakan kepada Allah mengapa doa itu digantung di kursi Allah?, namun ketika doa ini diberikan kepada jibril untuk diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, jibrilpun rasanya hampir tidak kuat dan hampir tidak mampu membawanya doa ini. Doa Kanzul Arsy juga merupakan Rajanya Doa, didalamnya terdapat kemuliaan bagi siapa yang mengamalkan dengan ikhlas, doa tersebut ada dua kandungan yang tersurat dan tersirat. Seperti terdapat pada “Laa ilaaha illalloh ‘Isa Ruhulloh” tersuratnya Tidak ada Tuhan Selain Alloh, Nabi Isa Ruh Alloh. tersiratnya doa sangat mendalam hakekatnya apa ada selain Alloh ?, selain Alloh tidak ada  semuanya Adam (fahami dengan betul)  , sedang kan ‘Isa Ruhulloh adalah gelar yang diberikan Alloh untuk hamba NAbi Isa  as. yang memang sudah sangat dekat dengan Alloh,  seperti gelar untuk nabi Muhammad saw “Awwalu Kholqillah ” yang artinya tersurat: Nabi Muhammad adalah makhuk terawal yg tercipta oleh Alloh , maka dari itu fahamilah Islam secara Kaffah (utuh / bulat), caranya tentunya mencari guru spiritual / Thorikoh, dengan hidayah, taufik, inayah, dan rohmatNya dan FadholNya ,Insya Alloh kita faham dengan benar (khak).

kanzul arsy ponorogo magetan kanzul arsy rihlah 2010 kanzul arsy rihlah2 2010

SALAH SATU BUKTI KEBENARAN ALQURAN

53. Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi. (QS. AlFurqaan 53)

Sungai di dalam Laut ini berada di daerah Mexico , laut dengan kedalaman 50 metres terdapat  sungai yang airnya terpisah dalam hal ini orang yang menemukanya langsung menganut agama Islam (Subhanalloh, Alhamdulillah, Laa ilaaha illalloh, Allohu Akbar) dipostkan oleh : H.M. Afthon Muzakki, ST

bukti Alquran .S. Alfurqaan 53 sungai di dalam laut sungai di dalam laut mexico sungai di dalam laut kebenaran Al-quran

MENCEGAT LAILATUL QODAR


Menurut Syeikh Abu Hasan Assazili dari kitab Hasyiah al-Qalyubi, ada beberapa rumusan yang dibuat beliau dan selama beliau mengamalkanya, beliau tidak pernah melewatkan lailatul Qadar sejak semasa baligh , yaitu :

Jika Awal Romadhan hari Ahad atau Rabu , maka lailatul qodarnya malam ke 29

Jika Awal Romadhan hari Jum’at atau Selasa, maka lailatul qodarnya malam ke 27

Jika Awal Romadhan hari Khamis, maka lailatul qodarnya malam ke 25

Jika Awal Romadhan hari Sabtu, maka lailatul qodarnya malam ke 23

Jika Awal Romadhan hari Isnin, maka lailatul qodarnya malam ke 21

Selain Rumusan diatas , banyak ulama-ulama kita yang mengajarkan untuk mengejar lailatul qodar di hari 10 terakhirnya bulan Romadhan, ini dilakukan berdasarkan hadist riwayat Asy-Syaikhan , Imam al-Bukhari, dan Imam Muslim, dari Sayyidatina Siti Aisyah RA, bahwa Rosululloh SAW bersabda : yang artinya “ Carilah Lailatul Qodar pada 10 terakhir dari bulan Ramadhan”

Ada juga ulama-ulama yang menentukan lailatul qodar dengan malam tertentu dalam setiap tahun yaitu malam ke27 Ramadhan, ini berdasarkan beberapa Hadist yang diantaranya diriwayatkan oleh Imam Ahmad dgn sanad yg shohih kpd Sayyidina Umar  RA. Dimana Rosululloh SAW bersabda: yang artinya” sesiapa yang hendak mencarinya (lailatul qodar) , maka carilah ia pada malam ke 27”

Mudah-mudahan kita selalu diberikan Hidayah, petunjuk dari Allah SWT, untuk bertemu dan menjumpai dengan malam yang istimewa tersebut, Wallahu ‘alam ,,sumber :  Bahrus Shofa,  disebarkan oleh : H.M.Afthon Muzakki, ST

MAQOM ATAU PANGKAT AULIA ALLOH SWT.

ponorogo kanzul arsy

Berikut ini sebagian Maqom / Pangkat para Aulia Alloh SWT  yang diambil dari kitab JAMI’U  KAROMATIL AULIA.

1. Qutub atau Ghauts ( 1 abad 1 orang)

2. Aimmah ( 1 abad 2 orang)

3. Autad ( 1 abad 4 orang di 4 penjuru mata angin)

4. Abdal (1 abad 7 orang tidak akan bertambah dan berkurang , apabila ada wali abdal yang Wafat , maka Alloh menggantikanya dengan mengangkat Wali Abdal yang lain ( Abdal = pengganti) Wali Abdal juga ada yang Waliyahnya ( Wanita)

5. Nuqoba’ (Naqib) ( 1 abad 12 orang di wakilkan oleh Alloh masing2 pada tiap2 bulan)

6. Nujaba’ ( 1 abad 8 orang)

7. Hawariyyun ( 1 abad 1 orang) Wali Hawariyyun diberi kelebihan oleh Alloh SWT dalam hal keberanian , Pedang (Zihad) didalam menegakkan Agama Islam di muka Bumi.

8. Rojabiyyun ( 1 abad 40 orang yang tidak akan bertambah dan berkurang , apabila ada salah satu wali rojabiyyun yang wafat , Alloh kembali mengangkat wali frojabiyyun yang lainnya, dan Alloh mengangkatnya menjadi wali khusus di bulan Rojab dari Awal bulan sampai Akhir bulan , oleh karena itu namanya Rojabiyyun.

9. Khotam (penutup wali) (1  Alam dunia hanya 1 orang) Yaitu nabi Isa AS. Ketika diturunkan kembali ke dunia , Alloh angkat menjadi Wali Khotam (Penutup)..

10. Qolbu Adam A.S. (1 abad 300 orang)

11. Qolbu Nuh A.S.( 1 abad 40 orang)

12. Qolbu Ibrohim A.S. (1 abad 7 orang)

13. Qolbu Jibril A.S. (1 abad 5 orang)

14. Qolbu Mikail A.S. (1 abad 3 orang tidak kurang dan tidak lebih Alloh selalu mengangkat wali lainnya apabila ada salah satu dari wali Qolbu Mikail yang wafat)

15. Qolbu Isrofil A.S.(1 abad 1 orang)

16. Rizalul ‘Alamul Anfas ( 1 abad 313 orang)

17. Rizalul Ghoib (1 abad 10 orang atau Jin , tidak bertambah dan tidak kurang , tiap2 Wali Rizalul Ghoib ada yang wafat seketika juga Alloh mengangkat wali Rizalul Ghoib yang lain, wali Rizalul Ghoib merupakan wali yang disembunyikan oleh Alloh  dari penglihatan makhluq2 Bumi dan Langit , tiap2 wali Rizalul Ghoib tidak dapat mengetahui wali Rizalul Ghoib yang lainnya, dan ada juga wali dengan pangkat rizalul ghoib dari golongan Jin Mu’min, semua wali Rizalul Ghoib tidak mengambil sesuatupun dari rizqi alam nyata ini, tetapi mereka mengambil atau menggunakan rizqi dari alam ghoib.

18. Adz-Dzohirun (1 abad 18 orang)

19. Rizalul Quwwatul ilahiyyah ( 1 abad 8 orang)

20. Khomsatur Rizal ( 1 abad 5 orang)

21. Rizalul Hanan (1 abad 15 orang)

22. Rizalul Haybati Wal Jalal (1 abad 4 orang)

23. Rizalul Fath (1 abad 24 orang) Alloh mewakilkannya di tiap Saat (jam) Wali Rizalul Fath tersebar diseluruh dunia, 2 orang di Yaman, 6 orang di negara barat, 4 orang di negara timur, dan sisanya di semua Jihat (Arah Mata Angin).

24. Rizalul Ma’arij ‘Ula (1 abad 7 orang)

25. Rizalut Tahtil Asfal (1 abad 21 orang)

26. Rizalul Imdad (1 abad 3 orang)

27. ILahiyyun Ruhamaniyyun (1 abad 3 orang) pangkat ini menyerupai Pangkatnya Wali Abdal

28. Rozulun Wahidun ( 1 abad 1 orang)

29. Rozulun Wahidun Markabun Mumtaz ( 1 abad 1 orang) , Wali dengan Maqom Rozulun Wahidun Markabun Mumtaz ini dilahirkan antara manusia dan Golongan Ruhanny(bukan Murni Manusia) , beliau tidak mengetahui siapa ayahnya dari golongan manusia, Wali dengan pangkat ini Tubuhnya terdiri dari 2 jenis yang berbeda , Pangkat wali ini ada juga yang menyebut “ ROZULUN BARZAKH” , sedangkan ibunya dari wali ini dari golongan Ruhanny Air INNALLOHA ‘ALA KULLI SAYIN QODIRUN” , Sesungguhnya Alloh SWT. Atas segala sesuatu Kuasa.

30. Syakhsun Ghorib ( masa di dunia hanya ada 1 orang)

31. Saqit Arofrof IbniSaqitil ‘Arsy ( 1 abad 1 orang).

32. Rizalul Ghina ( 1 abad 2 orang), sesuai nama maqomnya Rizalul Ghina “ wali ini sangat kaya ilmu agama, Kaya Ma’rifatnya kepada Alloh maupun Kaya Harta benda yang dijalankan di jalan Alloh, Pangkat Maqom ini juga ada Waliyyahnya ( Wali Wanita)

33. Syakhsun Wahidun (1 abad 1 orang)

34. Rizalun Ainit Tahkimi waz Zawaid ( 1 abad 10 orang)

35. Budala’ (1 abad 12 orang) Budala’ Jama’nya (jama’ Sigoh Muntahal Jumu’) dari Abdal tetapi bukan pangkat wali Abdal , tetapi wali Budala’

36. Rizalul Istiyaq ( 1 abad 5 orang)

37. Sittata Anfas (1 abad 6 orang) salah satu wali dari maqom ini adalah Puteranya Raja Harun Ar-Royid yaitu Syeikh Al-‘Alim Al-‘Allamah Ahmad As – Sibty.

38. Rizalul Ma’ (1 abad 124 orang) wali dengan pangkat ini beribadahnya di dalam air  diriwayatkan oleh Syeikh Abi Su’ud Ibni Syabil “ Pada suatu ketika aku berada di pinggir sungai tikrit di bagdad dan aku termenung dan terbesit dalam hatiku “ Apakah ada hamba2 Alloh yang beribadah di sungai2 atau di lautan” belum sampai perkataan hatiku tiba2 dari dalam sungai muncullah seseorang hamba yang berkata” akulah salah satu hamba Alloh yang ditugaskan untuk beribadah di dalam air” “, maka akupun mengucap salam padanya lalu dia pun membalas salam dan tiba2 orang tersebut hilang dari pandanganku.

39.Dakhilul Hizab ( 1 abad 4 orang), Wali dengan maqom Dakhilul Hizab sesuai pangkatnya, wali ini tidak dapat diketahui kewalianya oleh para wali yang lain sekalipun sekelas Qutbil Aqtab seperti Syekh Abdul Qodir Jaelani , karena wali ini ada di dalam Hizab nya Alloh., Namanya tidak tertera di Lauhil Mahfudz sebagai barisan para Aulia, Namun Nur Ilahiyyahnya dapat terlihat oleh para Aulia seperti diriwayatkan dalam kitab NITAJUL ARWAH bahwa, suatu ketika syeikh abdul Qodir jaelani melaksanakan Towaf di Baitulloh Makkah Mukarromah, tiba2 syeikh melihat seorang wanita dengan Nur Ilahiyyahnya yang begitu terang benderang, sehingga Syeikh Abdul Qodir Mukasyafahke Lauhil Mahfudz dan dilihat di Lauhil Mahfudz nama Wanita ini tidak ada dibarisan para wali2 Alloh, lalu Syeikh Abdul Qodir Al-Jailani bermunajat kepada Alloh untuk mengetahui siapa Wanita ini dan apa yang menjadi Amalnya sehingga Nur Ilahiyyahnya terpancar begitu dahsyat, Kemudian Alloh memerintah Malaikat Jibril AS. untuk memberitahukan kepada Syeikh bahwa wanita tersebut adalah  Waliyyah dengan maqom / pangkat Dakhilul Hizab ”berada di dalam Hizabnya Alloh”, kisah ini mengisyaratkan kepada kita semua agar senantiasa ber Husnudhan (berbaik sangka) kepada semua Makhluq nya Alloh , sebetulnya Masih ada lagi Maqom2 Para Aulia yang tidak diketahui oleh kita , karena Alloh SWT. Menurunkan para Aulia di bumi ini dalam 1 Abad sebanyak 124.000 (seratus dua puluh empat ribu) Orang , yang mempunyai tugasnya masing2 sesuai Pangkat atau Maqomnya.

Sumber : Dari Kitab Jami’u Karomatil Aulia ,dipostkan ghaib99, Sufi Road,  di publicasikan oleh Jama’ah Kanzul Arsy  wal Manaqibul Karomah ,Ponorogo – Magetan

AZIMAT DALAM ISLAM SECARA SYAREAT-HAKEKAT

Mengamalkan doa-doa, hizib dan memakai azimat pada dasanya tidak lepas dari ikhtiar atau usaha seorang hamba, yang dilakukan dalam bentuk doa kepada Allah SWT. Jadi sebenanya, membaca hizib, dan memakai azimat, tidak lebih sebagai salah satu bentuk doa kepada Allah SWT. Dan Allah SWT sangat menganjurkan seorang hamba untuk berdoa kepada-Nya. Allah SWT berfirman:

اُدْعُوْنِيْ أَسْتَجِبْ لَكُمْ

Berdoalah kamu, niscya Aku akan mengabulkannya untukmu. (QS al-Mu’min: 60)

Ada beberapa dalil dari hadits Nabi yang menjelaskan kebolehan ini. Di antaranya adalah:

عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ الأشْجَعِي، قَالَ:” كُنَّا نَرْقِيْ فِيْ الجَاهِلِيَّةِ، فَقُلْنَا: يَا رَسُوْلَ اللهِ كَيْفَ تَرَى فِي ذَلِكَ؟ فَقَالَ: اعْرِضُوْا عَلَيّ رُقَاكُمْ، لَا بَأْسَ بِالرُّقَى مَا لَمْ يَكُنْ فِيْهِ شِرْكٌ

Dari Auf bin Malik al-Asja’i, ia meriwayatkan bahwa pada zaman Jahiliyah, kita selalu membuat azimat (dan semacamnya). Lalu kami bertanya kepada Rasulullah, bagaimana pendapatmu (ya Rasul) tentang hal itu. Rasul menjawab, ”Coba tunjukkan azimatmu itu padaku. Membuat azimat tidak apa-apa selama di dalamnya tidak terkandung kesyirikan.”
(HR Muslim [4079]).

Dalam At-Thibb an-Nabawi, al-Hafizh al-Dzahabi menyitir sebuah hadits:

Dari Abdullah bin Umar, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda, ”Apabila salah satu di antara kamu bangun tidur, maka bacalah (bacaan yang artinya) Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah SWT yang sempurna dari kemurkaan dan siksaan-Nya, dari perbuatan jelek yang dilakukan hamba-Nya, dari godaan syetan serta dari kedatangannya padaku. Maka syetan itu tidak akan dapat membahayakan orang tersebut.” Abdullah bin Umar mengajarkan bacaan tersebut kepada anak­anaknya yang baligh. Sedangkan yang belum baligh, ia menulisnya pada secarik kertas, kemudian digantungkan di lehernya.
(At-Thibb an-Nabawi, hal 167). Dengan demikian, hizib atau azimat dapat dibenarkan dalam agama Islam. Memang ada hadits yang secara tekstual mengindikasikan keharaman meoggunakan azimat, misalnya:

عَنْ عَبْدِ اللهِ قاَلَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّي اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إنَّ الرُّقًى وَالتَّمَائِمَ وَالتَّوَالَةَ شِرْكٌ

Dari Abdullah, ia berkata, Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, “’Sesungguhnya hizib, azimat dan pelet, adalah perbuatan syirik.” (HR Ahmad [3385]).

Mengomentari hadits ini, Ibnu Hajar, salah seorang pakar ilmu hadits kenamaan, serta para ulama yang lain mengatakan: “Keharaman yang terdapat dalam hadits itu, atau hadits yang lain, adalah apabila yang digantungkan itu tidak mengandung Al-Qur’an atau yang semisalnya. Apabila yang digantungkan itu berupa dzikir kepada Allah SWT, maka larangan itu tidak berlaku. Karena hal itu digunakan untuk mengambil barokah serta minta perlindungan dengan Nama Allah SWT, atau dzikir kepado-Nya.” (Faidhul Qadir, juz 6 hal 180-181) . lnilah dasar kebolehan membuat dan menggunakan amalan, hizib serta azimat. Karena itulah para ulama salaf semisal Imam Ahmad bin Hanbal dan Ibnu Taimiyyah juga membuat azimat. A-Marruzi berkata, ”Seorang perempuan mengadu kepada Abi Abdillah Ahmad bin Hanbal bahwa ia selalu gelisah apabila seorang diri di rumahnya. Kemudian Imam Ahmad bin Hanbal menulis dengan tangannya sendiri, basmalah, surat al-Fatihah dan mu’awwidzatain (surat al-Falaq dan an-Nas).” Al-Marrudzi juga menceritakan tentang Abu Abdillah yang menulis untuk orang yang sakit panas, basmalah, bismillah wa billah wa Muthammad Rasulullah, QS. al-Anbiya: 69-70, Allahumma rabbi jibrila dst. Abu Dawud menceritakan, “Saya melihat azimat yang dibungkus kulit di leher anak Abi Abdillah yang masih kecil.” Syaikh Taqiyuddin Ibnu Taimiyah menulis QS Hud: 44 di dahinya orang yang mimisan (keluar darah dati hidungnya), dst.” (Al-Adab asy-Syar’iyyah wal Minah al-Mar’iyyah, juz II hal 307-310).Namun tidak semua doa-doa dan azimat dapat dibenarkan. Setidaknya, ada tiga ketentuan yang harus diperhatikan.

1. Harus menggunakan Kalam Allah SWT, Sifat Allah, Asma Allah SWT ataupun sabda Rasulullah SAW.

2. Menggunakan bahasa Arab ataupun bahasa lain yang dapat dipahami maknanya.

3. Tertanam keyakinan bahwa ruqyah itu tidak dapat memberi pengaruh apapun, tapi (apa yang diinginkan dapat terwujud) hanya karena takdir Allah SWT. Sedangkan doa dan azimat itu hanya sebagai salah satu sebab saja.” (Al-Ilaj bir-Ruqa minal Kitab was Sunnah, hal 82-83).

KH Muhyiddin Abdusshomad
Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Islam, Ketua PCNU Jember

TATA BATIN MENGGUNAKAN AZIMAT DAN HIZIB

uang emas zaman kerajaan wengker ponorogo uang logam emas di zaman kerajaan wengker ponorogo

Pemakaian Azimat atau Hizib dapat difahamkan dengann bil-ilmi yang menekankan keTauhidan Alloh SWT. kebenaranya secara batiniah , kita mengakui bahwa segala daya dan upaya hanyalah milik Alloh, dan Alloh SWT mempunyai sifat JAIZ yang dapat menentukan segala dan terserah padaNya . seperti dengan Azimat batu akik misalnya , Tuhan menciptakan akik untuk kekebalan badan misalnya , batiniah mengatakan bahwa dengan dan dari  kekuatan Tuhan yang di ridhokan ke benda akik, maka akik tersebut berfungsi, samakan halnya dengan obat kina, misalnya dapat menyembuhkan penyakit Malaria, batiniahnya mengatakan bahwa dengan kekuatan Tuhan yang diridhokan kepada pil kina, dapat menyembuhkan penyakit malaria, bukan kekuatan dari pil nya atau pada akik nya . apakah kekuatan manusia dapat berjalan , mengangkat, dan berlari adalah dari manusia sendiri, kan tidak demikian, kita manusia hakekatnya hanya punya dosa dan lupa, semuanya kekuatan manusia adalah Rohmat dan RidhoNya yang perlu kita syukuri, tengoklah orang yang sedang sakit Stroke, dapatkah dia berjalan, mengangkat, berlari, kalau memang manusia punya kekuatan sendiri tentunya manusia tidak mau sakit stroke misalnya, coba fahamkan secara batiniah wujud semuanya adalah dari Alloh SWT.  Bedanya dengan keyakinan yang begini, akik dalamnya berkekuatan dari jin atau setan, yang begini baru namanya musrik, jadi letaknya musrik atau tidak tergantung dari batiniahnya yang menggunakan, ada rasa atau sirr terpancar kebenaran jika berkekuatan ketauhidan hanya Alloh SWT. Misalnya lagi anda dihidangkan oleh seseorang dua piring korma yang sedang masak, warnanya sama, besarnya sama tapi yang sepiring adalah hasil dari mencuri yang sepiring lagi hasil kebun sendiri, dapatkah anda mengetahui , mana yang halal dan haram, seperti itu azimat atau hizib yang ada diantara kita. Kalau seseorang sudah dapat merasa-kan , dan bashiroh terbuka , maka akan dapat memilih dua piring korma tadi mana yang halal atau dapat memilih mana akik yang diridhoi Alloh SWT. Ciri2 azimat yang diridhoi Alloh SWT antara lain : berfungsi jika dalam kondisi dorurot (terpaksa), bermuatan kalam, asma, sifat Alloh SWT, maupun Hadist Nabi Muhammad SAW. Jika si pemakai sering nahi mungkar, maka azimat tersebut nurNya yang terkandung  akan hilang secara otomatis, sipemakai akan lebih berhati2 jika bercakap, jika dipakai amal makruf akan menambah daya Nur yang tersembunyi didalam azimat. Ciri2 azimat yang batil, dholim adalah : dipakai untuk nahi mungkar semakin baik, sipemakai biasanya melaksanakan makan yang haram seperti darah, mencuri, minum alcohol dll, sipemakai tidak kenal Alloh swt, karena sudah dilingkup kekuatan setan durjana yang memang adanya untuk menyesatkan manusia dari jalan yang benar. Maka dari itu kalau kita itu manusia bil Ilmi jangan keburu menyalahkan seseorang dalam hal azimat, Tuhan mewajibkan tholibul ilmi minal mahdi ilallahdi (mencari ilmu Alloh, dari buaian ibu sampai meninggal) itu mengisyaratkan bahwa ilmu yang diturunkan Alloh SWT untuk manusia sebagai hamba Alloh itu banyak dan besar sekali, bahkan kita belajar Al-quran sendiri dari sisi Tersurat ( hal mengenai penafsiran bil akli) dan sisi Tersirat (sirr atau rasa yang timbul secara Nakli) belajarlah secara Kaffah artinya  secara utuh,  seperti contoh ayat Basmalah yang aklinya “dengan nama Alloh yang Maha Pengasih dan Penyayang” juga Naklinya Basmalah sangat Besar mencangkup Asma Alloh, bahkan berkekuatan melebihi dunia dan isinya. Manusia Juga terdiri darki Jasmani dan Rohani, jasmani jelas ada tangan , mata, mulut, kaki, kapala dll, rohani yaitu ada roso , sirr, ikhlas, taat dll, yang utama adalah rohani sebab setelah meninggal dunia ,rohani tetap hidup maka olah Rohani sangat utama dibanding olah Jasmani. NU menekankan olah Rohani dan Jasmani menggapai semuanya dari Syareat sampai Hakekat dan Makrifat . trik dan tip bagi hamba Alloh : 1. Jangan pernah suudhan dengan siapapun termasuk semua makluk Alloh SWT, 2. Pada hakekatnya pertanggungan seseorang kepada Alloh adalah  sendiri-sendiri (Nafs-Nafs), jadi jangan usil ke otrang lain 3. Menerima yang ditakdirkan oleh Alloh SWT dengan Ikhlas asalkan sudah berdoa dan berusaha semampunya. 4. podo Rekosoho marang golek Ilmu ne Gusti mongko podojoyo ho.(sunan kalijogo) 5. Jika anda pingin tidak menyesal setelah meninggal dunia ,mulailah berusaha untuk mencari ilmu batiniah (Ilmu Roso, Toto Ati, Guru wirid atau tasbih atau ikut Thorekot yang ada) ilmu Bashiroh secara betul harus  mencari Guru Mursyid / Syeikh untuk membimbing Batiniah kita, memang ada yang laduni (langsung Alloh SWT atau lewat   Nabi Hidir As) tapi jarang terjadi, ilmu hakekat yang hanya dengan membaca buku walaupun sejuta buku ditakutkan nanti setan yang menjadi gurunya (fahamkan) 6. Hendaknya jiwa dan raga sesuai atau balance (seimbang) atau JUJUR lahir batin. 7. berusaha lahir dan batin wirid Ilaahi anta makhsuudi , wariidhoka mathluubi ( Engkaulah Alloh yang saya tuju, dan RidhoMu Alloh saya cari).  SEMUA YANG ADA DARI SATU , SATU MENCANGKUP SEMUANYA. (jamaah kanzul Arsy  wal manaqibul karomah ponorogo – magetan)

SEGERA BERTAUBAT …….!!!!

afton tahlil2

Sudah terlalu banyak kesalahan, kealpaan, ghoflah (lupa) dan dosa yang menggunung atas nama diri, ketahuilah bahwa dosa dan kesalahan itu ada bukan hanya dari yang  kita sadari , sebab sangkaan manusia sering lupa , jangan sombong untuk tidak bertaubat, ingat nanti bisa kecele onde2, Dosa kecil ataupun besar sama saja dosanya tergantung Alloh SWT menerima dosa dengan Anugerahnya atau dengan PengadilanNya, Nah Jika Alloh SWT Menerima  semua Dosa dengan  Anugerahnya (kebaikan), maka tidak ada dosa besar, semua dosa telah terampuni , sebaliknya jika Alloh SWT menerima dosa dengan PengadilaNya , maka tidak ada dosa kecil, semua dosa besar dan diproses  dengan kepedihan , maka sering2lah anda berakrab dengan YA ROBB jika anda berkeinginan AnugrahNya, bertaubat berguna untuk orang yang pernah berdosa , bahkan dosa kecilpun wajib bertaubat kenapa?, sejatining dosa yang sebenarnya hanya Alloh lah yang mengetahuinya dan menanganinya semua dosa,  terkadang diri santai dan masih berlagak seperti orang yang suci, merasa diri yang penuh kehormatan, diri yang jauh dari dosa, diri yang kelak pasti akan diampuniNYA, diri yang akan jauh dari siksa neraka, dst. Kapan lagi diri sadar, isyaf, dan bertaubat, apa  sajakah yang diri tunggu? Sakaratul maut bisa menghampiri diri sewaktu-waktu. Bagaimana diri akan bertaubat pada sang Khaliq???. Pintu gerbang taubat adalah kesadaran, penyesalan diri atas segala perbuatan yang salah dan mengundang dosa. Setelah sampai pintu gerbang maka diri segera memohon maaf dan ampunan padanya. Shalat Taubat adalah salah satu pilihan bentuk aktifitasnya. Sebuah shalat sunnat yang dilakukan atas nama ikhtiar untuk bertaubat kepada Allah SWT. Sang kekasih Allah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, seperti yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi, Abi Dawud dan dihasankan oleh al-Albani dari Ali bin Abi Thalib r.a : Tidaklah seseorang melakukan suatu perbuatan dosa, lalu dia bangun (bangkit) dan bersuci, kemudian mengerjakan shalat, dan setelah itu memohon ampunan kepada Allah, melainkan Allah akan memberikan ampunan kepadanya”. Kemudian Rasulullah SAW membaca ayat : “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah – Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS Ali-Imran: 135). Cara untuk melaksanakan sholat taubat yaitu melakukan sholat dua raka’at pada waktu yang bebas, jadi dilakukan kapanpun,  kecuali pada waktu yang diharamkan untuk melakukan shalat. Dimungkinkan pula jumlah rakaatnya 4 sampai 6, namun tetap dilakukan dua rakaat salam. Doa untuk melakukan sholat taubat yaitu: Ushallii sunnatat taubati rak’ataini lillaahi ta’aalaa. Yang artinya: “Aku niat shalat sunat taubat dua rakaat karena Allah.”. Doa ini dibaca dalam hati saat melakukan takbiratul ikhrom pada awal sholat. yang terpenting adalah niat hanyalah untuk Allah Ta’ala semata-mata dengan hati yang ikhlas dan mengharapkan Ridho Nya. Shalat taubat hendaknya menjadi pilihan utama ketika seorang muslim merasa melakukan perbuatan dosa, maka bertaubat baginya adalah sebuah kewajiban, dann disunnahkan baginya untuk melakukan shalat taubat. Sesungguhnya berdoa dan memohon ampunan apabila dilakukan setelah suatu perbuatan ketaatan seperti shalat atau membaca al Qur’an maka doanya akan dikabulkan. Setelah melakukan sholat ini, anda bisa memilih beragam ritual lainnya, seperti membaca wirid, membaca alquran, lalu melengkapinya dengan doa-doa. Salah satu doa khusus yang bisa anda baca adalah: Astagfirullahal azhiim al ladzi laa ilaaha illaa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaihi taubata ‘abdin zhaalimin laa yamliku li nafsihi dharran wa laa naf’an wa laa mautan wa laa hayaatan wa laa nusyuuraa. Artinya: Saya memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung, aku mengaku bahwa tiada Tuhan melainkan Allah, Tuhan yang hidup terus selalu terjaga. Aku memohon taubat kepada-Nya, selaku taubatnya seorang hamba yang banyak berdosa, yang tidak mempunyai kekuatan untuk berbuat mudharat ataupun manfaat, untuk mati atau hidup maupun bangkit nanti.

Ilahii Lastu Lilfirdausi Ahlaa, Walaa aqwaa ‘alaa naariljahiimi, Fahab lii Taubatan waghfir Dunuu bii, Fainnaka ghofiruddambil ‘Adiimii

Doa  Taubat ini dikumandangkan oleh Abu Nawas

Artinya : Tuhanku, aku tidak layak masuk surga FirdausMu, tetapi aku tidak pula sanggup menanggung siksa nerakaMu , Dari itu Kurniakan ya Alloh, keampunan kepada ku, ampunkanlah dosa dosaku , Sesungguhnya Engkaulah Pengampun dosa-dosa besar”

Robbanaa Dholamna anfusana wainlam tagfirlana watarhamna lanakunanna minal khosirin.

Doa Taubat ini dikumandangkan oleh Nabi Adam AS.

Artinya: Ya Tuhan Kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, jika Engkau tidak mengampuni dan mengasihani kami , kami termasuk orang2 yg rugi.

Laa Ilaaha illa anta subkhanaka inni kuntu minadhoolimin

Doa Taubat ini berasal dari Nabi Yunus As. sewaktu didalam ikan Paus.

Artinya : Tidak ada Tuhan selain Alloh SWT yang Maha Suci Alloh , saya termasuk orang yang dholim.

Demikian paparan mengenai sholat taubat ini, semoga kita selalu berada dalam suasana kebatinan yang rendah diri, iman, dan taqwa, dihadapan Sang Khaliq Yang Maha Kuasa. Selalu merasa punya salah dan dosa segunung, dan bertaubat akan jauh lebih baik dari merasa tidak begitu bersalah dan punya dosa, dan lagi tidak melakukan taubat dengan bersungguh-sungguh. (dari Hamba Alloh , semoga bermanfaat…..)

SEJARAH WALI “  SYEIH JANGKUNG ” ( SARIDIN )

ponorogo kyai ageng besari sultan turki berjasa pada penyebaran islam di indonesi jamaah kanzul arsy wa manaqibul karomah ponorogo magetan

Syeih Jangkung merupakan salah satu wali agung yang menjadi pepunden (bala) kita sebagai orang muslim (islam) asli dari tanah jawa. Hikmah dan Khasiyah dari Riwayat para wali  adalah :

  1. Sebagai contoh dan tauladan yang bagus untuk mencapai derat yang tinggi di akhirat
  2. Sejatinipun  (sebenarnya) para wali tidak mati, doa dan ngalap berkahnya juga didikannya tata batin akan terus berjaya di basiroh para muslim sejati.
  3. Supaya berikhtiar terhadap fadlol Alloh SWT, kita dapat dikumpulkan dengan para wali salah satu syaratnya kita didunia harus dengan tulus menyenangi dengan sejarah para waliyalloh.
  4. Mengasah iman, islam, dan iman dengan khidmad wali, mengetahui cinta kasihnya Alloh terhadap para waliyalloh.
  5. Mengetahui dan sebagai iktibar (gambaran) untuk semua muslim riwayat ambiya’ , wali untuk mendalami kefahaman dalam taraf salik sebagai para penuju Tuhan.

Riwayat Tanah Jawa asalnya masih sangat rawan, angker serta sangar tur wingit, di tanah jawa tidak bisa diberi bibit manusia , manusia tidak bisa hidup lama di tanah jawa dikarenakan akan sangat angkernya , manusia selalu digoda dengan mbah, mbahnya setan dan dedemit, sangat tidak cocok untuk bisa sampai manusia hidup lama , terakhir dari sekian ribu manusia di jawa hanya tinggal 2 jodoh ( 4 orang) bisa hidup yang lainya binasa, akhirnya Syeih Subakir dari Samarkhan ( dekat Negeri Ruum), bersamaan dengan datangnya para waliyalloh generasi pertama ke tanah jawa ( dari Turki dan Samarkhan), Syeih Subakir menancapkan tumbal di gunung Tidar sehingga di tanah jawa dapat ditumbuhi bibit manusia sampai sekarang, namun pertemuan antara Syeih Subakir dengan Sang Mbaurekso (pimpinan dedemit) waktu itu , keputusan rapat bahwa tanah Jawa bisa dipakai perkembangan manusia terbatas sampai Tahun 2151 Masehi. (Wallohu a’lam).

Riwayat Syeih Jangkung (Saridin) termasuk wali agung juga sebagai murid dari sunan Kudus , wali yang mondroguno, berkaromah, sakti. Salah satu senjatanya bernama Keris Jangkung yang merupakan hasil karyanya sendiri, jadi Syeih Jangkung adalah seorang wali sekaligus sebagai Empu yang mampu membuat keris yang kondang keampuhanya. Syeih Jangkung juga punya Khodam (fadlol dari Alloh SWT) disebut sebagai Kebo Landoh , dan juga pernah menanam pohon asem yang sakti yang disebut asem landoh didesa landoh . desa Landoh adalah desa kelahiranya Mbah Landoh atau Syeih Jangkung atau Saridin atau Mbah Jangkung. Syeih Jangkung Masih ada benang emas keturunan dari  Nabi Muhammad SAW, Syeih Jangkung Putera dari Kyai Pegiringan dengan nama Abdullah ‘Asyiq bin Abdul Syakur bin Sultan Jampa bin maulana Sultan Magribi bin Zain Ibrohim bin Maulana Ibrohim bin Sayyidina Sahal bin Maulana Qubro bin Zain Qubro bin Zain Abidin bin Khusain bin Fatimah binti Muhammad SAW. Keturunan Syeih Jangkung yang ke 11 masih hidup (Insya Alloh) adalah juru kunci makam Syeih Jangkung yang bernama Haji Anwar. Syeih Jangkung Dua bersaudara  dengan  kakak perempuanya bernama Siti Banjur. Awal cerita diungkap bahwa atas kesalahanya Syeih Jangkung , maka kompeni menghukum Syeih dengan hukuman gantung, namun Syeih Jangkung tetap tenang pasrah tawakkal kepada Alloh SWT, apapun yang terjadi Qodlo dan Qodar  sebenarnya sudah tertulis di Lauhul Mahfud , dengan ancaman hukuman gantung tersebut Siti Banjur sebagai kakak dari Syeih Jangkung bernadar kepada Alloh SWT, jika adiknya Syeih Jangkung selamat dari hukum gantung, maka Siti Banjur mau mengadakan Tahlil serta kirim doa ke leluhur dan menyembelih kerbau dan wedus kendit untuk sodakoh ke masyarakat setempat. Syeih Jangkung sudah mau digantung, diberi tutup kain mori (kafan) tinggal nunggu hitungan , dengan tak dinyana2 gantungan tadi roboh atas pertolongan Alloh SWT, Saridin atau Syeih Jangkung dapat melarikan diri, anehnya semua orang yang berkumpul tidak tau bahwa Saridin sudah lari. Pelarian Saridin sampai pada Belambangan , Banyu Wangi, lelono (berjalan) Saridin disetiap tempat biasanya mendirikan Masjid, sebagai tandanya, berangsur Syeih Jangkung mondok, berguru kepada Sunan Kudus, oleh Sunan Kudus Syeih Jangkung ditugaskan mengisi kolah (tempat mandi santri) terus mengisi kolah dan tidak boleh berhenti sebelum full, dan tidak boleh masuk rumah sunan kalau tidak dipanggil oleh Sunan Kudus. Tugas dilaksanakan dengan baik oleh Syeih Jangkung dengan kesaktianya didapatkan Syeih jangkung sering makan ikan laut disetiap jumpai murid lain, dan hal ini sampai Sunan Kudus berkata ke Saridin perihal dari mana asalnya ikan2 yang sering dimakanya, lantas dijawab, Di Setiap Ada Air maka Ada Ikanya, lantas Sunan Kudus berkata , kalau memang begitu maka bagaimana dengan Kelapa yang didalamnya terdapat airnya, apa juga ada ikanya, lantas Saridin berkata Iya , ada , didalam buah kelapapun ada ikanya, benar saja lantas Saridin membawa 1 buah kelapa lantas disuruh memecahnya, ternyata didalam kelapa tadi terdapat dua ekor ikan jenis Bandeng dan Betheik. Dengan adanya hal tersebiut lantas Sunan Kudus berkata hai Saridin kamu tidak usah berguru disini karena ilmumu sudah mumpuni. Tetapi Syeih jangkung tetap di Kasunanan Kudus , disamping diluar gawat oleh pencarian polisi kompeni , di kasunanan juga tidak ada tambahan ilmu, maka Syeih Jangkung bertapa dibawah kakus (wc) yang biasanya digunakan oleh Sunan Kudus. Hatinyan Syeih Jangkung Nuju Sepi Tiyang (sepi manusia) amor  tai , bersama kotoran lebih baik karena sejatini manusia itu banyak kotornya , maka harus bertaubat (berbesih lebih utama). Lolos dari kejaran polisi dan mentas dari kakus (wc) Sunan kudus, Saridin mengembara sampai Demak tepatnya di dusun Buyaran , menghindar kejaran polisi berlindung di dalam rawa-rawa selama 2 bulan lamanya, lantas mentas , haus dan lapar terasa, bertemulah dengan bakul Legen ( penjual air aren) lantas dimintanya sedikit karena haus , sang bakul ga boleh minta sebab air aren ini adalah pesanan, berlanjut sampai lama akhirnya sang bakul yang bernama mbah Priyo Guno ( agak sombong) mengatakan bahwa jika kamu (Saridin) bisa menghabiskan 1 pikul ( 1pikul = 8 Bumbung ) Legen , maka gak usah bayar, Saridin menyanggupinya , dengan kesaktianya , maka habislah satu pikul legen, lantas Mbah Priyo Guno susah sebab daganganya habis padahal modal untuk hidup dan menyahur utang , kesusahan Mbah Priyo Guno dirasakan juga oleh Saridin , akhirnyan Saridin berdoa lantas salah satu bumbung legennya  mbah Priyo Guno kebak (penuh) dengan uang mas yang mencengangkan Mbah Priyo Guno. Akhirnya sadar bahwa  Syeih Jangkung adalah wali , kekasih Alloh SWT. Karena masih kagum kepada Saridin , Mbah Priyo Guno mempunyai anak perempuan yang sakit keras , disuruhnya Saridin untuk mengobatinya, dengan seksama lantas Saridin menyuruh Mbah Priyo Guno untuk menyediakan Air putih, Menyan, serta Madu . Atas Pertolongan Alloh SWT, putri tersebut sembuh total dengan singkat. Lantas Saridin disuruh menikahinya, namun saridin menolak karena masih “ngelakoni”, tugas dari Alloh SWT, meneruskan isaroh yang terjadi. Sampai dengan masih dikejarnya Syeih Jangkung oleh pihak polisi kompeni waktu itu, merasa tidak aman di tanah Jawa lantas Saridin minta hadiah dari Mbah Priyo Guno berupa dua buah Kelapa . akhirnya dikabulkan, berpamitan untuk menjalankan isaroh yang ada ,menyeberang lautan menuju Palembang (Sumatra) dengan menggunakan 2 buah kelapa tadi , selama 3 bulan sampailah di tanah Palembang , di tempat ini (palembang) lagi terjadi penyakit Pagebeluk (mungkin kolera desentri) yang waktu itu gawat untuk masyarakat, pagi sakit sore mati, sore sakit malam mati , itulah yang dialami manyarakat palembang. Maka sultan Palembang mengadakan sayembara bahwa siapa saja yang dapat menyingkirkan penyakit tersebut , maka orang tersebut akan dijadikan menantunya, lantaran Syeih Jangkung mengikhtiari penyekit tersebut Alhamdulillah penyekit tersebut tersingkir, hilang di tanah Palembang. Syeih Jangkung lantas dinikahkan dengan putrid Sultan Palembang yang bernama “Dewi Lara Sunthi” . setelah lama di Palembang dan juga Dewi Lara Sunthi juga sudah hamil, Syeih Jangkung dapat isaroh untuk pergi lagi ke tanah jawa, singkatnya dengan dua buah kelapa juga Saridin menyeberang ke tanah Jawa, mendarat di Cirebon nyatanya di Cirebon terjadi juga penyakit pagebeluk serupa, lantas Saridin dapat pula menyingkirkan penyakit tersebut, atas jasanya saridin juga dinikahkan dengan Putrinya Sultan Cirebon dengan nama “ Raden Ayu Pandan Arum”, Syeih Jangkung di Cirebon disenangi masyarakat, dielu2 kan oleh kesultanan cirebon. Tak lama Sultan Cirebon mendapat tantangan dari Sultan Banten. Saridin mengemban tugas dari Sultan Cirebon, lantas minta Tongkat “Jis Sekar Muli”, Tongkat “Kudi Sangut” , Batok “Qurais” , Payung “Agung”  untuk pergi ke Banten, di tengah jalan bertemu dengan pasukan dari Banten, pertempuranpun terjadi , Saridin melawan satu pasukan , alhasil semua pelor (peluru) dari tembakan pihak banten masuk semua ke Batok :Qurais , sehingga dengan mudah Saridin memukul mundur para pasukan dari Banten. , sejalan Saridin dengan Pandan Arum (isterinya) punya putera laki2 , namun Pandan Arum sakit keras lantas meninggal dunia. Puteranya dipasrahkan ke sultan cirebon sebab Syeih Jangkung dapat isaroh meneruskan tugas sampailah ke kota Muntilan , lantas mendirikan Masjid, terus ke Semarang dan beristirahat dibawah pohon yang besar sampai setahun (Bertapa) . sampai dirampati tumbuhan perdu dan sejenisnya , sampai sekarang tempat bertapa tersebut dinamakan “Kunden”.(di Semarang). Setelah itu Saridin meneruskan lakon sampailah di Krapyak negeri Mataram, disitu Saridin dapat isaroh untuk melihat semua hewan yang ada di kebun binatang, dengan menggunakan gethek saridin melakukan hal tersebut, dengan tatapan mata sakti, semua hewan yang ada disitu bertengkar, ngamok, gila , sama berkelahi , tidak henti siang malam  selama satu minggu penuh , dengan adanya hal tersebut maka Sultan Mataram bingung, maka bertemulah orang yang sanggup menetralkanya yaitu Saridin dengan kesaktianya Saridin meminta ke Sultan Mataram untuk membuatkan Ambeng (nasi dan lauk) sebanyak seribu Ambeng (sewu ingkung) dipakai kenduri di alun2 semua punggawa Mataram dan Masyarakat diundangnya untuk acara tersebut, namun tiba2 setelah semuanya siap dimulai saridin mengeluarkan Aji “Bala Sewu” dari diri Ghoibnya , sehingga memakan semua Ambeng yang ada , habis sama sekali, dengan hal ini Sultan Mataram (Sultan Agung) marah besar, maka ditahanlah Saridin sebab itu membuat Sultan malu ke semua orang yang hadir (sebab Ambeng sudah habis). Tercetuslah dari bibir Sultan untuk membunuh Saridin, maka Saridin diseret oleh kuda, tak mempan, lantas di baker, tak mempan, lantas diberi batu besar ditenggelamkan ke lautan, anehya beberapa saat, Saridin muncul lagi di tengah2 orang banyak, akhirnya diambilkan pusaka dari keraton Mataram  yang bernama “Cemeti Kencono” , disabetkan cemeti tersebut ke Saridin , tetapi malah Sultan sendiri yang pingsan, dengan hal tersebut maka akhirnya damai antara Sultan Mataram dengan Saridin. Bahkan Syeih Jangkung jadi bala Sultan Mataram dan dinikahkan dengan kakak perempuan sultan Mataram yang bernama “ Raden Ayu Ratna Jilnali” , dan Negara Mataram dibagi 2 kekuasaan setengah untuk Sultan Agung ,separohnya lagi untuk Syeih Jangkung (karena suaminya Raden Ayu Ratna Jilnali)., setelah aman sentosa, tiba2 datang surat tantangan dari Negeri Ruum, yang menyatakan atas haknya di tanah Jawa sebab dulu jasa dari Syeih Subakir menetralkan tanah Jawa,   atas inisiatif Syeih Jangkung Mataram harus mendatangi lebih dulu negeri Ruum, sebelum bala tentara Ruum masuk kewilayah Mataram, dengan berbekal Kantong dan Gebyok Sakti, juga Batok “Qurais” juga Tumbak “Kudi Sangut”, dengan kesaktianya melipat bumi Syeih Jangkung dan Sultan Agung sudah sampai di Alon-alon Negeri Ruum , dengan Gepyokya Saridin menangkap walang2 yang ada di alon2 sedang sultan Agung memasukkan walang2 tersebut ke kantong sakti. , orang Ruum mulai curiga dan melaporkan ke Sultan Ruum atas ada orang mata2 dari jawa. , nasehat Sultan Ruum untuk tentaranya “sing ati2 dengan orang jawa sebab terkenal kesaktianya”. Tentara Ruum mengepung Saridin dan Sultan Agung dari segala penjuru rangkap 7 barisan mengepung, terjadilah perang  2 orang lawan semua pasukan Ruum , tembakan dan babatan pedang, tombak,  Saridin mengeluarkan Batok Qurais , sehingga tembakan , pedang dan tombak semua masuk Batok  dan jadi air ( Waliyulloh kekasih Alloh), semua tentara Ruum kocar kacir seperti gabah diinteri , akhirnya Negeri Ruum menyerah kepada Saridin CS dan diturunkanlah  bendera Ruum. Dengan ibanya Sultan Ruum minta ke Saridin (Syeih Jangkung) untuk tetap hidup dan supaya Negeri Ruum supaya dibahurekso oleh Saridin, namun Saridin dan Sultan agung tidak mau menerima penyerahan negeri Ruum. Cuma berpesan ke Sultan Ruum, sewaktu-waktu kelak ada siapapun  orang jawa yang datang ke Negeri Ruum supaya dihormati sebagai saudara, dan menolong keperluanya, Lantas Sultan Ruum menyanggupinya. Setelah sukses hal tersebut Syeih Jangkung dan Sultan Agung Pergi Haji Ke Mekah dan Ziaroh Makam Nabi Muhammad saw ke Madinah, setelah selesai masih di Negara Mekah dan Medinah , Syeih Jangkung dan Sultan Agung mencari Imam Syafi’i , sebab ada isaroh untuk menemui Imam Syafii, imam yang diistihajdnya umat islam di tanah jawa ,setelah berjumpa  Sultan Agung menanyakan ke Imam Syafii, dimana terdapat tanah yang harum baunya di daerah Mataram,  maka Sang Imam menunjukkan tanah Imogiri . maka akhirnya makam Sultan Agung (Hamengkubuwana IV) dan raja2 Mataram lainya makamnya ada di IMOGIRI atas petunjuk dari IMAM SYAFI’I. setelah dari Mekah dan Madinah Syeih Jangkung kembali ke Mataram dengan kabar gembira, setelah beberapa saat Syeih Jangkung dapat isaroh untuk babat di daerah Landoh (babat di daerah kelahiranya), dan tidak tertarik hidup mewah keduniaan di Mataram , Sejatinya Waliyulloh tidak peduli atas gemerlap Dunia. Dari Kitab Riwayat Syeih Jangkung oleh : Alfakiru Masruhan Icksan “ Editing dan Terjemahkan H.M.Afthon Muzakki, ST (Jamaah Kanzul Arsy wa Manakibul Karomah,  ponorogo – Magetan) “

MAKNA hakekat GERAKAN SHOLAT

kanzul arsy
Para Muslimin wal muslimat berikut ini gambaran makna gerakan sholat dari simbol setiap gerakan dengan nara sumber dari berbagai sumber. Semoga jadi pendekatan untuk kita dan semua agar lebih memahami dan memicu untuk mempelajari lebih dalam lagi, sehingga ibadah Sholat Semakin Khusu’
1. Takbiratul Ihram (Awal dan Akhir)
Pengawalan segala sesuatu, sbgm hidup dimulai kelahiran, sesuatu yg ada pasti ada awalnya. Dengan keimanan kita yakin bahwa semuanya berawal dari Allah. Maka dengan takbir kita mengembalikan kepada segala aktivitas kita adalah karena Allah, ujung rantai dari awal segala awal, tidak karena guru, orang tua, orang lain (rantai pengetahuan bahwa kita harus Sholat) atau karena rantai rasa takut, rasa terpaksa, tapi karena ujung rantai rasa itu sendiri Allah sang Pencipta Rasa. Takbiratul Ihram sebagai starting point Sholat, simbol starting perjalan hidup. Maknanya penyerahan totalitas pada yang Maha Awal bahwa karenaNya ada dan karenaNYa melakukan perjalanan hidup,hakekat ke  Hamba an
2. Berdiri (Gerak Perjalanan)
Berdiri lambang siap berjalan menjelajahi kehidupan, karena kalo duduk tidak mungkin berjalan, Tegak artinya kehidupan harus ditegakkan (ditumbuhkan) pada ruang waktu, iman harus ditegakkan, akhlak harus ditegakkan, amalan pribadi dan amalan sosial harus ditegakkan. Hadist : Sholat adalah tiang agama (agama didirikan/ditegakkan oleh sholat). Sebagaimana pohon tegak lalu pada titik ketinggian optimum kemudian berbuah. Dalam perjalanan itu kita memakan energi di bumi lalu diproses dengan aturan hukum Allah dan memeliharanya supaya tidak dirusak hama/penyakit untuk menghasilkan buah (hakikat hidup). Buah itu untuk bekal perjalanan kehidupan selanjutnya. Tanpa tegak ruang hidup tidak ada, karena tegak, maka ada titik atas dan bawah dalam satu garis dan bergerak sehingga menciptakan ruang. Sederhananya karena kita berdiri tinggi atap rumah kita tidak kurang dari 1 m, tapi bahkan lebih tinggi dari badan kita. Sehingga ada ruang rumah yang harus diisi. Begitu juga hidup jasmani dan ruhani kita harus ditegakkan dan ruang yang dihasilkannya harus diisi dengan keimanan, amal kebaikan, kesholehan, pengabdian yang iklas kepada Allah, dsb. Dalam tegak berdiri, posisi kepala tunduk, artinya dalam perjalanan hidup akan tunduk dan patuh pada segala Hukum dan Kehendak Allah bebas dari rasa kesombongan diri.Kedua tangan memegang ulu hati, simbol bahwa hati akan selalu dijaga kebersihannya dalam menjalanan hidup di dunia.
3. Rukuk (Penghormatan)
Mengenal Allah lewat hasil ciptaanNya . Dalam perjalanan hidup, pada ruang ciptaan Allah kita menemukan, menyaksikan dan merasakan bermacam-macam hal : tanah, air, gunung, laut, hewan, sistem kehidupan, rantai makanan, rasa senang, rasa sedih, rasa marah, kelahiran, kematian, percintaan, ilmu alam, pikiran, manusia sekitar kita, Nabi Rosul , dsb pokoknya semua yang kita tahu dan kita rasa. Ini bukti bahwa Allah itu Ada sebagai Pencipta dari semua itu. KeEsaan Alloh .
Dan kita tahu apabila tanpa petunjuk para Utusan Allah (Nabi dan Rosul) kita tidak akan tahu jika semua itu ciptaan Allah, dan dengan para UtusanNya kita tahu tujuan arah hidup serta cara mengisi hidup agar selamat. Sebagai contoh : suku primitif tanpa adanya bimbingan Agama, sesuai fitrah manusia tetap mengamati alam dan menyimpulkan bahwa ada yang menciptakan, tapi tidak tahu siapa Sang Pencipta sebenarnya, sehingga diekspresikan pada penyembahan batu, patung yang dianggap memiliki kekuatan penciptaan. Jadilah kita menghormati Para Utusan Allah (Rosul, Nabi, Malaikat) yang telah mengenalkan Allah pada kita serta menghormati langit bumi berserta isinya, serta termasuk kepada siapa yang mengenalkan Tuhan kepada kita seperti orang tua, guru. Penghormatan sebagai rasa terimakasih kita bahwa kita jadi tahu Tuhan itu seperti apa. Dalam penghormatan juga sebagai dinyatakan keinginan berpartisipasi untuk ambil bagian dalam pemeliharaan Ciptaan Allah ini dan tidak ingin merusaknya. semua  pengenalan hanya dengan Ridho ,Qudrot dan IrodahNya Alloh SWT.
4. Itidal (Puja-puji pada Allah)
Kemudian kita berdiri lagi untuk mengisi perjalanan hidup dengan penuh puja dan puji pada Allah serta penuh syukur setiap saat sehingga tercipta kepatuhan dan ketaatan. Dengan mengetahui hasil ciptaan Allah maka akan tumbuh kekaguman dan kecintaan pada Allah sehingga tumbuh rasa cinta dan iklas atau dengan senang hati menjalani hidup sesuai Kehendak Allah.
5. Sujud (penyatuan diri dengan Kehendak Allah)
Jika berdiri di analogikan dengan perjalan jasadi maka Sujud dengan kaki dilipat, atau setengah berdiri adalah simbol dari perjalanan hati (rohani). Dangan sujud hati dan fikiran kita direndahkan serendahnya sebagai tanda ketundukan total pada segala kehendak Allah dan mengikuti segala kehendak Allah. Menyatu kan kehendak Allah dengan Kehendak kita. Contohnya :
Allah maunya kita Sholat, saya juga mau Sholat, kalo kata Allah jangan lakukan saya juga tidak akan lakukan, Kalau Allah tidak suka saya juga tidak suka, Kalau Allah cinta atau suka saya juga cinta dan suka pokoknya selalu sama (dan sehati) tidak akan sedikitpun bertentangan.
Dengan merekatkan kepala pada bumi dimana bumi adalah asal, tempat hidup dan tempat akhir hidup. Di bumi kita lahir di bumi kita menjalani waktu kehidupan, di bumi kita berladang amal, bumi menjadi saksi seluruh hidup kita, di bumi kita mati, di bumi kita dihukum (alam kubur). Merekatkan diri ke Bumi, bahwa awal dan akhir manusia dari dan ke bumi, berharap pada saat kematian keadaan diri kita sama saat dengan saat dilahirkan, yaitu dalam keadaan suci, sehingga bisa bertemu Allah.
Sujud dilakukan 2 kali dimaknai
Sujud pertama : penyatuan Kehendak Allah dengan Kehendak ruhani/hati/jiwa. Diselangi permohonan pada duduk antara 2 sujud
Sujud kedua : pernyataan Pengagungan Dzat Nya Allah personal antara makhluk dan Sang Pencipta, pernyataan ingin kembali pada Sang Pencipta akhir dari perjalanan.
6. Duduk antara 2 Sujud (Permohonan)
Pengungkapan berbagai permohonan pada Allah untuk memberikan segala kebutuhan yang diperlukan dalam bekal perjalanan menuju pertemuan dengan Allah, butuh sumber dukungan hidup jasmani dan ruhani, serta pemeliharaan dan perlindungan jasmani ruhani agar tetap pada jalan Allah.
7. Attahiyat : Pernyataan Ikrar
Tahap pemantapan, Karena perjalan hidup itu naik turun dan fitrah manusia tidak lepas dari sifat lupa maka perlu pemantapan yang di refresh dan diulang untuk semakin kokoh. Yaitu Ikrar Syahadat, dengan simbol pengokohan ikrar melalui telunjuk kanan. Sebelum Ikrar memberikan penghormatan untuk para Utusan Allah dan Ruh Hamba-hamba Sholeh (Auliya) yang melalui merekalah kita mengenal Allah juga melalui ajaranya kita dibimbing menujuNya dan menjadikan mereka menjadi saksi atas Ikrar kita. Sholawat menjadi pernyataan kebersediaan mengikuti apa yang diajarkan Rosululloh Muhammad SAW, dan menempatkannya sebagai pimpinan dalam perjalanan kita. Salam penghormatan kepada Bapak para Nabi Nabi Ibrohim yang menjadi bapak induk ajaran Tauhid. Kemudian diakhir dengan permohonan doa dan permohonan perlindungan dari kejahatan tipuan Dajal / Iblis untuk menjaga perjalanan tetap pada keselamatan dan berhasil mencapai Allah.
8. Salam
Salam adalah ucapan yang mengakui adanya manusia lain yang sama-sama dalam perjalanan (aspek kemasyarakatan) menunjukkan bahwa hidup ini tidak sendiri, sehingga hendaknya menyebarkan salam dan berkah kepada sesama untuk saling bahu membahu menegakkan kehidupan yang harmonis (selaras) dan tegaknya kedamaian, kesejahteraan dan keselamatan di bumi Allah.
Salam adalah penutup sekaligus awal dari mulainya praktek aplikasi Sholat dalam bentuk aktivitas kehidupan di lapangan hingga ke Sholat berikutnya. Nah salam itu simbol dari putaran yang dimulai dari kanan ke kiri dengan poros badan. Jika dihubungkan dengan Hukum Kaidah Tangan Kanan berarti arah energi ke atas, simbolisasi bahwa perjalanan digantungkan pada Allah SWT (di atas) sebagai penjamin keselamatan dalam perjalanan. 
Dari berbagai sumber : di upload oleh Jamaah kanzul arsy ponorogo, Magetan

BERBAGI PENGETAHUAN HIDUP DI ALAM KUBUR

Manusia pasti akan berjumpa dan hidup di alam dunia, hidup di alam kubur dan di alam akhirat , maka carilah ilmunya untuk di alam2 tersebut biar selamat fi dunya, fi qubri wal akhirot , penegasan ini disampaikan agar manusia yang sebagai hamba Alloh SWT untuk belajar ilmu lahir dan batin untuk ketauhidan Alloh SWT. mencari ilmu dari lahir  sampai ke liang lahat ( Tholabul ilmi minal mahdi ilallahdi). Abul-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Albaraa’ bin Aazib r.a. berkata: “Kami bersama Nabi Muhammad s.a.w keluar menghantar jenazah seorang sahabat Anshar, maka ketika sampai kekubur dan belum dimasukkan dalam lahad, Nabi Muhammad s.a.w duduk dan kami duduk disekitarnya diam menundukkan kepala bagaikan ada burung diatas kepala kami, sedang Nabi Muhammad s.a.w mengorek-ngorek dengan dahan yang ada ditangannya, kemudian ia mengangkat kepala sambil bersabda: “Berlindunglah kamu kepada Allah dari siksaan kubur.”. Nabi Muhammad s.a.w mengulangi sebanyak 3 kali.” Lalu Nabi Muhammad s.a.w bersabda:  “Sesungguhnya seorang mukmin jika akan meninggal dunia dan menghadapi akhirat (akan mati), turun padanya malaikat yang putih-putih wajahnya bagaikan matahari, membawa kafan dari syurga, maka duduk didepannya sejauh pandangan mata mengelilinginya, kemudian datang malaikulmaut dan duduk didekat kepalanya dan memanggil: “Wahai roh yang tenang baik, keluarlah menuju pengampunan, rahmat Allah dan ridhaNya.” Nabi Muhammad s.a.w bersabda lagi: “Maka keluarlah rohnya mengalir bagaikan pancuran  dari mulut kendi tempat air, maka langsung diterima dan langsung dimasukkan dalam kafan dan dibawa keluar semerbak harum bagaikan kasturi yang terharum diatasbumi, lalu dibawa naik, maka tidak melalui rombongan malaikat melainkan ditanya: “Roh siapakah yang harum ini?” Dijawab: “Roh fulan bin fulan sehingga sampai kelangit, dan disana dibukakan pintu langit dan disambut oleh penduduknya dan pada tiap-tiap langit dihantar oleh Malaikat Muqarrabun, dibawa naik kelangit yang atas hingga sampai kelangit ketujuh, maka Allah berfirman: “Catatlah suratnya amal di illiyyin. Kemudian dikembalikan ia kebumi, sebab daripadanya Kami jadikan, dan didalamnya Aku kembalikan dan daripadanya pula akan Aku keluarkan pada saatnya.” Maka kembalilah roh kejasad dalam kubur, kemudian datang kepadanya dua Malaikat untuk bertanya: “Siapa Tuhanmu?” Maka dijawab: Allah Tuhanku. Lalu ditanya: “Apakah agamamu?” Maka dijawab: “Agamaku Islam” Ditanya lagi: “Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?” Dijawab: “Dia utusan Allah“. Lalu ditanya: “Bagaimanakah kamu mengetahui itu?” Maka dijawab: “Saya membaca kitab Allah lalu percaya dan membenarkannya” Maka terdengar suara: “Benar hambaku, maka berikan padanya hamparan dari syurga serta pakaian syurga dan bukakan untuknya pintu yang menuju kesyurga, supaya ia mendapat bau syurga dan hawa syurga, lalu luaskan kuburnya sepanjang pandangan mata.”  Kemudian datang kepadanya seorang yang bagus wajahnya dan harum baunya sambil berkata: “Terimalah khabar gembira, ini saat yang telah dijanjikan Allah kepadamu.” Lalu bertanya: “Siapakah kau?” Jawabnya: “Saya amalmu yang baik.” Lalu ia berkata: Ya Tuhan, segerakan hari kiamat supaya segera saya bertemu dengan keluargaku dan kawan-kawanku.”Nabi Muhammad s.a.w bersabda: “Adapun hamba yang kafir, jika akan meninggal dunia dan menghadapi akihirat, maka turun kepadanya Malaikat dari langit yang hitam mukanya dengan pakaian hitam, lalu duduk dimukanya sepanjang pandangan mata, kemudian datang Malaikulmaut dan duduk disamping kepalanya lalu berkata: “Hai roh yang jahat, keluarlah menuju murka Allah.” Maka tersebar disemua anggota badannya, maka dicabut rohnya bagaikan mencabut besi dari bulu yang basah, maka terputus semua urat dan ototnya, lalu diterima akan dimasukkan dalam kain hitam, dan dibawa dengan bau yang sangat busuk bagaikan bangkai, dan dibawa naik, maka tidak melalui malaikat melainkan ditanya: “Roh siapakah yang jahat dan busuk itu?” Dijawab: “Roh fulan bin fulan.” dengan sebutan yang amat jelek sehingga sampai dilangit dunia, maka minta dibuka, tetapi tidak dibuka untuknya. Kemudian Nabi Muhammad s.a.w membaca ayat: “Laa tufattahu lahum abwabus samaa’i, wala yad khuluunal jannata hatta yalijal jamalu fisamil khiyaath.” (Yang artinya) “Tidak dibukakan bagi mereka itu pintu-pintu langit dan tidak dapat masuk syurga sehingga unta dapat masuk dalam lubang jarum.” Kemudian diperintahkan: “Tulislah orang itu dalam sijjin.” Kemudian dilemparkan rohnya itu bagitu sahaja sebagaimana ayat  “Waman yusyrik billahi fakaan nama khorro minassama’i fatakh thofuhuth thairu au tahwi bihirrihu fimakaanin sahiiq.” (Yang artinya) “Dan siapa mempersekutukan Allah, maka bagaikan jatuh dari langit lalu disambar deru atau dilemparkan oleh angin kedalam jurang yang curam.”  Kemudian dikembalikan roh itu kedalam jasad didlam kubur, lalu didatangi oleh dua Malaikat yang mendudukkannya lalu bertanya: “”Siapa Tuhanmu?” Maka dijawab: “Saya tidak tahu”. Lalu ditanya: “Apakah agamamu?” Maka dijawab: “Saya tidak tahu” Ditanya lagi: “Bagaimana pendapatmu terhadap orang yang diutuskan ditengah-tengah kamu?” Dijawab: “Saya tidak tahu“. Lalu ditanya: “Bagaimanakah kamu mengetahui itu?” Maka dijawab: “Saya tidak tahu” Maka terdengar suara seruan dari langit: “Dusta hambaku, hamparkan untuknya dari neraka dan bukakan baginya pintu neraka, maka terasa olehnya panas hawa neraka, dan disempitkan kuburnya sehingga terhimpit dan remuk tulang-tulang rusuknya, kemudian datang kepadanya seorang yang buruk wajahnya dan busuk baunya sambil berkata: “Sambutlah hari yang sangat jelek bagimu, inilah saat yang telah diperingatkan oleh Allah kepadamu.” Lalu ia bertanya: “Siapakah kau?” Jawabnya: “Aku amalmu yang jelek.” Lalu ia berkata: “Ya tuhan, jangan percepatkan kiamat, ya Tuhan jangan percepatkan kiamat.” Abul-Laits dengan sanadnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. berkata: “Nabi Muhammad s.a.w bersabda: “Seorang mukmin jika sakaratulmaut  didatangi oleh Malaikat dengan membawa sutera yang berisi masik (kasturi) dan tangkai-tangkai bunga, lalu dicabut rohnya bagaikan mengambil rambut didalam adunan sambil dipanggil: “Ya ayyatuhannafsul muth ma’innatur ji’i ila robbiki rodhiyatan mardhiyah.” (Yang artinya) “Hai roh yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan perasaan rela dan diridhoi. Kembalilah dengan rahmat dan keridhoan Allah.” Maka jika telah keluar rohnya langsung ditaruh diatas misik dan bunga-bunga itu lalu dilipat dengan sutera dan dibawa ke illiyyin. Adapun orang kafir jika sakaratulmaut didatangi oelh Malaikat yang membawa kain bulu yang didalamnya ada api, maka dicabut rohnya dengan kekerasan sambil dikatakan kepadanya: “Hai roh yang jahat keluarlah menuju murka Tuhammu ketempat yang rendah hina dan siksaNya, maka bila telah keluar rohnya itu, diletakkan diatas api dan bersuara seperti sesuatu yang mendidih kemudian dilipat dan dibawa ke sijjin.”  Alfaqih Abu Ja’far meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdullah bin Umar r.a. berkata: “Seorang mukmin jika diletakkan dikubur maka diperluaskan kuburnya itu hingga 70 hasta dan ditaburkan padanya bunga-bunga dan dihamparkan sutera, dan bila ia hafal sedikit dari al-quran sukup untuk penerangannya jika tidak maka Allah s.w.t. memberikan kepadanya nur cahaya penerangan yang menyerupai penerangan matahari, dan didalam kubur bagaikan pengantin baru, jika tidur maka tidak ada yang berani membangunkan kecuali kekasihnya sendiri, maka ia bangun dari tidur itu bagaikan masih kurang masa tidurnya dan belum puas. Adapun orang kafir maka akan dipersempit kuburnya sehingga menghancurkan tulang rusuknya dan masuk kedalam perutnya lalu dikirimkan kepadanya ular segemuk leher unta, maka makan dagingnya sehingga habis dan sisa tulang semata-mata, lalu dikirim kepadanya Malaikat yang akan menyiksa iaitu yang buta tuli dan bisu dengan membawa puntung dari besi yang langsung dipukulkannya, sedang Malaikat  itu tidak mendengar suara jeritannya dan tidak melihat keadaannya supaya tidak dikasihaninya, selain itu lalu dihidangkan siksa neraka itu tiap pagi dan petang.”  Abu-Laits berkata: “Siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur maka harus menjalani empat dan meninggalkan empat iaitu:1. Menjaga sembahyang lima waktu 2.Banyak bersedekah 3.Banyak membaca al-quran 4. Memperbanyak bertasbih (membaca: Subhanallah walhamdulillah wal’aa ilaha illallah wallahu akbar, walahaula wala quwata illa billah). Semua yang empat ini dapat menerangi kubur dan meluaskannya. Adapun empat yang harus ditinggalkan ialah: 1.Dusta, 2.Kianat, 3.Adu-adu, 4.  Menjaga kencing, sebab Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: “Bersih-bersihlah kamu daripada kencing, sebab umumnya siksa kubur itu kerana kencing. (Yakni hendaklah dicuci kemaluan sebersih-bersihnya.), Nabi Muhammad s.a.w bersabda: “Innallahha ta’ala kariha lakum arba’a: Al’abatsu fishsholaati, wallagh wu filqira’ati, warrafatsu fisshiyami, wadhdhahiku indal maqaabiri. (Yang artinya) Sesungguhnya Allah tidak suka padamu empat, main-main dalam sembahyang dan cuek (tidak hirau) dalam bacaan quran, berkata keji waktu puasa dan tertawa terbahak di pekuburan.”  Muhammad bin Assammaak ketika melihat kubur berkata: “Kamu jangan tertipu kerana tenangnya dan diamnya kubur-kubur ini, maka alangkah banyaknya orang yang sudah bingung didalamnya, dan jangan tertipu kerana ratanya kubur ini, maka alangkah jauh berbeza antara yang satu pada yang lain didalamnya. Maka seharusnya orang yang berakal memperbanyak ingat pada kubur sebelum masuk kedalamnya.” Sufyan Atstsauri berkata: “Siapa yang sering (banyak) memperingati kubur, maka akan mendapatkannya kebun dari kebun-kebun syurga, dan siapa yang melupakannya maka akan mendapatkannya jurang dari jurang-jurang api neraka.” Ali bin Abi Thalib r.a. berkata dalam khutbahnya: “Hai hamba Allah, berhati-hatilah kamu dari maut yang tidak dapat dihindari, jika kamu berada ditempat, ia datang mengambil kamu, dan bila kamu lari pasti akan terpegang juga, maut terikat selalu diubun-ubunmu, maka carilah jalan selamat, carilah jalan selamat dan segera-segera, sebab dibelakangmu ada yang mengejar kamu yaitu kubur, ingatlah bahawa kubur itu adakalanya kebun dari kebun-kebun syurga atau jurang dari jurang-jurang neraka dan kubur itu tiap-tiap hari berkata-kata: Akulah rumah yang gelap, akulah tempat sendirian, akulah rumah ulat-ulat.” Ingatlah sesudah itu ada hari (saat) yang lebih ngeri, hari dimana anak kecil segera beruban dan orang tua bagaikan orang mabuk, bahkan ibu yang meneteki lupa terhadap bayinya dan wanita yang bunting menggugurkan kandungannya dan kau akan melihat orang-orang bagaikan orang mabuk tetapi tidak mabuk khamar, hanya siksa Allah s.w.t. yang sangat ngeri dan dahsyat.    Ingatlah bahawa sesudah itu ada api neraka yang sangat panas dan suram dalam, perhiasannya besi dan sirnya darah bercampur nanah, tidak ada rahmat Allah s.w.t. disana. Maka kaum muslimin yang menangis. lalu ia berkata: “Dan disamping itu ada syurga yang luasnya selebar langit dan bumi, tersedia untuk orang-orang yang takwa. Semoga Allah s.w.t. melindungi kami dari siksa yang pedih dan menempatkan kami dalam darunna’iem (Syurga yang serba kenikmatan).Usaid bin Abdirrahman berkata: “Saya telah mendapat keterangan bahawa seorang mukmin jika mati dan diangkat, ia berkata: “Segerakan aku.”, dan bila telah dimasukkan dalam lahad (kubur), bumi berkata kepadanya: “Aku kasih padamu ketika diatas punggungku, dan kini lebih sayang kepadamu.” Dan bila orang kafir mati lalu diangkat mayatnya, ia berkata: “Kembalikan aku.” dan bila diletakkan didalam lahadnya, bumi berkata: “Aku sangat benci kepadamu ketika kau diatas punggungku, dan kini aku lebih benci lagi kepadamu.”  Usman bin Affan r.a. ketika berhenti diatas kubur, ia menangis, maka ditegur: “Engkau jika menyebut syurga dan neraka tidak menangis, tetapi kau menangis kerana kubur?” Jawabnya: “Nabi Muhammad s.a.w pernah bersabda: “Alqabru awwalu manazilil akhirah, fa in naja minhu fama ba’dahu aisaru minhu, wa in lam yanju minhu fama ba’dahu asyaddu minhu.” (Yang artinya)“Kubur itu pertama tempat yang menuju akhirat, maka bila selamat dalam kubur, maka yang dibelakangnya lebih ringan, dan jika tidak selamat dalam kubur maka yang dibelakangnya lebih berat daripadanya.” Abdul-Hamid bin Mahmud Almughuli berkata: “Ketika aku duduk bersama Ibn Abbas r.a., tiba-tiba datang kepadanya beberapa orang dan berkata: “Kami rombongan haji dan bersama kami ini ada seorang yang ketika sampai didaerah Dzatishshahifah, tiba-tiba ia mati, maka kami siapkan segala keperluannya, dan ketika menggali kubur untuknya, tiba-tiba ada ular sebesar lahad, maka kami tinggalkan dan menggali lain tempat juga ada ular, maka kami biarkan dan kami menggali lain tempat juga kami dapatkan ular, maka kami biarkan dan kini kami bertanya kepadamu, bagaimanakah harus kami perbuat tehadap mayat itu?” Jawab Ibn Abbas r.a.: “Itu dari amal perbuatannya sendiri, lebih baik kamu kubur sajan demi Allah andaikan kamu galikan bumi ini semua niscaya akan kamu dapat ular didalamnya.” Maka mereka kembali dan menguburkan mayat itu didalam salah satu kubur yang sudah digali itu dan ketika mereka kembali kedaerahnya mereka pergi kekeluarganya untuk mengembalikan barang-barangnya sambil bertanya kepada isterinya apakah amal perbuatan yang dilakukan oelh suaminya? Jawab isterinya: “Dia biasa menjual gandum dalam karung, lalu dia mengambil sekadar untuk makanannya sehari, dan menaruh tangkai-tangkai gandum itu kedalam karung seberat apa yang diambilnya itu.” Abul-Laits berkata: “Berita ini menunjukkan bahawa kianat itu salah satu sebab siksaan kubur dan apa yang mereka lihat itu sebagai peringatan jangan sampai kianat.”.  Ada keterangan bahawa bumi ini tiap hari berseru sampai lima kali dengan berkata: hai anak Adam, anda berjalan diatas punggungku dan kembalimu didalam perutku. Hai anak Adam, anda makan berbagai macam diatas punggungku dan anda akan dimakan ulat didalam perutku. Hai anak Adam, anda tertawa diatas punggungku, dan akan menangis didalam perutku. Hai anak Adam, anda bergembira diatas punggungku dan akan berduka didalam perutku. Hai anak Adam, anda berbuat dosa diatas punggungku, maka akan tersiksa didalam perutku. Amr bin Dinar berkata: “Ada seorang penduduk kota Madinah yang mempunyai saudara perempuan dihujung kota, maka sakitlah saudaranya itu kemudian mati, maka setelah diselesaikan persiapannya dibawa kekubur, kemudian setelah selesai menguburkan dan kembali pulang kerumah, ia teringat pada kantongan yang dibawa dan tertinggal dalam kubur, maka ia minta bantuan orang untuk menggali kubur itu kembali, dan sesudah digali kubur itu maka bertemulah dia akan kantongannya itu, ia berkata kepada orang yang membantunya itu: “Tolong aku ketepi sebentar sebab aku ingin mengetahui bagaimana keadaan saudaraku ini.” Maka dibuka sedikit lahadnya, tiba-tiba dilihatnya kubur itu menyala api, maka segera ia meratakan kubur itu dan kembali kepada ibunya lalu bertanya: “Bagaimanakah kelakuan saudaraku dahulu itu?” Ibunya berkata: “Mengapa kau menanyakan kelakuan saudaramu, padahal ia telah mati?” Anaknya tetap meminta supaya diberitahu tentang amal perbuatan saudaranya itu, lalu diberitahu bahawa saudaranya itu biasanya mengakhirkan sembahyang dari waktunya, juga cuai dalam kesucian dan diwaktu malam sering mengintai rumah-rumah tetangga untuk mendengar perbualan mereka lalu disampaikan kepada orang lain sehingga mengadu domba antara mereka, dan itulah sebabnya siksa kubur. Kerana itu siapa yang ingin selamat dari siksaan kubur haruslah menjauhkan diri dari sifat namimah (adu domba diantara tetangga dan orang lain) supaya selamat dari siksaan kubur dan mudah baginya menjawab pertanyaan Malaikat Munkar Nakier. Alabarra’ bin Aazib r.a. berkata: “Nabi Muhammad s.a.w bersabda: “Seorang mukmin jika ditanya dalam kubur, maka ia langsung  membaca Asyhadu an laa ilaha illallah wa anna Muhammad abduhu warasuluhu, maka itulah yang tersebut dalam firman Allah: Yutsabbitullahul ladzina aamanu bil qaulits tsabiti filhayatiddun ya wafil akhirah (Allah menetapkan orang-orang yang beriman dengan khalimah yang teguh dimana hidup didunia dan diakhirat (yakni khalimah laa ilaha illallah, Muhammadu Rasullullah). Dan ketetapan itu terjadi dalam tiga masa iaitu:1. Ketika melihat Malakulmaut, 2. Ketika menghadapi pertanyaan Mungkar Nakier, 3. Ketika menghadapi hisab dihari kiamat, 4. Dan ketetapan ketika melihat Malaikulmaut dalam tiga hal iaitu: 1.Terpelihara dari kekafiran, dan mendapat taufiq dan istiqamah dalam tauhid sehingga keluar rohnya dalam Islam, 2.  Diberi selamat oleh Malaikat bahawa ia mendapat rahmat, 3. Melihat tempatnya disyurga sehingga kubur menjadi salah satu kebun syurga. Adapun ketetapan ketika hisab juga dalam tiga perkara iaitu: 1.Allah s.wt. memberinya ilham sehingga dapat menjawab segala pertanyaan dengan benar, 2.Mudah dan ringan hisabnya, 3.Diampunkan segala dosanya. Ada juga yang mengatakan bahwa ketetapan itu dalam empat masa iaitu: 1.Ketika mati, 2.Didalam kubur sehingga dapat menjawab pertanyaan tanpa gentar atau takut, 3.Ketika hisab, 4.Ketika berjalan diatas sirat sehingga berjalan bagaikan kecepatan kilat. Jika ditanya tentang soal kubur bagaimanakah bentuknya, maka ulama telah membicarakannya dalam berbagai pendapat. Sebahagiannya berkata pertanyaan itu hanya kepada roh tanpa jasad dan disaat itu roh masuk kedalam jasad hanya sampai didada. Ada pendapat berkata bahawa rohnyanya diantara jasad dan kafan dan sebaiknya seorang mempercayai adanya pertanyaan dalam kubur tanpa menanyakan dan sibuk dengan caranya. Dan kita sendiri akan mengetahui bila sampai disana, maka bila ada orang menolak adanya soal Mungkar Nakier dalam kubur, maka penolakannya dari dua jalan iaitu: 1.Mereka berkata: “Ia tidak mungkin menurut perkiraan akal, sebab menyalahi kebiasaan tabiat alam.”, 2.atau mereka berkata: “Tidak ada dalil yang menguatkan.” Pendapat pertama bahawa ia tidak mungkin dalam akal kerana menyalahi kebiasaan tabiat alam. Pendapat ini berarti tak percaya kenabian dan mukjizat, sebab para Nabi itu semuanya dari manusia biasa dan tabiatnya mereka sama, tetapi mereka telah dapat bertemu dengan Malaikat dan menerima wahyu, bahkan laut telah terbelah untuk Nabi Musa a.s., demikian pula tongkatnya menjadi ular, semua kejadian itu menyalahi tabiat alam, maka orang yang menolak semua itu bererti keluar dari Islam. Jika ia berkata: “Tidak ada dalil.”, maka hadis-hadis yang diterangkan sudah cukup untuk menjadi alasan bagi orang yang akan mahu terima (faham). Firman Allah s.w.t. yang berbunyi: “Wa man a’rodho an dzikri fa inna lahu ma’i syatan dhanka wanah syuruhu yaumal qiyaamati a’ma. (Yang artinya) “Dan siapa yang mengabaikan peringatanKu (ajaranKu) maka ia akan merasakan kehidupan yang sukar (kehidupan sukar ini ketika menghadapi pertanyaan dalam kubur).”     Demikian pula ayat: “Yu tsabbitulladzina aamanu bil qoulaits tsabiti filhayatiddunia wafil akhirati. (Yang bermaksud) “Allah akan menetapkan hati orang-orang mukmin dengan khalimah yang teguh didunia dan diakhirat.”. Abu-Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Saad bin Almusayyab dari Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda: “Jika seorang mukmin telah masuk kedalam kubur, maka didatangi oleh dua Malaikat yang menguji dalam kubur, lalu mendudukkannya dan menanyainya, sedang ia mendengar suara derap sandal sepatu mereka ketika kembali, lalu ditanya oleh kedua Malaikat itu: Siapa Tuhammu, dan apakah agamamu, dan siapa Nabimu, lalu dijawab: Allah tuhanku, dan agamaku Islam dan Nabiku Nabi Muhammad s.a.w. Lalu Malaikat itu berkata: Allah yang menetapkan kau dalam khalimah itu, tidurlah dengan tenang hati. Itulah ertinya Allah menetapkan mereka dalam khalimah hak. Adapun orang kafir zalim maka Allah menyesatkan mereka dengan tidak memberi petunjuk taufiq pada mereka, sehingga ketika ditanya oleh Malaikat: Siapa Tuhanmu, apa agamamu dan siapa Nabimu, maka jawab orang kafir atau munafiq: Tidak tahu. Maka oleh Malaikat dikatakan: Tidak tahu, maka langsung dipukul sehingga jeritan suaranya terdengar semua yang dialam kecuali manusia dan jin. (Dan andaikan didengar oleh manusia pasti pingsan).  Abu Hazim dari Ibn Umar r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda kepada Umar r.a : “Bagaimanakah kau hai Umar jika didatangi oleh kedua Malikat yang akan mengujimu didalam kubur iaitu Mungkar Nakier hitam keduanya kebiru-biruan siung keduanya mengguriskan bumi, sedang rambut keudanya sampai ketanah dan suara keduanya bagaikan petir yang dahsyat, dan matanya bagaikan kilat yang menyambar?” Umar bertanya: “Ya Rasullullah, apakah ketika itu aku cukup sedar sebagaimana keadaanku sekarang ini?” Nabi Muhammad s.a.w menjawab: “Ya.” Umar berkata: “jika sedemikian maka saya selesaikan keduanya dengan izin Allah s.w.t.. Nabi Muhammad s.a.w bersabda: “sesungguhnya Umar seorang yang mendapat taufiq.”. Abul-Laits berkata: “saya telah diberitahu oleh Abul-Qasim bin Abdurrahman bin Muhammad Asysyabadzi dengan sanadnya dari Abu Hurairah r.a. berkata: Nabi Muhammad s.a.w bersabda: “Tiada seorang yang mati melainkan ia mendengkur yang didengari oleh semua binatang kecuali manusia, dan andaikata ia mendengar pasti pingsan, dan bila dihantar kekubur, maka jika solih (baik) berkata: “Segerakanlah aku, andaikan kamu mengetahui apa yang didepanku daripada kebaikan, nescaya kamu akan menyegerakan aku. Dan bila ia tidak baik maka berkata: “Jangan keburu, andaikata kamu mengtahui apa yang didepan aku daripada bahaya, nescaya kamu tidak akan keburu. Kemudian jika telah ditanam dalam kubur, didatangi oleh dua Malaikat yang hitam kebiru-biruan datang dari arah kepalanya, maka ditolak oleh sembahyangnya: Tidak boleh datang dari arahku sebab adakalanya ia semalaman tidak tidur kerana takut dari saat yang seperti ini, lalu datang dari bawah kakinya, maka ditolak oleh baktinya pada kedua orang tuanya: Jangan datang dari arahku, kerana ia biasa berjalan tegak kerana ia takut dari saat seperti ini, lalu datang dari arah kanannya, maka ditolak oleh sedekahnya: Tidak boleh datang dari arahku, kerana ia pernah sedekah kerana ia takut dari saat seperti ini, lalu ia datang dari kirinya maka ditolak oleh puasanya: Jangan datang dari arahku, kerana ia biasa lapar dan haus kerana takut saat seperti ini, lalu ia dibangunkan bagaikan dibangunkan dari tidur, lalu ia bertanya: Bagaimana pendapatmu tentang orang yang membawa ajaran kepadamu itu? Ia tanya: Siapakah itu? Dijawab: Muhammad s.a.w? Maka dijawab: Saya bersaksikan bahawa ia utusan Allah. Lalu berkata kedua Malaikat: Engkau hidup sebagai seorang mukmin, dan mati juga mukmin. Lalu diluaskan kuburnya, dan dibukakan baginya segala kehormatan yang dikurniakan Allah kepadanya. Semoga Allah memberi kita taufiq dan dipelihara serta dihindarkan dari hawa nafsu yang menyesatkan, dan menyelamatkan kami dari siksa kubur kerana Nabi Muhammad s.a.w juga berlindung kepada Allah dari siksa kubur.”  A’isyah r.a. berkata: “Saya dahulunya tidak mengetahui adanya siksa kubur sehingga datang kepadaku seorang wanita Yyahudi, minta-minta dan sesudah saya beri ia berkata: “Semoga Allah melindungi kamu dari siksa kubur. Maka saya kira keterangannya itu termasuk tipuan kaum Yahudi, lalu saya ceritakan kepada Nabi Muhammad s.a.w maka Nabi Muhammad s.a.w memberitahu kepadaku bahawa siksa kubur itu hak benar, maka seharusnya seorang muslim berlindung kepada Allah s.w.t. dari siksa kubur, dan bersiap sedia untuk menghadapi kubur dengan amal yang soleh, sebab selama ia masih hidup maka Allah s.w.t. telah memudahkan baginya segala amal soleh. Sebaliknya bila ia telah masuk kedalam kubur, maka ia akan ingin kalau dapat diizinkan, sehingga ia sangat menyesal semata-mata, kerana itu seorang yang berakal harus berfikir dalam hal orang-orang yang telah mati, kerana orang-orang yang telah mati itu, mereka sangat ingin kalau dapat akan sembahyang dua rakaat, berzikir dengan tasbih, tahmid dan tahlil, sebagaimana ketika didunia, tetapi tidak diizinkan, lalu mereka hairan pada orang-orang yang masih hidup menghambur-hamburkan waktu dalam permainan dan kelalaian semata-mata. Saudaraku jagalah dan siap-siapkan harimu, sebab ia sebagai pokok kekayaanmu, maka mudah bagimu mendapatkan atau mencari untung laba, sebab kini dagangan akhirat agak sepi dan tidak laku, kerana itu rajin-rajinlah kau mengumpulkan sebanyak mungkin daripadanya, sebab akan tiba masa dagangan itu sangat berharga sebab pada saat itu ia berharga, maka kau tidak akan dapat mencari atau mencapainya. Kami mohon semoga Allah s.w.t. memberi taufiq untuk bersiap-siap menghadapi saat keperluan dan jangan sampai menjadikan kami dari golongan yang menyesal sehingga ingin kembali kedunia tetapi tidak diizinkan, juga semoga Allah s.w.t. memudahkan atas kami sakaratulmaut, dan kesukaran kubur, demikian pula pada semua kaum muslimin dan muslimat. Aamin ya Robbal aalamin. Engkau arhamurrahimin, wahasbunallahu wani’mal wakiel, walahaula wala quwwata illa billahil aliyil adhiem.”. ya arhammarahimin, ya arhammarahimin, ya arhammarahimin farij ngalal muslimin (editor: jamaah kanzul arsy dan manaqibul karomah ponorogo)





SIMPAN GAMBAR SEJARAH ISLAM

26 02 2009

Asma'ul Husna Asma’ul Husna

NABAWI3 Masjid Nabawi
MAKAH1 2008

MAKAH1 2008

masjidil Aqsa 1999

masjidil Aqsa 1999

Al Aqsa Masjid Palestina

Al Aqsa Masjid Palestina

kabah 1970

kabah 1970

kakbah 1910

kakbah 1910

kakbah 1918

kakbah 1918

kakbah 1901

kakbah 1901

Makkah mecca 1937

Makkah mecca 1937

jabal rohmah 2008

jabal rohmah 2008

Makam Nabi Muhammad SAW

Makam Nabi Muhammad SAW

di Arofah 2008

di Arofah 2008

Sa'i di bukit Sofa dan Marwa 2008

Sa'i di bukit Sofa dan Marwa 2008

Bendera Indonesia di Mina 2008

Bendera Indonesia di Mina 2008

Arofah 1920

Arofah 1920

gunung menuju Gua Hiro'

gunung menuju Gua Hiro'

kebun kurma madina

kebun kurma madina

situasi Atas Masjid Nabawi

situasi Atas Masjid Nabawi

bermalam di Muzdalifah 2008

bermalam di Muzdalifah 2008

pedang baginda Rosul

pedang baginda Rosul

jumroh Aqobah 1920

jumroh Aqobah 1920

jamarot jaman dulu

jamarot jaman dulu

jamarot sekarang

jamarot sekarang

silsilah Nabi Muhammad saw

silsilah Nabi Muhammad saw

planing Makkah th 2020

planing Makkah th 2020

planing Makkah2 th 2020

planing Makkah2 th 2020

planing ka'bah th 2020

planing ka'bah th 2020

denah ka'bah

denah ka'bah

ka'bah banjir 1941

ka'bah banjir 1941

silsilah Rosul

silsilah Rosul

dalamnya Ka'bah

dalamnya Ka'bah

Raja dari dalam Ka'bah

Raja dari dalam Ka'bah

ka'bah Th.1920

ka'bah Th.1920

interior Ka'bah

interior Ka'bah

arah Qiblat

arah Qiblat

roudhoh Nabawi

roudhoh Nabawi

Arofah KBIH ISID Gontor 2008

Arofah KBIH ISID Gontor 2008

Makam Siti Aisyah RA

Makam Siti Aisyah RA

Masjid Kiblatain

Masjid Kiblatain

Mesjid kucing / Masjd Abu hurairoh Makkah

Masjid Kucing / Masjid Abu Hurairoh Makkah

masjid Jin di Makkah

masjid Jin di Makkah

masjid Kuba' 2008

masjid Kuba' 2008

Masjid Apung di Laut Merah Jeddah

Masjid Apung di Laut Merah Jeddah

Masjid Khishos di Jeddah

Masjid Khishos di Jeddah

Masjid Namira di Arafah

Masjid Namira di Arafah

Masjid Sulaiman di Turkey

Masjid Sulaiman di Turkey

Masjid Samara di Iraq

Masjid Samara di Iraq

Pabrik penyulingan air laut (asin) ke air tawar di Jeddah

Pabrik penyulingan air laut (asin) ke air tawar di Jeddah

Makam Baqi' Madina

Makam Baqi' Madina

Thowaf di Ka'bah Th 1920

Thowaf di Ka'bah Th 1920

Airport Jeddah Haji Th.1920

Airport Jeddah Haji Th.1920

Masjdl Aqsa and Rock Dome

Masjdl Aqsa and Rock Dome

Mata Air ZamZam

Mata Air ZamZam

Gb. specifikasi Air ZAmZAm

Gb. specifikasi Air ZAmZAm

zamzam di zaman lawas

zamzam di zaman lawas

Mata Uang Arabia Th 1327H

Mata Uang Arabia Th 1327H

Jum;atan Ka'bah Th.1906

Jum;atan Ka'bah Th.1906

Pintu Shofa di Msjd Haram Th 1900

Pintu Shofa di Msjd Haram Th 1900

Tapak Kaki Nabi Adam

Tapak Kaki Nabi Adam

Surat Rosul untuk Al Najasyi

Surat Rosul untuk Al Najasyi

Surat Rosul untuk penguasa Mesir

Surat Rosul untuk penguasa Mesir

Topi Perang Rosululloh

Baju Gamis Rosululloh SAW

Masjid Nabawi Madina 1907

Masjid Nabawi Madina 1907

Masjid Al Uraidhi

Masjid Al Uraidhi

Makam Siti Khotijah RA

Makam Siti Khotijah RA

Goa Ashabul Kahfi (dari dalam)

Makam Ma'la di Makah (abu tholib,abd Mutholib)

Makam Siti Halimah

Makam Siti Halimah

Padang Arofah Th 1918

Padang Arofah Th 1918

Sungai Nil Nabi Musa ditaruh di Kali ini (bayi)

Sungai Nil Nabi Musa ditaruh di Kali ini (bayi)

fir'aun

fir’aun
Sepeda Nabi Adam eh ternyata bukan (dari semen)

Sepeda Nabi Adam eh ternyata bukan (dari semen)

Masjid di Aziziah Janubiah Mecca 2008

Masjid di Aziziah Janubiah Mecca 2008

Habis Thowaf Ke Air Zamzam Th 1970

Habis Thowaf Ke Air Zamzam Th 1970

Pohon Zaitun di Tanah Arab

Pohon Zaitun di Tanah Arab

tasbih dari kayu pohon koka kayu perahu nabi Nuh

Tasbih dari kayu Koka (Kayu Perahu Nabi Nuh As)

Pohon langka Kokka (masih kecil)

buah kokka (buah kayu)

Kurma Nabi di Madina

Kurma Nabi di Madina

Salju di Madina (Kebun Kurma)

Salju di Madina (Kebun Kurma)

Buah Zaitun

Buah Zaitun

Unta (Perhatikan Ternyata Kakinya dengkulnya ada 2 )

Unta (Perhatikan Ternyata Kakinya dengkulnya ada 2 )

Unta berpunuk 2 indo

Unta berpunuk 2 indo

buah TiiN

buah TiiN

Buah Tiin3

Buah Tiin3

Buah Tiin Masak

Buah Tiin Masak

Nasab Baginda Rosul

Nasab Baginda Rosul

Nasab Baginda2

Nasab Baginda2

haji kapal laut jeddah 1920

haji kapal laut jeddah 1920

pasar makkah 1920

pasar makkah 1920

makam Habil anak Nabi Adam As

makam Habil anak Nabi Adam As

haji 1920

haji 1920

gua Hira 2008

gua Hira 2008

makkah view 2009

makkah view 2009

makkah view satelite 2007

makkah view satelite 2007

tower clock makkah

Royal Clock Tower Makkah





Hello world!

26 02 2009

Welcome to WordPress.com. This is your first post. Edit or delete it and start blogging!